Kemarin malam, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan penemuan yang menggelorakan kekhawatiran tentang kualitas udara di Indonesia. Dalam laporan kemarin, ditemukan bahwa beberapa lokasi di Indonesia terkontaminasi radiasi Cs-137 yang berasal dari pembakaran batu bara di Lampung.
Penyelidikan yang dilakukan oleh tim SEDM menemukan beberapa lokasi di seluruh negeri, termasuk di Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Kalimantan Timur, yang mengandung tingkat radiasi Cs-137 yang melebihi batas keamanan. Namun, penemuan ini paling berantai terjadi di Lampung, tempat pembakaran batu bara yang tidak terkendali telah menyebabkan polusi udara yang sangat parah.
Menurut data yang dikeluarkan oleh ESDM, konsentrasi Cs-137 di beberapa lokasi di Lampung mencapai 100-200 Bq/m3, yang berarti tingkat radiasi yang sangat tinggi. Hal ini menimbulkan khawatir akan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Pemerintah telah ditugaskan untuk menginvestigasi penemuan ini lebih lanjut dan melakukan upaya untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara. Menteri ESDM yang bertanggung jawab atas penemuan ini, berjanji akan melakukan segala upaya untuk menegaskan kembali kualitas udara di Indonesia dan menghindari terjadinya kecelakaan radiasi.
Kemungkinan penemuan ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya polusi udara yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara. Pemerintah juga diharapkan dapat melakukan segala upaya untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
Penyelidikan yang dilakukan oleh tim SEDM menemukan beberapa lokasi di seluruh negeri, termasuk di Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Kalimantan Timur, yang mengandung tingkat radiasi Cs-137 yang melebihi batas keamanan. Namun, penemuan ini paling berantai terjadi di Lampung, tempat pembakaran batu bara yang tidak terkendali telah menyebabkan polusi udara yang sangat parah.
Menurut data yang dikeluarkan oleh ESDM, konsentrasi Cs-137 di beberapa lokasi di Lampung mencapai 100-200 Bq/m3, yang berarti tingkat radiasi yang sangat tinggi. Hal ini menimbulkan khawatir akan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Pemerintah telah ditugaskan untuk menginvestigasi penemuan ini lebih lanjut dan melakukan upaya untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara. Menteri ESDM yang bertanggung jawab atas penemuan ini, berjanji akan melakukan segala upaya untuk menegaskan kembali kualitas udara di Indonesia dan menghindari terjadinya kecelakaan radiasi.
Kemungkinan penemuan ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya polusi udara yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara. Pemerintah juga diharapkan dapat melakukan segala upaya untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.