Contoh Desa Swadaya
Desa swakarya adalah desa yang lebih maju dibanding desa swadaya. Ciri-ciri Desa Swakarya di antaranya adat istiadat telah mengalami perubahan, gotong royong lebih efektif, administrasi desa sudah berjalan, serta mampu menyelenggarakan urusan pemerintah sendiri.
Contoh Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang sebagian besar masyarakatnya memenuhi kebutuhan dengan bergantung pada alam. Ciri-ciri desa swadaya di antaranya penduduknya masih jarang, penduduknya terikat adat istiadat, lembaga sosial di desa sederhana, tingkat pendidikan masyarakat desa rendah, hingga belum mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri.
Desa swadaya merupakan contoh nyata masyarakat yang tetap mempertahankan tradisi sambil berjuang dengan keterbatasan infrastruktur dan akses. Kehidupan sehari-hari di desa ini menggambarkan kemandirian yang lahir dari kesederhanaan dan solidaritas komunitas.
Desa swadaya dapat ditemukan di daerah terpencil atau jauh dari pusat kota, penduduknya sedikit dan tersebar, mata pencaharian mayoritas bersifat agraris atau tradisional, masyarakat menjaga adat istiadat dan nilai-nilai tradisional dengan ketat, tingkat pendidikan dan keterampilan penduduk relatif rendah, fasilitas umum dan sarana infrastruktur minim atau terbatas, lembaga sosial formal sederhana biasanya berbasis keluarga atau komunitas kecil, kehidupan sangat bergantung pada kondisi alam dan lingkungan sekitar, interaksi dengan dunia luar terbatas, solidaritas dan hubungan antarwarga sangat erat terasa seperti keluarga besar.
Contoh Desa Swadaya di Indonesia sebagai berikut: Desa Kanekes di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa Sugihwaras di Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.
Contoh Desa Swakarya
Desa swakarya adalah desa yang telah mampu mengembangkan seluruh potensinya secara optimal, dengan lokasi dekat dengan perkotaan. Ciri-ciri Desa Swasembada di antaranya semua keperluan hidup pokok dapat disediakan desa sendiri, pendidikan dan keterampilan penduduk sudah tinggi, serta sarana dan prasarana desa lengkap.
Contoh Desa Swakarya di Indonesia sebagai berikut: Desa Gunung Rajak di Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa Sukarara di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Contoh Desa Swasembada
Desa swasembada adalah desa yang mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan pokok warganya secara berkelanjutan. Ciri-ciri desa swasembada di antaranya kebutuhan pokok terpenuhi secara mandiri, perekonomian kuat dan beragam, fasilitas dan prasarana memadai, pendidikan dan keterampilan penduduk tinggi, penggunaan teknologi dan modernisasi, administrasi dan kelembagaan berjalan baik, hubungan dengan daerah lain lancar, masyarakat berpola pikir modern dan dinamis.
Contoh Desa Swasembada di Indonesia sebagai berikut: Desa Wotsogo di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Desa Hanura di Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Bandar Lampung.
Desa swasembada adalah desa yang mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan pokok warganya secara berkelanjutan.
Desa swakarya adalah desa yang lebih maju dibanding desa swadaya. Ciri-ciri Desa Swakarya di antaranya adat istiadat telah mengalami perubahan, gotong royong lebih efektif, administrasi desa sudah berjalan, serta mampu menyelenggarakan urusan pemerintah sendiri.
Contoh Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang sebagian besar masyarakatnya memenuhi kebutuhan dengan bergantung pada alam. Ciri-ciri desa swadaya di antaranya penduduknya masih jarang, penduduknya terikat adat istiadat, lembaga sosial di desa sederhana, tingkat pendidikan masyarakat desa rendah, hingga belum mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri.
Desa swadaya merupakan contoh nyata masyarakat yang tetap mempertahankan tradisi sambil berjuang dengan keterbatasan infrastruktur dan akses. Kehidupan sehari-hari di desa ini menggambarkan kemandirian yang lahir dari kesederhanaan dan solidaritas komunitas.
Desa swadaya dapat ditemukan di daerah terpencil atau jauh dari pusat kota, penduduknya sedikit dan tersebar, mata pencaharian mayoritas bersifat agraris atau tradisional, masyarakat menjaga adat istiadat dan nilai-nilai tradisional dengan ketat, tingkat pendidikan dan keterampilan penduduk relatif rendah, fasilitas umum dan sarana infrastruktur minim atau terbatas, lembaga sosial formal sederhana biasanya berbasis keluarga atau komunitas kecil, kehidupan sangat bergantung pada kondisi alam dan lingkungan sekitar, interaksi dengan dunia luar terbatas, solidaritas dan hubungan antarwarga sangat erat terasa seperti keluarga besar.
Contoh Desa Swadaya di Indonesia sebagai berikut: Desa Kanekes di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa Sugihwaras di Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.
Contoh Desa Swakarya
Desa swakarya adalah desa yang telah mampu mengembangkan seluruh potensinya secara optimal, dengan lokasi dekat dengan perkotaan. Ciri-ciri Desa Swasembada di antaranya semua keperluan hidup pokok dapat disediakan desa sendiri, pendidikan dan keterampilan penduduk sudah tinggi, serta sarana dan prasarana desa lengkap.
Contoh Desa Swakarya di Indonesia sebagai berikut: Desa Gunung Rajak di Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa Sukarara di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Contoh Desa Swasembada
Desa swasembada adalah desa yang mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan pokok warganya secara berkelanjutan. Ciri-ciri desa swasembada di antaranya kebutuhan pokok terpenuhi secara mandiri, perekonomian kuat dan beragam, fasilitas dan prasarana memadai, pendidikan dan keterampilan penduduk tinggi, penggunaan teknologi dan modernisasi, administrasi dan kelembagaan berjalan baik, hubungan dengan daerah lain lancar, masyarakat berpola pikir modern dan dinamis.
Contoh Desa Swasembada di Indonesia sebagai berikut: Desa Wotsogo di Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Desa Hanura di Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Bandar Lampung.
Desa swasembada adalah desa yang mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan pokok warganya secara berkelanjutan.