Danantara Umumkan Jalan Keluar Utang Kereta Cepat di Ujung 2025, Berapa Tahun lagi?
Danantara Umumkan Jalan Keluar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, lembaganya sedang mengkaji berbagai opsi penyelesaian utang proyek tersebut. "Karena ada Kementerian Perhubungan, ada Kemenko, ada Kemenkeu, ada DEN, Pak Luhut," ungkapnya usai konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan III 2025 di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta Selatan.
Opsi penyelesaian utang yang ditanggung PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) harus menjadi solusi yang komprehensif, jadi ke depan tidak ada potensi kerugian yang dapat menghantui KCIC maupun PT Kereta Api Indonesia (Persero). "Kita mau komprehensif. Dan ini tidak hanya dari segi finansial, tapi kita juga komunikasi dengan pemerintah China, dengan NDRC-nya," imbuh Rosan.
Selain itu, kajian mendalam terhadap opsi penyelesaian utang ini dilakukan agar nantinya dapat berdampak positif terhadap kinerja KCIC dan KAI. "Sedang berjalan (diskusi) dengan pihak China, baik dengan pemerintah China juga dengan NDRC. Itu sedang berjalan," tutur Rosan.
Dengan reformasi utang ini, diharapkan tidak akan terjadi lagi potensi default atau gagal bayar.
Danantara Umumkan Jalan Keluar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, lembaganya sedang mengkaji berbagai opsi penyelesaian utang proyek tersebut. "Karena ada Kementerian Perhubungan, ada Kemenko, ada Kemenkeu, ada DEN, Pak Luhut," ungkapnya usai konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan III 2025 di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta Selatan.
Opsi penyelesaian utang yang ditanggung PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) harus menjadi solusi yang komprehensif, jadi ke depan tidak ada potensi kerugian yang dapat menghantui KCIC maupun PT Kereta Api Indonesia (Persero). "Kita mau komprehensif. Dan ini tidak hanya dari segi finansial, tapi kita juga komunikasi dengan pemerintah China, dengan NDRC-nya," imbuh Rosan.
Selain itu, kajian mendalam terhadap opsi penyelesaian utang ini dilakukan agar nantinya dapat berdampak positif terhadap kinerja KCIC dan KAI. "Sedang berjalan (diskusi) dengan pihak China, baik dengan pemerintah China juga dengan NDRC. Itu sedang berjalan," tutur Rosan.
Dengan reformasi utang ini, diharapkan tidak akan terjadi lagi potensi default atau gagal bayar.