Rusia siap menghadapi Venezuela yang meminta bantuan militer mendesak, meskipun ada kekhawatiran akan eskalasi perang di kawasan tersebut. Pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam konferensi pers di Moskow.
Pertemuan itu mengikuti permintaan Venezuela yang meminta bantuan militer, termasuk perbaikan pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2, peningkatan sistem radar, perbaikan mesin, dan pengiriman sekitar 14 unit rudal baru. Presiden Nicolas Maduro menilai pesawat tempur buatan Rusia tersebut sebagai "alat penangkal paling penting" yang dimiliki pemerintah Venezuela untuk menghadapi ancaman perang.
Rusia telah menjalin kerja sama strategis dengan Venezuela dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dalam bidang militer dan ekonomi. Namun, kemungkinan penempatan rudal berkekuatan nuklir di Amerika Latin menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya ketegangan serupa Krisis Rudal Kuba pada 1962.
Sementara itu, Wakil Ketua Komite Pertahanan Parlemen Rusia, Alexei Zhuravlyov, mengatakan bahwa tidak ada hambatan bagi Moskow untuk menyediakan sistem senjata canggih seperti rudal Oreshnik atau Kalibr kepada Venezuela. Ia menandai bahwa Rusia adalah salah satu mitra utama Venezuela dalam bidang kerja sama militer-teknis.
Dalam konteks ini, perlu diingat bahwa Amerika Serikat juga memiliki hubungan strategis dengan Venezuela, dan kemungkinan adanya eskalasi konflik di kawasan tersebut dapat mempengaruhi kedua pihak tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kedua pihak untuk menjaga kestabilan di kawasan tersebut dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab.
Pertemuan itu mengikuti permintaan Venezuela yang meminta bantuan militer, termasuk perbaikan pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2, peningkatan sistem radar, perbaikan mesin, dan pengiriman sekitar 14 unit rudal baru. Presiden Nicolas Maduro menilai pesawat tempur buatan Rusia tersebut sebagai "alat penangkal paling penting" yang dimiliki pemerintah Venezuela untuk menghadapi ancaman perang.
Rusia telah menjalin kerja sama strategis dengan Venezuela dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dalam bidang militer dan ekonomi. Namun, kemungkinan penempatan rudal berkekuatan nuklir di Amerika Latin menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya ketegangan serupa Krisis Rudal Kuba pada 1962.
Sementara itu, Wakil Ketua Komite Pertahanan Parlemen Rusia, Alexei Zhuravlyov, mengatakan bahwa tidak ada hambatan bagi Moskow untuk menyediakan sistem senjata canggih seperti rudal Oreshnik atau Kalibr kepada Venezuela. Ia menandai bahwa Rusia adalah salah satu mitra utama Venezuela dalam bidang kerja sama militer-teknis.
Dalam konteks ini, perlu diingat bahwa Amerika Serikat juga memiliki hubungan strategis dengan Venezuela, dan kemungkinan adanya eskalasi konflik di kawasan tersebut dapat mempengaruhi kedua pihak tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kedua pihak untuk menjaga kestabilan di kawasan tersebut dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab.