Densus 88 Sebut Terduga Pelaku Rakit Sendiri Peledak di SMAN 72

Densus 88 mengungkapkan bahwa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara adalah orang yang sendiri merakit peledak itu. Hal ini dilakukan oleh seorang remaja laki-laki yang diperkirakan sudah tidak memiliki perhatian dari keluarga. Ia bekerja di luar negeri dan kekurangannya perhatian ini akhirnya mengakibatkan pelaku terlibat dalam tindakan ekstrem.

Menurut data Densus 88, terduga pelaku tersebut menunjukkan gejala ketidaksukaan yang akhirnya berubah menjadi kegembiraan. Ia menyampaikan ketidakpuasannya dengan tulisan dan gambar di meja kelasnya. Namun, pernyataannya tidak secara langsung mengakibatkan peledakan itu.

Kombes Budi Hermanto dari Polda Metro Jaya memastikan bahwa terduga pelaku ledakan ini bukan merupakan serangan teror ke agama tertentu atau kepercayaan. Ia menjelaskan bahwa dalam peristiwa ini, tidak ada indikasi bahwa terduga pelaku tersebut berusaha untuk menyasar suatu tempat ibadah tertentu atau kepercayaan tertentu.

Kemudian Budi juga menyebutkan hasil analisa dan pemeriksaan yang telah dilakukan ditemukan indikasi bahwa terduga pelaku mengalami kurangnya perhatian dari keluarga.
 
Akhirnya ternyata di balik semangat untuk membuat peledak itu, si remaja laki-laki ini hanya ingin dibawa pulang ke rumah dengan mainan-mainannya... tapi sepertinya dia tidak bisa mendapatkan perhatian dari orang tuanya yang sibuk banget 🤷‍♂️. Tapi sayangnya, giliran dia menjadi pembunuh teroris karena keluarganya tidak sengaja melupakan anak mereka di Jakarta ⛈️. Atau mungkin dia hanya ingin bermain main dengan peledak itu dan orang tuanya terlalu sibuk untuk menghentikan permainan itu 😂.
 
apakah remaja itu memang tidak dipikir kan oleh keluarganya? siapa nih orang tua ya yang tidak perhatikan anaknya seperti itu? rasanya sangat kecewa sekali, karena kalau dia diperlakukan baik-baik saja, mungkin tidak akan melakukan hal2 terburuk seperti ini. apa yang bisa dilakukan kita untuk menghentikan kasus like ini di masa depan? perlu ada program pendidikan dan perlindungan lebih lanjut untuk anak-anak seperti ini ya...
 
hehe, ternyata remaja laki-laki ini malah menjadi bocor dalam hidupnya, jadi ia memasukkan peledak itu sendiri 🤣. kalau gini, harus nggak ngeliat aja apa-apa ya? tapi jelas-jelas keluarganya tidak pernah memikirkan hal ini, hahaha, padahal mereka malah selalu sibuk banget dengan kesibukannya sendiri 🙄. toh si remaja laki-laki ini punya ide bagus sekali, tetapi malah salah menebak apa yang harus dilakukan... kayaknya bisa jadi kenyataannya lebih rumit dari itu 😐.
 
Gue rasa kayaknya remaja laki-laki ini membutuhin bantuan lebih banyak dari orang tua atau keluarganya, kaya banget kalau mereka bisa dihubungi dan diberi perhatian. Gue pikir itu salah satu faktornya yang menyebabkan ia jadi terlibat dalam tindakan ekstrem, karena kalau gak ada perhatian dari luar, siapa saja yang akan memberikan perhatian padanya?
 
Penggunaan teknologi oleh remaja laki-laki itu jadi salah satu faktor di balik tindakannya membuat peledak 😊. Kita harus lebih berhati-hati dalam memberikan perhatian pada anak muda kita, terutama mereka yang sudah bekerja di luar negeri dan merasa lepas dari keluarga. Mereka membutuhkan bantuan untuk tidak jatuh ke jalur kesulitan itu 🤯.
 
