Kita semua lahir dan tumbuh di tanah air yang kaya akan sumber daya alam, tetapi masih harus menghadapi berbagai masalah lingkungan seperti pencemuran air, tanah, dan udara. Pencemaran limbah Bahan Berbahasa Beracun (B3) dari industri adalah salah satu penyebab utama masalah ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim dan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia telah menyebabkan krisis lingkungan yang semakin parah. Sungai-sungai yang previously bebas dari limbah-industri sekarang penuh dengan sampah plastik yang berbahaya bagi lingkungan.
Kita semua memiliki peran dalam menjaga kebersihan dan keselamatan lingkungan, mulai dari rumah kita hingga industri besar. Dengan mencontoh contoh baik dari diri kita sendiri, kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan di sekitar kita.
Saya, yang lahir dan tumbuh di Pasarkemis, Kabupaten Tangerang, menyaksikan bagaimana limbah-industri berdampak nyata pada lingkungan sekitar. Kali Cirarab, sungai yang mengalir dekat rumahku, kini berwarna hitam dan menguarkan bau menyengat.
Menurut laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2021, sungai-sungai di Indonesia tercemar oleh limbah B3 dari industri serta sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada tahun 2023, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang menerima 85 aduan masyarakat terkait dugaan pencemaran lingkungan oleh industri.
Hidup di tengah kondisi ini membentuk kesadaran saya akan pentingnya menjaga lingkungan. Ketika saya menjadi bagian dari Beswan Djarum, saya merasa terpanggil untuk tidak hanya memahami masalah ini secara lebih luas, tetapi juga menawarkan solusi konkret.
Sabun tablet ramah lingkungan adalah salah satu inovasi yang saya tawarkan. Sabun tablet ini dapat larut dalam air dan memiliki bobot yang ringan, sehingga dapat dikemas dalam bahan ramah lingkungan seperti kertas daur ulang atau bioplastik berbasis pati jagung yang mudah terurai.
Kelebihan sabun tablet ini bukan hanya mengurangi penggunaan plastik, tetapi juga efisien karena secara logistik volumenya lebih ringan dan lebih kecil. Inovasi ini memungkinkan masyarakat tetap mendapatkan produk berkualitas tanpa harus meninggalkan kenyamanan, di samping dapat sekaligus berkontribusi terhadap pengurangan limbah plastik.
Gerakan kampanye dan produksi sabun tablet berbasis komunitas dapat mendorong perubahan pola konsumsi sabun di masyarakat. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Inovasi ini memungkinkan kita untuk memperhatikan bahwa mayoritas sabun pembersih isi ulang—baik sabun mandi, sabun cuci piring, maupun detergen—selalu dikemas dalam plastik sekali pakai.
Dari sinilah muncul pertanyaan: apakah mungkin kita bisa tetap menggunakan sabun tanpa menambah limbah? Melalui pencarian, riset kecil, dan diskusi dengan pelaku usaha, saya menemukan ide tentang sabun tablet ramah lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim dan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia telah menyebabkan krisis lingkungan yang semakin parah. Sungai-sungai yang previously bebas dari limbah-industri sekarang penuh dengan sampah plastik yang berbahaya bagi lingkungan.
Kita semua memiliki peran dalam menjaga kebersihan dan keselamatan lingkungan, mulai dari rumah kita hingga industri besar. Dengan mencontoh contoh baik dari diri kita sendiri, kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan di sekitar kita.
Saya, yang lahir dan tumbuh di Pasarkemis, Kabupaten Tangerang, menyaksikan bagaimana limbah-industri berdampak nyata pada lingkungan sekitar. Kali Cirarab, sungai yang mengalir dekat rumahku, kini berwarna hitam dan menguarkan bau menyengat.
Menurut laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2021, sungai-sungai di Indonesia tercemar oleh limbah B3 dari industri serta sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada tahun 2023, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang menerima 85 aduan masyarakat terkait dugaan pencemaran lingkungan oleh industri.
Hidup di tengah kondisi ini membentuk kesadaran saya akan pentingnya menjaga lingkungan. Ketika saya menjadi bagian dari Beswan Djarum, saya merasa terpanggil untuk tidak hanya memahami masalah ini secara lebih luas, tetapi juga menawarkan solusi konkret.
Sabun tablet ramah lingkungan adalah salah satu inovasi yang saya tawarkan. Sabun tablet ini dapat larut dalam air dan memiliki bobot yang ringan, sehingga dapat dikemas dalam bahan ramah lingkungan seperti kertas daur ulang atau bioplastik berbasis pati jagung yang mudah terurai.
Kelebihan sabun tablet ini bukan hanya mengurangi penggunaan plastik, tetapi juga efisien karena secara logistik volumenya lebih ringan dan lebih kecil. Inovasi ini memungkinkan masyarakat tetap mendapatkan produk berkualitas tanpa harus meninggalkan kenyamanan, di samping dapat sekaligus berkontribusi terhadap pengurangan limbah plastik.
Gerakan kampanye dan produksi sabun tablet berbasis komunitas dapat mendorong perubahan pola konsumsi sabun di masyarakat. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Inovasi ini memungkinkan kita untuk memperhatikan bahwa mayoritas sabun pembersih isi ulang—baik sabun mandi, sabun cuci piring, maupun detergen—selalu dikemas dalam plastik sekali pakai.
Dari sinilah muncul pertanyaan: apakah mungkin kita bisa tetap menggunakan sabun tanpa menambah limbah? Melalui pencarian, riset kecil, dan diskusi dengan pelaku usaha, saya menemukan ide tentang sabun tablet ramah lingkungan.