Buru-buru Mengakhiri Era Protesi: BUMN yang Tidak Berani Bergabung dalam Persaingan Global
Pemerintah Prabowo Subianto kembali menanggapi kesempatan untuk membantu industri nasional berbasis umum (BUMN) untuk lebih kuat dan bersaing di kalangan saudaranya di dunia. Namun, protes dari para investor asing yang merasa terlalu lama diproteksi oleh negara ini, membuat BUMN kecil-kecilan ini merasa malas bergabung dalam persaingan global.
Menurut sumber-sumber dekat dengan Kementerian Perekonomian, pemerintah telah menetapkan beberapa langkah untuk membantu BUMN mencapai visi dan misi mereka. Di antaranya adalah peningkatan akses ke teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta peningkatan infrastruktur yang memadai.
Namun, investor asing seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley merasa bahwa langkah-langkah tersebut tidak cukup untuk membantu BUMN ini. Mereka merasa bahwa pemerintah harus lebih serius dalam memberikan proteksi kepada BUMN nasional, agar mereka dapat bersaing secara setara dengan saudaranya di dunia.
"Kita sudah tidak sabar lagi," kata seorang investor asing yang mengakses ke dalamnya. "Negara ini telah terlalu lama memberikan proteksi kepada BUMN-nya. Sekarang adalah waktunya untuk mereka berani bergabung dalam persaingan global."
Sementara itu, para pebisnis lokal di Indonesia juga mengungkapkan kesadaran yang sama. Mereka merasa bahwa pemerintah harus memberikan lebih banyak dukungan kepada BUMN-nya agar mereka dapat bersaing dengan saudaranya di dunia.
"Kita tidak ingin menjadi negara yang hanya memiliki industri kecil-kecilan," kata seorang pebisnis lokal. "Kita ingin menjadi negara yang memiliki industri yang kuat dan bersaing secara setara dengan negara lain."
Dalam hal ini, pemerintah Prabowo Subianto kembali menanggapi kesempatan untuk membantu BUMN-nya. Mereka menjanjikan akan memberikan lebih banyak dukungan kepada para pebisnis lokal dan investor asing agar mereka dapat bersaing secara setara di kalangan saudaranya di dunia.
Namun, masih banyak yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk membantu BUMN-nya. Mereka perlu menentukan langkah-langkah yang lebih serius dalam memberikan proteksi kepada para pebisnis lokal dan investor asing agar mereka dapat bersaing secara setara di kalangan saudaranya di dunia.
Dalam hal ini, pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa faktor sebelum menentukan langkah-langkah yang tepat. Pertama, pemerintah harus menentukan apa yang dimaksud dengan "proteksi" bagi BUMN-nya. Kedua, pemerintah harus menentukan bagaimana cara untuk memberikan proteksi tersebut kepada para pebisnis lokal dan investor asing.
Dalam hal ini, pemerintah perlu melakukan beberapa analisis sebelum menentukan langkah-langkah yang tepat. Mereka perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti kekuatan kompetitif BUMN-nya, infrastruktur yang memadai, serta dukungan dari investor asing.
Dengan melakukan analisis yang lebih serius, pemerintah Prabowo Subianto dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk membantu BUMN-nya. Mereka perlu memberikan proteksi kepada para pebisnis lokal dan investor asing agar mereka dapat bersaing secara setara di kalangan saudaranya di dunia.
Pemerintah Prabowo Subianto kembali menanggapi kesempatan untuk membantu industri nasional berbasis umum (BUMN) untuk lebih kuat dan bersaing di kalangan saudaranya di dunia. Namun, protes dari para investor asing yang merasa terlalu lama diproteksi oleh negara ini, membuat BUMN kecil-kecilan ini merasa malas bergabung dalam persaingan global.
Menurut sumber-sumber dekat dengan Kementerian Perekonomian, pemerintah telah menetapkan beberapa langkah untuk membantu BUMN mencapai visi dan misi mereka. Di antaranya adalah peningkatan akses ke teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta peningkatan infrastruktur yang memadai.
Namun, investor asing seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley merasa bahwa langkah-langkah tersebut tidak cukup untuk membantu BUMN ini. Mereka merasa bahwa pemerintah harus lebih serius dalam memberikan proteksi kepada BUMN nasional, agar mereka dapat bersaing secara setara dengan saudaranya di dunia.
"Kita sudah tidak sabar lagi," kata seorang investor asing yang mengakses ke dalamnya. "Negara ini telah terlalu lama memberikan proteksi kepada BUMN-nya. Sekarang adalah waktunya untuk mereka berani bergabung dalam persaingan global."
Sementara itu, para pebisnis lokal di Indonesia juga mengungkapkan kesadaran yang sama. Mereka merasa bahwa pemerintah harus memberikan lebih banyak dukungan kepada BUMN-nya agar mereka dapat bersaing dengan saudaranya di dunia.
"Kita tidak ingin menjadi negara yang hanya memiliki industri kecil-kecilan," kata seorang pebisnis lokal. "Kita ingin menjadi negara yang memiliki industri yang kuat dan bersaing secara setara dengan negara lain."
Dalam hal ini, pemerintah Prabowo Subianto kembali menanggapi kesempatan untuk membantu BUMN-nya. Mereka menjanjikan akan memberikan lebih banyak dukungan kepada para pebisnis lokal dan investor asing agar mereka dapat bersaing secara setara di kalangan saudaranya di dunia.
Namun, masih banyak yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk membantu BUMN-nya. Mereka perlu menentukan langkah-langkah yang lebih serius dalam memberikan proteksi kepada para pebisnis lokal dan investor asing agar mereka dapat bersaing secara setara di kalangan saudaranya di dunia.
Dalam hal ini, pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa faktor sebelum menentukan langkah-langkah yang tepat. Pertama, pemerintah harus menentukan apa yang dimaksud dengan "proteksi" bagi BUMN-nya. Kedua, pemerintah harus menentukan bagaimana cara untuk memberikan proteksi tersebut kepada para pebisnis lokal dan investor asing.
Dalam hal ini, pemerintah perlu melakukan beberapa analisis sebelum menentukan langkah-langkah yang tepat. Mereka perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti kekuatan kompetitif BUMN-nya, infrastruktur yang memadai, serta dukungan dari investor asing.
Dengan melakukan analisis yang lebih serius, pemerintah Prabowo Subianto dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk membantu BUMN-nya. Mereka perlu memberikan proteksi kepada para pebisnis lokal dan investor asing agar mereka dapat bersaing secara setara di kalangan saudaranya di dunia.