Ledakan bom terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara beberapa hari lalu. Menurut informasi yang diberikan Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri, kurang-lebih ada 54 korban luka-luka karena ledakan itu.
Ledakan bom terjadi saat ibadah salat Jumat berlangsung di masjid sekolah. Pihak kepolisian masih mencari penyebabnya. Menurut sumber, ada temuan benda mirip airsoft gun di lokasi kejadian, tapi belum dipastikan apakah itu senjata api atau rakitan lain.
Peristiwa ledakan bom di Indonesia sudah terjadi beberapa kali sejak 2002. Salah satunya adalah Bom Bali yang merenggut nyawa ratusan orang. Berikut ini beberapa peristiwa ledakan bom yang pernah melanda Indonesia:
Peristiwa Bom Bali I pada bulan Oktober 2002 menyebabkan 202 korban mati, sebagian besar dari wisatawan asing. Serangan itu dianggap sebagai aksi terorisme paling mematikan dalam sejarah Indonesia.
Pada tahun 2003, sebuah bom mobil bunuh diri meledak di depan Hotel JW Marriott di Jakarta dan menewaskan 12 orang, serta melukai lebih dari 150 orang. Aksi ini menjadi sinyal bahwa kelompok teroris mulai menargetkan simbol-simbol kepentingan Barat di jantung ibu kota.
Pada tahun 2005, Bom Bali II terjadi dan menyebabkan 23 korban mati, termasuk pelaku, serta melukai lebih dari 100 orang. Serangan ini mengkonfirmasi kerentanan Bali terhadap aksi teror.
Peristiwa bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott pada bulan Juli 2009 menewaskan delapan orang dan melukai puluhan lainnya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa jaringan teror masih memiliki kemampuan menembus pengamanan hotel mewah dan melakukan serangan yang terkoordinasi.
Pada tahun 2011, bom di Masjid Az-Dzikra Cirebon menewaskan seorang pelaku dan melukai puluhan orang lainnya. Ledakan ini menjadi salah satu contoh awal serangan teroris yang menargetkan aparat kepolisian secara langsung di tempat ibadah.
Peristiwa bom Sarinah pada bulan Januari 2016 menyebabkan 5 korban mati dan 20 orang terluka. Serangan ini diklaim oleh kelompok ISIS dan menandai kembalinya teror ke pusat ibu kota.
Pada tahun 2016, bom di Markas Polresta Solo menewaskan seorang pelaku dan melukai satu anggota polisi. Serangan ini mengingatkan kembali bahwa institusi kepolisian menjadi salah satu target utama kelompok teroris.
Bom Kampung Melayu pada bulan Mei 2017 menewaskan tiga korban, termasuk dua pelaku, dan melukai sepuluh orang lainnya. Serangan ini menunjukkan bahwa jaringan teror masih memiliki kemampuan menembus pengamanan di fasilitas publik.
Pada tahun 2018, serangan bom bunuh diri paling mematikan sejak Bom Bali I terjadi di Surabaya dan Sidoarjo. Tiga keluarga berbeda melakukan serangan terhadap tiga gereja di Surabaya, satu rusun di Sidoarjo, dan Markas Polrestabes Surabaya. Total 28 orang tewas termasuk 13 pelaku dan puluhan lainnya luka-luka.
Peristiwa bom Mapolrestabes Medan pada bulan November 2019 menewaskan seorang pelaku dan melukai enam orang lainnya. Serangan ini kembali menegaskan pola penyerangan terhadap kantor polisi di berbagai daerah.
Pada tahun 2021, bom di Gereja Katedral Makassar menyebabkan dua korban mati dan sekitar 20 orang luka-luka. Serangan ini dilakukan oleh jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan menargetkan rumah ibadah umat Kristen.
Peristiwa bom Polsek Astana Anyar pada bulan Desember 2022 menyebabkan satu anggota polisi gugur dan belasan orang lainnya terluka. Serangan ini menjadi aksi teror bom terakhir yang tercatat sebelum 2025.
