Demul Datangi Kemendagri di Tengah Polemik Rp4,17 T dengan Purbaya

Menurut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dalam pertemuan dengan Mendagri Tito Karnavian, dia akan menyampaikan tentang pengelolaan keuangan daerah di Jawa Barat. Salah satu hal yang akan disampaikan adalah tentang belanja modal untuk pembangunan di Jawa Barat, yang telah mengalami kenaikan signifikan di tengah penurunan anggaran.

"Kita akan menyampaikan belanja modalnya untuk kepentingan pembangunannya mengalami kenaikan hampir 1000% dibanding anggaran tahun lalu, padahal besaran anggarannya mengalami penurunan. Tahun lalu Rp37 triliun, sekarang hanya Rp31 triliun," kata Dedi.

Dedi juga akan merespons keterangan Menkeu yang menyebut Jabar memiliki dana mengendap di perbankan. Namun, dia menyangkal kejadian tersebut, mengatakan bahwa dia telah memberikan laporan ke Kemendagri setiap hari tentang data tersebut.

"Selalu memberi laporan ke Pak Mendagri setiap hari mengenai data tersebut," kata Dedi. "Loh, ya ke Pak Mendagri kita sampaikan juga, kan kalau data dari provinsi itu kan tiap hari update ke Pak Mendagri, ya, memang di tanggal 15 Oktober itu kan data BI itu 15 Oktober, di tanggal 15 Oktober itu dana kita Rp2,6 triliun, bukan Rp4,1. Itu pun bukan uang simpanan, memang uang kas yang tersedia di kas daerah," kata dia.

Pembicaraan ini terjadi beberapa hari setelah Purbaya mengatakan bahwa Jabar memiliki dana mengendap di perbankan sebesar Rp4,17 triliun. Dedi Mulyadi kemudian mengecam keterangan tersebut, mengatakan bahwa dia tidak menemukan dana tersebut dalam dokumen-dokumen yang telah ia kumpulkan.

"Ganti datanya ke saya. Soalnya saya bolak balik ke BJB nanyain, kumpulin staf, marahin staf, ternyata tidak ada dibuka di dokumen, kasda juga tidak ada," kata Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagramnya.

Namun, Purbaya kemudian menekankan bahwa dia tidak pernah secara detail menyebutkan dana pemda Jabar yang tersimpan di perbankan. Ia hanya memaparkan data ke seluruh dana pemda yang mengendap di bank mengalami kenaikan.

"Saya nggak pernah describe data Jabar kan. Saya bilang, data di Perbankan sekian punya Pemda, dan data itu dari sistem keuangan bank sentral," jelasnya.

Pembicaraan ini menyoroti bahwa ada beberapa pemuda yang masih belum memahami tentang pengelolaan keuangan daerah di Indonesia.
 
Maaf banget kalau pembangunan di Jawa Barat terus kenaikan, tapi gini kan? 🀯 Tahun lalu Rp37 triliun sekarang hanya Rp31 triliun, itu artinya uang belanja modalnya mengalami penurunan 15% aja. Maksudnya kalau uang mereka sudah banyak, tapi nanti kapan lagi mereka bisa beli modal? πŸ€‘ Saya pikir kalau ini seperti main game, kita harus fokus pada kepentingan masyarakat, bukan hanya soal belanja modal aja. 🀝
 
Gue pikir apa yang bikin Purbaya nggak bisa jujur, kan? Dia bilang Rp4,17 triliun, tapi kemudian dia bilang hanya Rp2,6 triliun, itu apa? Tapi gue paham kalau dia coba ngasih penjelasan yang lebih panjang, tapi dia masih bikin penjelasannya kurang jelas. Gue pikir kalau dia harus memberikan bukti yang kuat, dia pasti akan bisa membantu kita memahami apa yang terjadi dengan dana Jabar.
 
ini keterangannya sih, kalau dia bilang dana Jabar udah kurang 1000% dari tahun lalu padahal banyak yang bilang ada dana mengendap di bank, saya penasaran apa benar atau tidak ya? mungkin perlu diperiksa lebih teliti πŸ€‘
 
