Kasus Keracunan MBG: Kenangan Asal Usul Program, Mereka Kaya, Tapi Belum Masuk Indonesia. Presiden Prabowo Subianto yang pada umumnya dipandang sebagai orang yang kasar dan berani mengatakan hal-hal apa saja, ternyata memiliki latar belakang yang unik dari pembentukan program makan bergizi gratis (MBG) itu sendiri.
Ditanya tentang asal usul ide MBG, Prabowo Subianto memberikan cerita mengenai pengalamannya saat menemui anak-anak di luar ruang kampanye. Dengan kata-kata gembira, ia menyebutkan bahwa pada saat itu, ia melihat langsung sejumlah fenomena yang menimpa anak-anak Indonesia yang berpotensi menjadi makanan dan sumber daya alam bagi bangsa kita.
"Dan itulah banyak sekali saya terkejut. Saya melihat langsung secara fisik, saya melihat [fenomena stunting], saya melihat malnutrisi, saya melihat kemiskinan dengan mata saya sendiri," kata Prabowo yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Dari pengalaman tersebut, ia menyadari bahwa ada sejumlah negara yang telah menyediakan program makan siang gratis. Meskipun memiliki pendapatan per kapita yang lebih rendah daripada Indonesia, namun pemimpin negara tersebut berani mengambil resiko untuk melaksanakan program ini.
"Maka saya bilang ke tim, kalau India bisa, kenapa Indonesia tidak bisa?" kata Prabowo yang saat itu sedang memenangkan Pilpres 2024.
Sejak 2010, India sudah menerapkan program MBG. Meskipun memiliki perbedaan pendapatan per kapita dengan Indonesia, namun di India mereka masih berhasil melaksanakan program ini dengan baik.
Dengan demikian, Prabowo Subianto yang juga menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia sekarang memamerkan program MBG kini telah disalurkan kepada 35.4 juta penerima. Terdapat 11.900 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) alias dapur MBG.
Di sisi lain, ia mengakui bahwa terdapat keracunan imbas MBG. Namun, Prabowo Subianto mengeklaim angkanya tergolong kecil, yakni 0.0007 persen.
"Kami meyakini program ini akan mencapai nol kesalahan [keracunan]," kata Prabowo yang saat ini sedang berpidato di Forbes Global CEO Conference.
Ditanya tentang asal usul ide MBG, Prabowo Subianto memberikan cerita mengenai pengalamannya saat menemui anak-anak di luar ruang kampanye. Dengan kata-kata gembira, ia menyebutkan bahwa pada saat itu, ia melihat langsung sejumlah fenomena yang menimpa anak-anak Indonesia yang berpotensi menjadi makanan dan sumber daya alam bagi bangsa kita.
"Dan itulah banyak sekali saya terkejut. Saya melihat langsung secara fisik, saya melihat [fenomena stunting], saya melihat malnutrisi, saya melihat kemiskinan dengan mata saya sendiri," kata Prabowo yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Dari pengalaman tersebut, ia menyadari bahwa ada sejumlah negara yang telah menyediakan program makan siang gratis. Meskipun memiliki pendapatan per kapita yang lebih rendah daripada Indonesia, namun pemimpin negara tersebut berani mengambil resiko untuk melaksanakan program ini.
"Maka saya bilang ke tim, kalau India bisa, kenapa Indonesia tidak bisa?" kata Prabowo yang saat itu sedang memenangkan Pilpres 2024.
Sejak 2010, India sudah menerapkan program MBG. Meskipun memiliki perbedaan pendapatan per kapita dengan Indonesia, namun di India mereka masih berhasil melaksanakan program ini dengan baik.
Dengan demikian, Prabowo Subianto yang juga menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia sekarang memamerkan program MBG kini telah disalurkan kepada 35.4 juta penerima. Terdapat 11.900 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) alias dapur MBG.
Di sisi lain, ia mengakui bahwa terdapat keracunan imbas MBG. Namun, Prabowo Subianto mengeklaim angkanya tergolong kecil, yakni 0.0007 persen.
"Kami meyakini program ini akan mencapai nol kesalahan [keracunan]," kata Prabowo yang saat ini sedang berpidato di Forbes Global CEO Conference.