Pemerintah Indonesia kembali menghadirkan langkah evaluasi terhadap kebijakan dan penanganan bencana alam. Cak Imin, yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), berharap pemerintah dapat memperkuat respons dan meningkatkan upaya mitigasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam surat resmi yang dikirimkan kepada tiga Menteri, yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Menteri Kehutanan, Cak Imin menyoroti pentingnya dilakukan evaluasi terhadap kebijakan dan penanganan bencana alam yang semakin sering terjadi di Indonesia.
"Cak Imin mengatakan evaluasi besar ini diharapkan menjadi momentum pembenahan serius pemerintah secara bersama-sama dalam menghadapi ancaman bencana dan memperbaiki kondisi lingkungan yang semakin kritis," kata sumber VIVA.co.id.
Cak Imin juga menegaskan bahwa frekuensi bencana yang berulang merupakan tanda perlunya koreksi besar-besaran oleh pemerintah. Langkah ini diambil menyusul terus terjadinya bencana alam di berbagai daerah.
Pernyataan Cak Imin ini mendapat kritik dari Legislator Golkar yang menyayangkan pernyataannya soal istilah 'taubat nasuha' terkait penanganan bencana banjir di Sumatera.
Dalam surat resmi yang dikirimkan kepada tiga Menteri, yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Menteri Kehutanan, Cak Imin menyoroti pentingnya dilakukan evaluasi terhadap kebijakan dan penanganan bencana alam yang semakin sering terjadi di Indonesia.
"Cak Imin mengatakan evaluasi besar ini diharapkan menjadi momentum pembenahan serius pemerintah secara bersama-sama dalam menghadapi ancaman bencana dan memperbaiki kondisi lingkungan yang semakin kritis," kata sumber VIVA.co.id.
Cak Imin juga menegaskan bahwa frekuensi bencana yang berulang merupakan tanda perlunya koreksi besar-besaran oleh pemerintah. Langkah ini diambil menyusul terus terjadinya bencana alam di berbagai daerah.
Pernyataan Cak Imin ini mendapat kritik dari Legislator Golkar yang menyayangkan pernyataannya soal istilah 'taubat nasuha' terkait penanganan bencana banjir di Sumatera.