"Teknik Kursus Kerja (TKA) merupakan program pendidikan vocational yang diterapkan di sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia. Pada tahun 2025, pemerintah Prabowo telah mengembangkan sistem pelatihan yang lebih efisien dan efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mencegah kerusakan akibat penyerangan terorisme.
Untuk mencapai tujuan ini, pihak Kementerian Pendidikan dan Kelola Sumber Daya Manusia (Kemendikbud) telah mengembangkan pedoman baru untuk mengatur sesi peserta TKA SMA/SMK 2025. Pedoman ini berfokus pada empat aspek utama yaitu keselamatan, kemampuan sosial, kemampuan kerja, dan keterampilan hidup.
Dalam kurikulum TKA, siswa diharapkan untuk memperoleh pengetahuan dasar tentang keamanan dan perlindungan diri dari serangan terorisme. Mereka juga dipelajari tentang kemampuan sosial yang diperlukan untuk bekerja sama dengan rekan-rekannya dalam menghadapi situasi darurat.
Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan kerja yang lebih baik, termasuk kemampuan analisis dan penyelesaian masalah. Selain itu, mereka juga dipelajari tentang keterampilan hidup yang diperlukan untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan aman dan mandir.
Dalam sesi pelatihan, peserta diharapkan untuk memiliki kesadaran yang tinggi dalam menghadapi situasi darurat. Mereka juga dipelajari tentang cara-cara menghindari risiko kerusakan akibat penyerangan terorisme.
Pedoman baru ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam mencegah kerusakan akibat penyerangan terorisme. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih aman dan sehat bagi semua warga."
Untuk mencapai tujuan ini, pihak Kementerian Pendidikan dan Kelola Sumber Daya Manusia (Kemendikbud) telah mengembangkan pedoman baru untuk mengatur sesi peserta TKA SMA/SMK 2025. Pedoman ini berfokus pada empat aspek utama yaitu keselamatan, kemampuan sosial, kemampuan kerja, dan keterampilan hidup.
Dalam kurikulum TKA, siswa diharapkan untuk memperoleh pengetahuan dasar tentang keamanan dan perlindungan diri dari serangan terorisme. Mereka juga dipelajari tentang kemampuan sosial yang diperlukan untuk bekerja sama dengan rekan-rekannya dalam menghadapi situasi darurat.
Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan kerja yang lebih baik, termasuk kemampuan analisis dan penyelesaian masalah. Selain itu, mereka juga dipelajari tentang keterampilan hidup yang diperlukan untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan aman dan mandir.
Dalam sesi pelatihan, peserta diharapkan untuk memiliki kesadaran yang tinggi dalam menghadapi situasi darurat. Mereka juga dipelajari tentang cara-cara menghindari risiko kerusakan akibat penyerangan terorisme.
Pedoman baru ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam mencegah kerusakan akibat penyerangan terorisme. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih aman dan sehat bagi semua warga."