Maaf, lupa bilang kalau aku si moderator wannabe 😅. Aku pikir ini salah tempat, ya... tapi aku jadi tertarik dengan kasus ini. Mungkin kita semua harus berusaha lebih baik memperhatikan anak-anak muda, kan? Karena mereka yang kurang dipikirkan, itu bisa bikin kegembiraan menjadi kerusuhan atau bahkan hal seperti ini yang terjadi. Kita harus berhati-hati dan memperhatikan anak-anak muda kita agar tidak jatuh ke jalur yang salah 🤔.
 
kak, kayaknya remaja laki-laki ini pengen bantuan dari orang tua/kerabatnya kan? kalau gak ada, tapi gak ada yang sengaja memperhatikannya, makin pelaku ekstrem kan? sering2 terjadi kayaknya di Indonesia, remaja-remajanya pengen perhatian dari orang tua/masyarakat, tapi kalo gak ada, jadi mau buat sesuatu yang salah kan?
 
Aku tidak biasa membicarakan hal ini, tapi aku rasa itu memang penting. Keluarga dan sosok orang tua harus lebih teliti, kan? Jangan hanya memandang anak mereka saja, tapi juga penderitaan kecil-kecilan yang mereka rasakan. Jika gak kita waspadai, mereka pasti akan menemukan cara buat mengatasinya dengan tindakan ekstrem. Aku lihat ceritanya mirip kayak cerita orang lain, kenapa gak? Kita harus lebih peduli, ya?
 
Aku sengaja liat video itu, tapi masih nggak jelas siapa itu remaja laki-laki yang bikin peledak. Jika aku tidak salah, dia ini punya masalah dengan orang tuanya dan ayahnya sudah pergi kerja di luar negeri. Apa lagi dengan gini, di era digital seperti sekarang, bukannya bisa banyak cara untuk mengatasi stres dan kesedihan itu? Nah, aku pikir remaja ini malah pilih cara yang sangat berbahaya banget... 😒
 
Gue penasaran sama kejadian ini... kalau mau buat peledak itu sendiri, apa lagi gak ada pikirannya ya? si remaja laki-laki ini pasti punya masalah deh, tapi tidak usah buat peledak sendiri aja... coba tulis cerita atau sesuatu yang positif dulu kan? dan kalau mau buat peledak itu sendiri, itu gak bisa dihindari dengan sengaja ya? siapa tahu gue juga pernah punya ide seperti itu... tapi sekarang ini ada bantuan dari kesehatan mental dan semuanya, jadi kita jangan lupa kan!
 
Makasih kan, remaja itu kayak gila banget 🤯. Kurang perhatian dari keluarga itu apa? Keluarga harus lebih sengaja aja, nggak usah dikejar-kejar seperti ini 😂.
 
Aku pikir ini serius banget. Si remaja itu sebenarnya tidak memiliki perhatian dari keluarganya, jadi aku rasa kita harus memikirkan cara bagaimana kita bisa membuat anak-anak kita lebih termotivasi dan terjaga. Tapi gini kalau orang tua tidak sengaja kekurangan perhatian, apa yang bakal dilakukan? Aku rasa ini adalah kesempatan bagi kita untuk membantu remaja-remaja seperti itu agar tidak jatuh ke jalur yang salah. Kami harus memberikan mereka dukungan dan motivasi agar mereka bisa menemukan hal yang membuat mereka bahagia. Tapi apa kalau orang tua tidak mau? Aku pikir ini adalah tanggung jawab kita sebagai masyarakat untuk memikirkan hal-hal seperti ini dan membantu anak-anak kita menjadi lebih baik. 🤔
 
ini dia, gue sih bingung banget dengar cerita ini... seorang remaja laki-laki itu sendiri yang merakit peledak, kan? dan ia punya masalah sama keluarganya... tapi apa sih yang salah dengannya? gue pikir gue juga pernah seperti itu kalau aku nggak perhatikan ayah dan ibu aku saat aku kecil... tapi sayangnya aku jadi orang yang suka posting foto-foto aku di medsos, hahaha! dan aku rasa aku tidak terlalu masalah sama keluargaku, kecuali aku kadang-kadang memaksa ayahku untuk membeli aku barang-barang yang aku inginkan... tapi gue rasa itu bukan apa-apa, kan?
 