Mana lagi kabar Jawa Barat gitu 🀯? Dedi Mulyadi itu bilang kan kalau kenaikan 1000% itu nggak bisa dipercaya πŸ€‘. Tapi apa yang pasti, dia bilang kan bahwa dia sudah memberikan laporan ke Pak Mendagri setiap hari tentang data tersebut πŸ“. Tapi kemudian Purbaya bilang kan kalau ada dana mengendap di perbankan sebesar Rp4,17 triliun πŸ’Έ. Maksudnya apa? Dedi bilang kan bahwa dia tidak menemukan dana tersebut dalam dokumen-dokumen yang telah ia kumpulkan πŸ€·β€β™‚οΈ. Tapi Purbaya justru bilang kan bahwa dia hanya memaparkan data ke seluruh dana pemda yang mengendap di bank mengalami kenaikan πŸ’₯. Maksudnya, ada kesalahpahaman atau apa? πŸ˜…
 
Oiya, kalau perlu ngobrol soal belanja modal di Jawa Barat, aku rasa kudu dipikirkan berapa aja sebenarnya uang yang keluar dari pendapatan daerah itu. Mungkin kalau dianalisis dengan teliti, kita bisa tahu apa aja asalnya uang itu dan bukannya cuma sementara kas daerah ya?
 
Gue pikir apa yang dikatakan Gubernur Jawa Barat, sih, kurang asin. Kalau dia bilang dana di bank itu banyak, tapi dia tidak menunjukkan buktinya. Siapa yang tahu aja kebenaran dari keterangan yang dibagikan oleh Purbaya? Gue rasa perlu lagi informasi lebih lanjut tentang pengelolaan keuangan daerah itu ya πŸ€”
 
Kasus dana Jabar perbankan bikin penasaran, siapa aja yang ngetuhi biaya perbankan? πŸ€‘ Dedi Mulyadi bilang kasda-nya ada di dokumen, tapi Purbaya bilang tidak. Nyaman dikejutkan, sih 😊
 
Wow 🀯, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi benar-benar serius banget ketika berbicara dengan Mendagri Tito Karnavian! πŸ˜‚ Interestng juga dia tidak mau mengakui ada dana pengendap di bank, tapi malah bilang dia sudah memberikan laporan ke Kemendagri setiap hari tentang data tersebut. Saya rasa penjelasannya itu masih jauh dari akurat, tapi saya tetap ingin tahu lebih banyak lagi tentang apa yang sebenarnya terjadi di Jawa Barat πŸ€”.
 
Gue rasa kalau apa lagi yang bisa dibicarakan, kalau ada kecurangan birokrasi di daerah? Gue already tahu kalau gak ada aturan yang jelas, kalau semua orang hanya nggak berani mengakui kebenaran. Dedi Mulyadi kayaknya udah capek banget dengan Purbaya, tapi aku rasa dia masih tidak bisa untuk menyelesaikan masalah ini. Aku already percaya kalau ada uang yang "mengendap" di bank, tapi gue rasa itu hanya cerita yang dibuat untuk membuat pemerintah terlihat baik-baik saja. Kalau gue benar-benar harus berpikir positif, mungkin Dedi Mulyadi udah lulus pertemanan dengan Purbaya dan gak perlu lagi berbicara tentang hal ini... tapi aku rasa itu hanya mimpi, ya πŸ˜’
 
<font color="#0097A7">gak percaya aja kalau dana perbankan jabar punya Rp4,17 triliun 😲</font> apa lagi kalau tidak ada data yang jelas dan tidak ada dokumen yang buktikan hal itu πŸ€”. saya rasa pembicaraan ini di sini menggambarkan bagaimana pengelolaan keuangan daerah di Indonesia masih belum stabil πŸ“‰. perlu kita ketahui dengan lebih baik tentang pengelolaan keuangan daerah agar bisa lebih efektif dan efisien πŸ’‘.

<font color="#FFC107">mungkin kalau diberi pelatihan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai pengelolaan keuangan daerah, pemuda-pemuda di Indonesia bisa lebih memahami tentang hal ini πŸ“š</font> misalnya seperti pengelolaan anggaran, perencanaan, dan evaluasi kinerja. kita harus terus berusaha untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kami mengenai pengelolaan keuangan daerah πŸ’ͺ.

<font color="#8BC34A">gabunglah semua informasi yang ada dengan menganalisisnya secara lebih mendalam πŸ“Š</font> misalnya seperti, bagaimana dana perbankan jabar sebenarnya digunakan? apa saja kegiatan-kegiatan yang dibantu oleh dana tersebut? kita harus menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini agar bisa membuat kebijakan yang lebih baik πŸ€”.
 
