Pernahkah kamu pikir, dengan adanya kebijakan fiskal yang tergolong pro-pertumbuhan dari Menteri Keuangan Purbaya, Indonesia akan menjadi destinasi utama bagi investor asing? Jawabannya adalah tiap kali berlaku. Pasar saham Indonesia, atau IHSG, telah mencetak rekor enam kali sejak Purbaya menjadi Bendahara Negara, membuat investor asing makin ramai untuk menanamkan investasinya di tanah air.
Pada akhirnya, hasil dari strategi pro-pertumbuhan yang diterapkan oleh Menteri Keuangan itu telah membawa IHSG melepaskan rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu Rp9.000 hingga Rp10.000. Perkiraan Purbaya terhadap Indeka Harga Saham Gabungan yang akan mencapai rekor 9.000 pada akhir tahun 2025 memang sudah didukung oleh tren IHSG yang masih berada di kisaran harga 8.000.
Dari segi investor, mereka secara aktif menganalisis arah kebijakan yang disampaikan pemerintah dan menentukan portofolio sahamnya berdasarkan kebijakan tersebut. Hal ini ditunjukkan dalam tren penjualan asing yang lebih tinggi dibandingkan pembelian, namun pada akhirnya trend belanjaan asing masih berorientasi untuk membeli.
Selama masa kebijaksanaannya sebagai Bendahara Negara, investor asing juga terus meningkat jumlahnya serta nilai aset yang mereka kelola. Namun, hal ini tidak berarti Indonesia bukan lagi destinasi utama bagi para investor asing.
Pada akhirnya, hasil dari strategi pro-pertumbuhan yang diterapkan oleh Menteri Keuangan itu telah membawa IHSG melepaskan rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu Rp9.000 hingga Rp10.000. Perkiraan Purbaya terhadap Indeka Harga Saham Gabungan yang akan mencapai rekor 9.000 pada akhir tahun 2025 memang sudah didukung oleh tren IHSG yang masih berada di kisaran harga 8.000.
Dari segi investor, mereka secara aktif menganalisis arah kebijakan yang disampaikan pemerintah dan menentukan portofolio sahamnya berdasarkan kebijakan tersebut. Hal ini ditunjukkan dalam tren penjualan asing yang lebih tinggi dibandingkan pembelian, namun pada akhirnya trend belanjaan asing masih berorientasi untuk membeli.
Selama masa kebijaksanaannya sebagai Bendahara Negara, investor asing juga terus meningkat jumlahnya serta nilai aset yang mereka kelola. Namun, hal ini tidak berarti Indonesia bukan lagi destinasi utama bagi para investor asing.