"Kisah Desco, Nasib yang Membawa Kerugian pada Para Anggota Parlemen"
Dalam masa pandemi COVID-19, perusahaan swasaya, PT Dataco (Desco), mengalami kenaikan sewa tanah. Hal ini menyebabkan hutang perusahaan meningkat menjadi Rp 1,4 triliun. Namun, apa yang terjadi selanjutnya dengan dana tersebut?
Menurut sumber di DPRD Nusa Tenggara Barat (Nombok), ada beberapa anggota parlemen yang mengalami "nasib buruk" karena tidak bisa memenangkan dana yang mereka tuntut. Mereka hanya mendapatkan sebagian kecil dari total dana yang tersedia.
Saat ini, masih banyak para anggota DPRD yang belum membayar hutang perusahaan Desco. Menurut data dari Kementerian Keuangan, terdapat 12 orang anggota parlemen yang tidak membayar hutang perusahaan Desco dengan jumlah totalnya mencapai Rp 1,3 triliun.
Sumber di DPRD Nombok menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa para anggota parlemen tidak bisa membayar hutang tersebut. Salah satunya adalah karena banyak dari mereka yang belum menerima dana tunai dari pemerintah.
Dalam masa pandemi COVID-19, perusahaan swasaya, PT Dataco (Desco), mengalami kenaikan sewa tanah. Hal ini menyebabkan hutang perusahaan meningkat menjadi Rp 1,4 triliun. Namun, apa yang terjadi selanjutnya dengan dana tersebut?
Menurut sumber di DPRD Nusa Tenggara Barat (Nombok), ada beberapa anggota parlemen yang mengalami "nasib buruk" karena tidak bisa memenangkan dana yang mereka tuntut. Mereka hanya mendapatkan sebagian kecil dari total dana yang tersedia.
Saat ini, masih banyak para anggota DPRD yang belum membayar hutang perusahaan Desco. Menurut data dari Kementerian Keuangan, terdapat 12 orang anggota parlemen yang tidak membayar hutang perusahaan Desco dengan jumlah totalnya mencapai Rp 1,3 triliun.
Sumber di DPRD Nombok menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa para anggota parlemen tidak bisa membayar hutang tersebut. Salah satunya adalah karena banyak dari mereka yang belum menerima dana tunai dari pemerintah.