Di tengah kemiskinan dan ketidakmampuan, Haris Okoka, seorang remaja dari Kota Jayapura, Papua, berhasil menemukan titik balik dalam hidupnya. Melalui program Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 29 Jayapura, Haris mengalami perubahan yang besar.
Dengan kehadiran program Sekolah Rakyat, Haris akhirnya memiliki tempat untuk tinggal dan belajar secara teratur. Sebelumnya, ia telah mengalami kesulitan hidup sebagai anak jalanan. Orang tuanya sudah meninggal, dan ia harus berjuang untuk bertahan hidup di dunia luar.
Namun, kehadiran program Sekolah Rakyat menjadi titik balik dalam hidup Haris. Ia diterima di asrama sekolah tersebut dan akhirnya memiliki kesempatan untuk belajar secara teratur. Program Sekolah Rakyat juga membantu Haris mengembangkan fisik dan mental yang lebih baik.
Di asrama SRMA 29 Jayapura, Haris berhasil menyelesaikan masalah emosi dan perubahan sikapnya. Ia dapat mengontrol emosinya dengan menggunakan teknik tarik napas dan keluarkan, serta belajar untuk menyelesaikan masalah tanpa melibatkan fisik.
Selain itu, program Sekolah Rakyat juga membantu Haris dalam mencari sosok pengganti orang tua. Ia berhasil menemukan sosok yang menghormati dan mendukungnya, yaitu Kepala Sekolah SRMA 29 Jayapura, Janet Berotabui.
Setelah empat bulan di asrama sekolah, Haris dapat melihat perubahan besar dalam hidupnya. Ia menjadi lebih tenang dan tidak lagi temperamental seperti saat pertama kali masuk asrama. Haris juga memiliki sahabat dekat bernama Arlin Robby, seorang atlet pencak silat, dan dipercaya sebagai Ketua Kelas 10 C.
Kehidupan Haris juga menjadi lebih teratur setelah dihantarkan ke asrama sekolah. Ia tidak lagi tidur lewat tengah malam, dan asupan makanannya terpenuhi dengan baik.
Dalam perjalanan menuju masa depan, Haris memiliki cita-cita untuk melanjutkan kuliah di Universitas Pertahanan (Unhan) atau menjadi prajurit TNI. Ia juga ingin menjadi contoh bagi orang lain dan membantu mengubah mimpi menjadi kenyataan.
Perubahan yang terjadi dalam hidup Haris adalah contoh dari ribuan siswa Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia yang menemukan titik balik dalam hidup mereka. Mereka dididik sesuai trilogi Sekolah Rakyat, yakni menghargai wong cilik atau masyarakat kecil, menjangkau yang belum tersentuh, dan mewujudkan hal yang tampak mustahil dengan memberikan harapan, menumbuhkan asa, serta membantu mengubah mimpi menjadi kenyataan.
Dengan kehadiran program Sekolah Rakyat, Haris akhirnya memiliki tempat untuk tinggal dan belajar secara teratur. Sebelumnya, ia telah mengalami kesulitan hidup sebagai anak jalanan. Orang tuanya sudah meninggal, dan ia harus berjuang untuk bertahan hidup di dunia luar.
Namun, kehadiran program Sekolah Rakyat menjadi titik balik dalam hidup Haris. Ia diterima di asrama sekolah tersebut dan akhirnya memiliki kesempatan untuk belajar secara teratur. Program Sekolah Rakyat juga membantu Haris mengembangkan fisik dan mental yang lebih baik.
Di asrama SRMA 29 Jayapura, Haris berhasil menyelesaikan masalah emosi dan perubahan sikapnya. Ia dapat mengontrol emosinya dengan menggunakan teknik tarik napas dan keluarkan, serta belajar untuk menyelesaikan masalah tanpa melibatkan fisik.
Selain itu, program Sekolah Rakyat juga membantu Haris dalam mencari sosok pengganti orang tua. Ia berhasil menemukan sosok yang menghormati dan mendukungnya, yaitu Kepala Sekolah SRMA 29 Jayapura, Janet Berotabui.
Setelah empat bulan di asrama sekolah, Haris dapat melihat perubahan besar dalam hidupnya. Ia menjadi lebih tenang dan tidak lagi temperamental seperti saat pertama kali masuk asrama. Haris juga memiliki sahabat dekat bernama Arlin Robby, seorang atlet pencak silat, dan dipercaya sebagai Ketua Kelas 10 C.
Kehidupan Haris juga menjadi lebih teratur setelah dihantarkan ke asrama sekolah. Ia tidak lagi tidur lewat tengah malam, dan asupan makanannya terpenuhi dengan baik.
Dalam perjalanan menuju masa depan, Haris memiliki cita-cita untuk melanjutkan kuliah di Universitas Pertahanan (Unhan) atau menjadi prajurit TNI. Ia juga ingin menjadi contoh bagi orang lain dan membantu mengubah mimpi menjadi kenyataan.
Perubahan yang terjadi dalam hidup Haris adalah contoh dari ribuan siswa Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia yang menemukan titik balik dalam hidup mereka. Mereka dididik sesuai trilogi Sekolah Rakyat, yakni menghargai wong cilik atau masyarakat kecil, menjangkau yang belum tersentuh, dan mewujudkan hal yang tampak mustahil dengan memberikan harapan, menumbuhkan asa, serta membantu mengubah mimpi menjadi kenyataan.