Buka Festival Storytelling Cerita Rakyat, Pramono: DNA Kita Mendongeng

Pramono Anung mengatakan, DNA masyarakat Indonesia adalah mendongeng. Hal itu ia ungkapkan saat membuka festival storytelling cerita rakyat Suara Nusantara 2025 di Jakarta, Minggu (16/11/2025).

Turut hadir dalam upacara tersebut Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad. Pramono juga menyampaikan, Jakarta saat ini sudah memiliki 324 Ruang Pustaka Tingkat Rakyat (RPTRA) yang terdiri dari perpustakaan kecil.

Selain itu, pihaknya juga akan mengembangkan beberapa taman kecil diJakarta, mulai dari 1.000-2.000 meter persegi. Taman-taman tersebut akan dilengkapi dengan buku-buku cerita rakyat untuk meningkatkan literasi di masyarakat.

Tentu saja hal ini ia lakukan karena percaya bahwa DNA masyarakat Indonesia adalah mendongeng, bukan membaca. Ia juga mengatakan bahwa anak-anak lebih cepat menangkap informasi dengan cara penyampaian yang berbentuk cerita.
 
Gue penasaran sih apa itu DNA masyarakat Indonesia mendongeng aja... sebenarnya gue sudah tidak terlalu pernah mengalami saat-saat kehidupan di masa lalu ketika orang-orang masih menabur bunga di jalan atau cerita rakyat di warung kopi. Gue rasa hal ini harus dihargai, kita harus lebih menghargai budaya yang sudah ada dan tidak terlalu cepat mengadopsi kebudayaan barat.

Tapi gue juga ingin tahu bagaimana caranya membuat anak-anak lebih literasi... mungkin dengan membuat buku-buku cerita rakyat yang lebih menarik atau mengadaptasikan cerita-cerita rakyat ke dalam lingkungan modern seperti film, game, atau bahkan musik. Dengan begitu, cerita-cerita rakyat tidak akan terkesan kuno lagi dan anak-anak akan lebih tertarik untuk membaca.
 
aku pikir paham banget apa yang diungkapkan pramono nih! kalau dna masyarakat indonesia mendongeng, itu berarti kita harus ngasih anak-anak buku-buku cerita rakyat yang keren dan menarik agar mereka bisa menangkap informasi dengan cara yang lebih menyenangkan. tapi apa yang bikin aku penasaran adalah siapa nih yang aja bikin pengembangan taman kecil di jakarta ini? dan nggak ada informasi tentang bagaimana buku-buku rakyat itu akan disebarkan di seluruh wilayah? πŸ€”
 
Aku rasa ini kayak ngomong-ngomong aja sih, kalau nggak ada teknologi dan media yang bagus, masyarakat Indonesia pasti sudah lupa caranya membaca buku. Aku masih ingat kalau aku kecil, orangtua aku selalu bawa aku ke perpustakaan kelas saya. Sekarang ada banyak sekali taman kecil di Jakarta, tapi sepertinya tidak ada yang berarti. Mungkin ini bisa menjadi kesempatan bagus untuk meningkatkan literasi di masyarakat. Aku senang melihat Pramono Anung yang punya visi yang positif tentang pendidikan.
 
apa keberadaan RPTRA itu? kayaknya harus ada di setiap kota, tapi sekarang 324 sudah cukup sih... πŸ€” sebenarnya kalau mau meningkatkan literasi itu, harus ada pengelolaan yang baik sih... contohnya seperti ini: πŸ“ˆ Indonesia memiliki 1.150 pustakawan per 100 juta jiwa (Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2023) 😊
 
Duh, siapa nyesel, kan? Masyarakat kita ini benar-benar mendongeng! 🀣 Lalu kapan aja mau baca? Saya pikir Pramono benar sekali, anak-anak lebih cepat menangkap informasi dengan cara cerita. Kita harus fokus pada pengembangan infrastruktur yang lebih baik, seperti taman kecil yang dilengkapi buku-buku cerita rakyat. Jadi kalau kamu mau tahu apa itu sejarah atau ilmu pengetahuan, kamu harus duduk-duduk di taman itu aja! πŸ˜‚
 
Maksudnya gak usah kecewa sama generasi kita yang jadi pendongeng aja, tapi Pramono Anung jadi nggak sabar-sabar. Kalo DNA masyarakat Indonesia itu mendongeng, artinya kita semua terlalu banyak nonton film aja dan tidak baca buku lagi, kan? Tapi aku setuju sama dia kalau anak-anak lebih cepat menangkap informasi dengan cerita, tapi kita harus jaga keseimbangan aja. Kita harus bisa nggak hanya pendongeng aja, tapi juga pembaca yang baik.
 
DNA kita memang Mendongeng, kan? πŸ€” Biasanya aku lihat anak-anak kecil di kota saya masih suka mendengar cerita rakyat dari ibu-ibu mereka, lebih suka daripada membaca buku. Dan sayangnya, banyak orang tua yang masih tidak percaya bahwa anak-anak mereka bisa belajar dengan cara ini. Aku pikir itu salah, karena aku sendiri pernah lupa membaca di SD... πŸ€·β€β™‚οΈ Tapi sekarang aku sudah serius-serius banget mendukung program ini! Mungkin kalau kita buat taman kecil yang full cerita rakyat, anak-anak akan lebih cepat menangkap informasi dan literasi. Kalau bisa! 🀞
 
aku rasa nggak percaya kalau dna kita benar-benar mendongeng sih... jadi apa yang ditawarkan oleh pramono itu? sekedar beberapa ruang pustaka dan taman kecil ya, tapi di baliknya ada banyak hal lain... misalnya biaya pengembangan, sumber daya, dan sebagainya. aku rasa lebih baik jika diinvestasikan dulu untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas yang benar-benar berguna untuk masyarakat, bukan sekedar menyisihkan biaya kegiatan yang tidak terlalu penting... dan apa itu taman kecil yang sebesar 1-2 ribu meter persegi? sih cuma nggak cukup besar untuk diisi dengan banyak buku cerita rakyat aja...
 
