Kemenhut Mengintimidasi Aktivis Lingkungan: "Tidak Dapat Posting di Media Sosial"
Pada Rabu, 10 Desember 2025, Chanee Kalaweit, aktivis lingkungan dan pendiri Yayasan Kalaweit, mengakui bahwa kerap kali ia ditekan oleh Kementerian Kehutanan (Kemenhut). Ia bahkan mengaku dilarang memposting terkait konservasi di media sosial.
"Menjaga hutan bukan hanya soal program, tetapi fondasi penting untuk menjamin keselamatan generasi mendatang," ujar Chanee. "Sebaliknya kalau kita berinvestasi dalam kerusakan alam, kita akan menuju bencana seperti yang kita lihat sekarang dengan saudara-saudara di Sumatera yang kesusahan."
Chanee juga mengakui bahwa selama 27 tahun bekerja melalui Yayasan Kalaweit untuk melindungi satwa liar dan habitatnya, ia tidak pernah mendapatkan dukungan yang cukup dari pemerintah. Meskipun menjadi mitra resmi Kemenhut, hubungannya dengan departemen tersebut sangatlah berat.
"Saya akan jujur, selama 27 tahun berjuang di Indonesia dengan yayasan kalaweit, walaupun menjadi mitra dari Kementerian Kehutanan, walaupun dapat banyak sekali dukungan dari masyarakat Indonesia, kami selama ini cukup dicuekin oleh Kemenhut, oleh Menteri Kehutanan sebelumnya," ungkapnya.
Chanee juga mengingatkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi tidak muncul dalam waktu singkat. "Kiita harus juga ingat. Kerusakan terjadi itu selama beberapa dekade. Dan tidak mungkin dalam enam bulan satu tahun itu menyelesaikan semuanya," katanya.
Karena itu, Chanee menilai penting untuk berinvestasi dalam waktu dan konsistensi. "Pentingnya kita saat ini menjaga alam hutan tersisa untuk generasi-generasi mendatang. Saya rasa alam sudah cukup mengingatkan kita akhir-akhir ini," tandasnya.
Namun, apa yang paling mengecewakan Chanee adalah ketika Kemenhut mulai mengintimidasi aktivis lingkungan seperti dirinya. "Tidak dapat posting di media sosial terkait konservasi. Kami dibatasi dan dilarang membagikan informasi tentang kerusakan alam," ujar Chanee.
Chanee juga mengingatkan bahwa dialog antara organisasi konservasi dengan Kemenhut sangat terbatas. "Jadi dialog antara kalaweit dan kementerian kehutanan pada saat itu hampir terputus."
Pada Rabu, 10 Desember 2025, Chanee Kalaweit, aktivis lingkungan dan pendiri Yayasan Kalaweit, mengakui bahwa kerap kali ia ditekan oleh Kementerian Kehutanan (Kemenhut). Ia bahkan mengaku dilarang memposting terkait konservasi di media sosial.
"Menjaga hutan bukan hanya soal program, tetapi fondasi penting untuk menjamin keselamatan generasi mendatang," ujar Chanee. "Sebaliknya kalau kita berinvestasi dalam kerusakan alam, kita akan menuju bencana seperti yang kita lihat sekarang dengan saudara-saudara di Sumatera yang kesusahan."
Chanee juga mengakui bahwa selama 27 tahun bekerja melalui Yayasan Kalaweit untuk melindungi satwa liar dan habitatnya, ia tidak pernah mendapatkan dukungan yang cukup dari pemerintah. Meskipun menjadi mitra resmi Kemenhut, hubungannya dengan departemen tersebut sangatlah berat.
"Saya akan jujur, selama 27 tahun berjuang di Indonesia dengan yayasan kalaweit, walaupun menjadi mitra dari Kementerian Kehutanan, walaupun dapat banyak sekali dukungan dari masyarakat Indonesia, kami selama ini cukup dicuekin oleh Kemenhut, oleh Menteri Kehutanan sebelumnya," ungkapnya.
Chanee juga mengingatkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi tidak muncul dalam waktu singkat. "Kiita harus juga ingat. Kerusakan terjadi itu selama beberapa dekade. Dan tidak mungkin dalam enam bulan satu tahun itu menyelesaikan semuanya," katanya.
Karena itu, Chanee menilai penting untuk berinvestasi dalam waktu dan konsistensi. "Pentingnya kita saat ini menjaga alam hutan tersisa untuk generasi-generasi mendatang. Saya rasa alam sudah cukup mengingatkan kita akhir-akhir ini," tandasnya.
Namun, apa yang paling mengecewakan Chanee adalah ketika Kemenhut mulai mengintimidasi aktivis lingkungan seperti dirinya. "Tidak dapat posting di media sosial terkait konservasi. Kami dibatasi dan dilarang membagikan informasi tentang kerusakan alam," ujar Chanee.
Chanee juga mengingatkan bahwa dialog antara organisasi konservasi dengan Kemenhut sangat terbatas. "Jadi dialog antara kalaweit dan kementerian kehutanan pada saat itu hampir terputus."