Dalam waktu terakhir, harga beras di beberapa wilayah Indonesia mulai menurun, mengindikasikan hasil kerja keras dari Tim Satgas Pengendalian Harga Beras dan seluruh stakeholder pemerintah. Menurut pantauan Satuan Tugas Pengendalian Harga Beras Tahun 2025 yang dilakukan di 132 titik lokasi pada 90 kabupaten/kota di 20 provinsi, telah terjadi penurunan harga beras di berbagai wilayah.
Pantauan beras medium di 13 provinsi menunjukkan bahwa 41 kabupaten/kota dengan kategori harga beras masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), sedangkan pantauan beras premium di 13 provinsi telah terdapat 36 kabupaten/kota dengan kategori harga beras masih di bawah HET. Daerah-daerah dengan kenaikan harga tipis di atas HET sekarang menjadi prioritas intervensi dengan distribusi stok tambahan Bulog serta pengawasan intensif lintas sektor.
Meskipun terdapat 62 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras, namun hal ini diimbangi dengan penurunan harga beras di 197 Kota Kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah Kota Kabupaten yang mengelami penurunan harga beras lebih banyak dibandingkan dengan Kota Kabupaten yang mengalami kenaikan harga beras.
"Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Satgas Pangan untuk mengarahkan stok SPHP ke titik-titik rawan disparitas harga. Bulog juga siap memperluas intervensi di wilayah 3TP agar seluruh masyarakat memiliki akses terhadap beras dengan harga terjangkau," kata Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani.
Perum Bulog terus menjalankan peran strategis dalam intervensi pasar melalui program SPHP. Selain itu, Bulg juga memastikan stok beras tersedia di titik-titik yang mengalami disparitas harga dan mendistribusikannya secara cepat dan merata. Intervensi dilakukan di wilayah dengan harga di atas HET, terutama di enam provinsi utama seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Bulog juga berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah dan Satgas Pangan untuk memastikan masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau sesuai HET.
Pantauan beras medium di 13 provinsi menunjukkan bahwa 41 kabupaten/kota dengan kategori harga beras masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), sedangkan pantauan beras premium di 13 provinsi telah terdapat 36 kabupaten/kota dengan kategori harga beras masih di bawah HET. Daerah-daerah dengan kenaikan harga tipis di atas HET sekarang menjadi prioritas intervensi dengan distribusi stok tambahan Bulog serta pengawasan intensif lintas sektor.
Meskipun terdapat 62 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras, namun hal ini diimbangi dengan penurunan harga beras di 197 Kota Kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah Kota Kabupaten yang mengelami penurunan harga beras lebih banyak dibandingkan dengan Kota Kabupaten yang mengalami kenaikan harga beras.
"Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Satgas Pangan untuk mengarahkan stok SPHP ke titik-titik rawan disparitas harga. Bulog juga siap memperluas intervensi di wilayah 3TP agar seluruh masyarakat memiliki akses terhadap beras dengan harga terjangkau," kata Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani.
Perum Bulog terus menjalankan peran strategis dalam intervensi pasar melalui program SPHP. Selain itu, Bulg juga memastikan stok beras tersedia di titik-titik yang mengalami disparitas harga dan mendistribusikannya secara cepat dan merata. Intervensi dilakukan di wilayah dengan harga di atas HET, terutama di enam provinsi utama seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Bulog juga berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah dan Satgas Pangan untuk memastikan masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau sesuai HET.