Ledakan bom terjadi saat ibadah salat Jumat berlangsung di masjid sekolah. Pihak kepolisian masih mencari penyebabnya. Menurut sumber, ada temuan benda mirip airsoft gun di lokasi kejadian, tapi belum dipastikan apakah itu senjata api atau rakitan lain.
Peristiwa ledakan bom di Indonesia sudah terjadi beberapa kali sejak 2002. Salah satunya adalah Bom Bali yang merenggut nyawa ratusan orang. Berikut ini beberapa peristiwa ledakan bom yang pernah melanda Indonesia:
Peristiwa Bom Bali I pada bulan Oktober 2002 menyebabkan 202 korban mati, sebagian besar dari wisatawan asing. Serangan itu dianggap sebagai aksi terorisme paling mematikan dalam sejarah Indonesia.
Pada tahun 2003, sebuah bom mobil bunuh diri meledak di depan Hotel JW Marriott di Jakarta dan menewaskan 12 orang, serta melukai lebih dari 150 orang. Aksi ini menjadi sinyal bahwa kelompok teroris mulai menargetkan simbol-simbol kepentingan Barat di jantung ibu kota.
Pada tahun 2005, Bom Bali II terjadi dan menyebabkan 23 korban mati, termasuk pelaku, serta melukai lebih dari 100 orang. Serangan ini mengkonfirmasi kerentanan Bali terhadap aksi teror.
Peristiwa bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott pada bulan Juli 2009 menewaskan delapan orang dan melukai puluhan lainnya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa jaringan teror masih memiliki kemampuan menembus pengamanan hotel mewah dan melakukan serangan yang terkoordinasi.
Pada tahun 2011, bom di Masjid Az-Dzikra Cirebon menewaskan seorang pelaku dan melukai puluhan orang lainnya. Ledakan ini menjadi salah satu contoh awal serangan teroris yang menargetkan aparat kepolisian secara langsung di tempat ibadah.
Peristiwa bom Sarinah pada bulan Januari 2016 menyebabkan 5 korban mati dan 20 orang terluka. Serangan ini diklaim oleh kelompok ISIS dan menandai kembalinya teror ke pusat ibu kota.
Pada tahun 2016, bom di Markas Polresta Solo menewaskan seorang pelaku dan melukai satu anggota polisi. Serangan ini mengingatkan kembali bahwa institusi kepolisian menjadi salah satu target utama kelompok teroris.
Bom Kampung Melayu pada bulan Mei 2017 menewaskan tiga korban, termasuk dua pelaku, dan melukai sepuluh orang lainnya. Serangan ini menunjukkan bahwa jaringan teror masih memiliki kemampuan menembus pengamanan di fasilitas publik.
Pada tahun 2018, serangan bom bunuh diri paling mematikan sejak Bom Bali I terjadi di Surabaya dan Sidoarjo. Tiga keluarga berbeda melakukan serangan terhadap tiga gereja di Surabaya, satu rusun di Sidoarjo, dan Markas Polrestabes Surabaya. Total 28 orang tewas termasuk 13 pelaku dan puluhan lainnya luka-luka.
Peristiwa bom Mapolrestabes Medan pada bulan November 2019 menewaskan seorang pelaku dan melukai enam orang lainnya. Serangan ini kembali menegaskan pola penyerangan terhadap kantor polisi di berbagai daerah.
Pada tahun 2021, bom di Gereja Katedral Makassar menyebabkan dua korban mati dan sekitar 20 orang luka-luka. Serangan ini dilakukan oleh jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan menargetkan rumah ibadah umat Kristen.
Peristiwa bom Polsek Astana Anyar pada bulan Desember 2022 menyebabkan satu anggota polisi gugur dan belasan orang lainnya terluka. Serangan ini menjadi aksi teror bom terakhir yang tercatat sebelum 2025.