Danantara Bidik Saham Minimal 30% di Proyek Waste to Energy

Kita nih, kalau udah tahu tentang pembicaraan dari BPI Danantara tentang Waste to Energy ya? Mereka mau memegang kepemilikan saham minimal 30 persen di setiap proyek waste to energy, tapi bisa jadi lebih ya. Ini buat apa? Makanya aku pikir ini buat memberikan insentif bagi perusahaan swasta untuk ikut terlibat dalam proyek ini. Nah, kalau itu benar, itu bagus! Karena kita butuh banyak perusahaan yang mau ikut dan memberikan kontribusi pada pengembangan Waste to Energy di Indonesia 🌎💚. Aku berharap kebijakan ini bisa membantu mengurangi dampak lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat 🙏.
 
Aku rasa ini sangat keren banget! Proyek waste to energy ini bisa bikin kita lebih ramah lingkungan, dan juga bisa memberikan lapangan kerja banyak sekali. Aku harap BPI Danantara berhasil dalam mengembangkan proyek ini sehingga bisa membantu memenuhi kebutuhan energi yang terus berkembang di Indonesia 🌟💚.
 
Gue pikir ini suatu kebijakan yang seru banget! Pemerintah punya target membuat banyak pabrik pembakar sampah di seluruh negeri, tapi apa benarnya keuntungannya? Gue khawatir biaya konstruksi itu nggak murah-murahan aja, dan bagaimana kalau kita ganti listrik dengan energi dari sampah itu? Sampah udah banyak juga, kan! 🤯
 
Makasih banget sih kalau BPI Danantara mau membuat proyek ini, tapi aku nggak percaya sampe 100% bahwa mereka akan bisa melaksanakan niatan mereka sendiri. Kalau benar-benar mau mengurangi dampak lingkungan, maka harus ada langkah yang lebih matang dari hanya menetapkan batas minimal kepemilikan saham. Apalagi kalau ada konflik kepentingan atau penundaan proyek, aku rasa mereka akan langsung terburu-buru dan kalah lagi.

Juga, aku curiga sama sekali apa yang menjadi "insentif" yang mereka tawarkan kepada sektor swasta. Mungkin hanya cara untuk berbicara saja.
 
Makasih bro kawan! Saya suka kebijakan ini karena memang ada perusahaan yang mau ikut ambil bagian dalam pengelolaan sampah, jadi berarti kita tidak harus buang sampah sembarangan lagi. Tapi, saya masih curious siapa yang akan mengambil risiko sebesar itu? Saya juga tahu itu akan mempengaruhi biaya, bro... apa asumsi itu bisa dibantu birokrasi di Indonesia tidak akan bikin proyek ini keterlambat atau tidak bisa jalan lancar?
 
Gue penasaran nggak siapa yang ngerasa harus bantu gue bayangin keberlanjutan di era ini, tapi apa yang ada jelas adalah kita harus hati-hati dengan proyek-proyek 'kebaikan' seperti ini. Kita bisa lihat apakah proyek waste to energy benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan atau hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan investasi.

Gue juga penasaran mengapa kira-kira gak ada yang ngerasa mau bertanya siapa yang akan merasa dampak dari proyek ini, apalagi kalau kita lihat asumsi-asumsi seperti 'proses waste to energy' itu benar-benar aman untuk lingkungan.
 
kembali
Top