Kan, DNA kita ngerasa kayak mendongeng aja 🀯. Apa keajaiban sih? Pribadi ini bilang anak-anak lebih cepat ngerti sesuatu dengan cara cerita. Kalau jadi pustaka aja, mungkin anak-anak nggak suka membaca... Hmm, itu kayaknya membuatku penasaran. Siapa ngerasa mau mengembangkan taman kecil untuk membantu meningkatkan literasi?
 
Kira-kira apa nih, kalau gak ada literasi, apa aja yang ada di Indonesia? Saja dongsembar. Kalau kita punya DNA yang mendongeng, itu berarti kita harus berlatih membaca aja deh. Tapi kayaknya masih banyak orang yang suka menonton video YouTube lebih dari membaca buku. Itu jadi problemesnya.
 
Kalau mau tahu tentang dna masyarakat, aku pikir ini gampang banget. Masyarakat kita sebenarnya udah punya banyak sekali cerita rakyat yang keren, tapi kita lebih fokus baca buku komik atau net aja... πŸ€”πŸ“š Aku pikir kalau kita harus kembali kepada cerita rakyat itu, kita akan jadi lebih literasi dan memiliki wawasan yang lebih luas. Tapi aku juga paham kalau anak-anak sekarang lebih suka audio atau video, tapi aku rasa kita bisa mencampur aduk cara penyampaian agar orang-orang tidak kelewatan informasi penting itu. 😊
 
Wahhhh, Pramono benar banget lagi! Mendongeng itu asal-usul dari kehidupan kita Indonesia, kaya gampang banget diakui. Tapi apa sih yang ingin dia maksudkan? Kita harus mulai dari sini, ya. Jangan hanya sekedar menabur benih literasi, tapi juga harus ada konsep 'mendongeng' itu diintegrasikan dengan pendidikan formal kita, aja.

Dan nggak bisa dihilangkan, kita harus meningkatkan fasilitas buku-buku cerita rakyat yang tersedia. Kita butuh lebih banyak buku-buku itu agar anak-anak tidak terkesan karena kurangnya pilihan. Dan itulah penting banget agar generasi muda Indonesia bisa menikmati keindahan mendongeng, ya!
 
Gue rasa kalau Pramono Anung benar banget, DNA kita memang mendongeng, tapi gue rasa itu bukan karena kita tidak bisa membaca atau apa-apa, tapi karena kita banyak sekali dihadapkan dengan informasi yang tak beres dan berlebihan. Kita butuh cara cerita untuk menenangkan pikiran kita dari semua hal negatif yang ada di media sosial ya πŸ€―πŸ’‘
 
Maksudnya apa sih? Mendongeng itu bagus sekali πŸ€”. Aku suka buku-buku rakyat, tapi kini ada banyak lagi taman kecil di Jakarta. Saya harap bisa mengunjungi beberapa tempat itu dengan anak-anak aku nanti. Cukup 1.000-2.000 meter persegi itu cukup besar sekali πŸ“šπŸ’š
 
tp siapa tahu, dna kita ini keren banget... tapi apa sih renyahnya kalau anak-anku punya kemampuan membaca dan menulis? aku suka aja sekali kebudayaan dan sejarah kita, tapi apa aku harus memaksa anakku makan nasi yang sama dengan orang lain? πŸ€”πŸ’‘
 
Wah, 324 ruang pustaka tingkat rakyat itu gampang banget dipikirin, tapi apa khasiatnya? Mau nggak ada buku-buku tambahan lagi, aja kumpulin di satu tempat dulu deh πŸ€”. Dan taman kecil dengan cerita rakyat itu, biar anak-anak lebih literasi aja, tapi bagaimana kalau aku ingin ngasihin cerita rakyat dari luar Jakarta? Mau nggak ada akses yang sama untuk seluruh Indonesia? 🀷
 
Sekarang kalian suka cerita rakyat dan siapa nanti yang tidak? πŸ€£πŸ“š Pramono udah jelas, kalau mau belajar nggak bisa cuma dengar dongeng aja πŸ§ πŸ’‘. Tapi, aku setuju banget dengarnya! Cerita rakyat itu bikin anak-anak ngerti hal-hal penting ya, seperti martabat diri, kesetiaan orang tua, dan lain-lain πŸ™πŸ“š. Dan, kalau kita punya taman kecil yang menyajikan buku-buku cerita rakyat, itu juga bikin anak-anak lebih mudah menilai informasi πŸ€”πŸ‘. Aku harap semua tipe orang suka sama ini, dan tidak hanya orang tua yang belajar aja πŸ“šπŸ˜Š.
 
kira-kira sih ada yang pikir kalau DNA nggak bisa baca buku? pramono itu benar-benar lucu! tapi gampang aja banget, kita sudah punya banyak sekali pustaka di Jakarta, bahkan perpustakaan kecil-kecilan ya. tapi apa yang penting adalah sih anak-anak mulai fokus pada literasi, bukannya kira-kira DNA itu bisa mengatakan cerita sendiri aja?
 
kembali
Top