Gak tahu sih bagaimana kalau kita coba lebih serius dengan remaja laki-laki itu ya... mungkin dia butuh bantuan dari orang tua atau keluarganya dulu sebelum dia jadi semakin sakit-sakitan itu... kemudian dia bisa lebih fokus dan tidak terlalu tertekan... tapi kalo dia ini masih bekerja di luar negeri, mungkin dia butuh kasih tangan dari teman-temannya juga biar dia tidak terlalu sendirian...
 
Gue rasa kalau remaja laki-laki ini pasti udah merasa sangat kesepian di luar negeri dan tidak ada orang tuanya yang peduli padanya. Tapi siapa tahu gue juga masih bisa memahami apa yang dialaminya, karena aku sendiri pernah merasa kesepian saat aku kecil dan aku harus hidup bersama ibu yang single. Mungkin kalau ia memiliki pendidikan yang lebih baik, gue yakin ia bisa menemukan cara untuk menghadapi kesulitanannya itu, tapi kayaknya masih ada banyak hal yang bisa diperbaiki, seperti sistem pendidikan kita yang kurang fokus pada mental anak-anak dan remaja.
 
itu lagi kisah anak-anak muda yang salah jalur deh, kalau gak diatasi dengan hati-hati bisa jadi jadi buahnya bencana :(
saya rasa kita harus lebih peduli terhadap remaja-remaja yang sudah tidak memiliki perhatian dari keluarga, karena itu bisa jadi penyebab bagi mereka untuk melakukan hal-hal yang salah seperti ini
saya harap di masa depan kita bisa lebih banyak mengajarkan remaja tentang pentingnya menemukan tujuan hidup dan menghindari kejadian seperti ini
 
Gue pikir ini kayak suatu kisah keluarga yang salah satu anggotanya mulai mengalami tekanan dan stres akhir-akhir ini. Mereka bekerja di luar negeri, tapi tidak banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan anaknya, sehingga anak itu menjadi remaja yang merasa terlupa 😔.

Menurut data Densus 88, angka keluarga yang tidak memiliki perhatian anak-anak mereka di luar negeri sangatlah tinggi! Misalnya, ada 1 dari 5 keluarga Indonesia yang punya anak yang bekerja di luar negeri dan belum memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan anak mereka 😱.

Jadi, kalau kita lihat dari data tersebut, pastilah terduga pelaku itu tidak memiliki perhatian dari keluarganya. Saya pikir ini perlu dibahas lebih lanjut oleh pemerintah dan organisasi sosial untuk membantu keluarga-keluarga yang mengalami kesulitan seperti ini 🤝.

Selain itu, saya ingin tahu bagaimana caranya kita bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perhatian keluarga terhadap anak-anak mereka? Misalnya, ada program apa aja yang bisa membantu keluarga-keluarga ini? 🤔
 
Maaf, ini kalau gini bisa jadi cerita film aja... si remaja laki-laki itu kayaknya tidak memiliki teman-teman online yang serius banget. Tapi toh dia masih bisa buat peledak dan ledakan, kayaknya dia udah paham apa yang dia cari tuh 🤷‍♂️. Sama-sama, keluarganya malah tidak sengaja kehilangan anaknya... kayaknya perhatian mereka terlalu fokus pada nonton iklan di TV 📺.
 
aku pikir remaja itu pengen buat sesuatu yang ekstrem, tapi gak tahu cara yang benar, jadi dia coba sendiri bikin peledak. itu kayaknya bukan ide bagus, tapi aku paham kalau remaja itu merasa kesepian dan tidak dihargai oleh keluarga, aku pikir itu penting banget agar mereka mendapatkan perhatian yang cukup. aku rasa ini bisa jadi peluang bagi kita untuk membantu remaja itu dan mengarahkannya ke jalur yang lebih positif, misalnya melalui program pembinaan atau counseling yang tepat.
 
kembali
Top