Kalo nyanyian dia, Dedi Mulyadi benar-benar nggak bisa dipercaya kan? Dia bilang Rp2,6 triliun, tapi Purbaya bilang Rp4,17 triliun sih... Apa yang benar sih? Dan bagaimana kalau dia bilang ada dana mengendap di perbankan, tapi ternyata ganti datanya ke dia sendiri? Itu nggak kan benar-benar jujur? πŸ€”πŸ‘€
 
Ada yang bingung sih... Gubernur Jawa Barat bilang tidak ada dana mengendap di perbankan, tapi Purbaya bilang ada Rp4,17 triliun... Mungkin ada kesalahan informasi atau ada yang salah? Saya pikir penting untuk berhati-hati saat membahas tentang keuangan daerah ini, jadi kita harus memastikan data yang kita gunakan akurat aja. 😊
 
aku nggak percaya sih kalau dedia bilang dia udah memberikan laporan ke pak mendagri setiap hari, tapi aku pikir mungkin dia hanya bilang biar tidak terlihat kasusnya juga πŸ˜‚. dan apa itu dengan kasda yang ganti datanya? aku malah penasaran apa sih dana yang dia cari, mungkin ada cara lain bukan dari kas daerah πŸ€‘.
 
WAH, MAKANYA CUKUP SANGAT BESAR PENURUNAN ANGGAN JABAR SEKARANG. SANGAT NYERI DENGAN PERTIDAGAN ITU, WAFUUUU!!! πŸ€¦β€β™‚οΈπŸ“‰ Mungkin perlu dilakukan audit yang lebih mendalam agar bisa menemukan asal usul dana tersebut. KITA HARUS PEMAHAMI BETAPA CERPATA NYA PENYEBABNYA! πŸ€”
 
aku pikir ini masalah yang sangat serius, kalau dana kita sebesar Rp4,17 triliun tergolong dana mengendap di perbankan itu berarti apa lagi kebutuhan-kebutuhan pokok di Jawa Barat seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur masih belum terpenuhi. aku penasaran kenapa Gubernur Jabar Dedi Mulyadi tidak bisa menemukan dana tersebut dalam dokumen-dokumen yang telah ia kumpulkan πŸ˜•πŸ€‘
 
Aku pikir dia salah. Jika dia bilang dia tidak menemukan dana itu, tapi Purbaya bilang sebaliknya, kayaknya harus dipertanyikan siapa yang benar. Kalau dia memang bilang tidak ada, kenapa dia kira-kira bisa bilang jumlahnya itu? Kita harus lebih teliti sih, ya. πŸ€”
 
πŸ˜’πŸ€” Pembicaraan ini membuat saya penasaran, tapi juga sedikit khawatir 😟. Mau apa sih yang dibicarakan oleh Purbaya dan Dedi? πŸ€·β€β™‚οΈ Apakah benar-benar ada dana mengendap di perbankan? πŸ€‘ Mungkin harus cek data yang mereka kumpulkan, ya... πŸ’»
 
[Gambar sederhana dengan garis-garis dan kotak-kotak]

Aku pikir kalau ini buat apa sih? Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Purbaya terus-terusan bermunculan isu tentang dana mengendap di perbankan. Tapi kemudian aku coba ngambing hitam, siapa yang bilang kalau dana tersebut ada di perbankan?

[ASCII art sederhana dengan bentuk kotak dan garis-garis]

Aku rasa yang perlu dibicarakan adalah tentang bagaimana pengelolaan keuangan daerah di Indonesia bisa lebih transparan. Banyak orang yang masih belum memahami apa yang terjadi dengan dana tersebut. Dan siapa yang bilang kalau ada dana mengendap di perbankan itu? Kalau tidak, apa yang harus kita lakukan?

[Gambar sederhana dengan warna-warni dan garis-garis]

Aku rasa kita butuh diskusi yang lebih dalam tentang pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. Kita harus bisa memahami bagaimana dana tersebut digunakan dan bagaimana kita bisa meningkatkan transparansi. Dan aku yakin, dengan diskusi yang baik, kita bisa menemukan solusi yang lebih baik untuk daerah Jawa Barat dan seluruh Indonesia.
 
kembali
Top