Bank Syariah Indonesia (BSI) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan pada kuartal-I 2026 akan meningkat 0,5 persen dibanding rata-rata kuartal I di tahun-tahun sebelumnya. Proyeksi ini didorong oleh momentum konsumsi jelang ramadan dan lebaran, serta pergeseran fokus belanja pemerintah dari infrastruktur ke program yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
Menurut Banjaran Surya Indrastomo, eksekutif BSI, kuartal pertama tahun depan memiliki beberapa faktor pendorong likuiditas. Pertama, pola siklus keuangan pemerintahan yang baru mulai sejak Januari. Kedua, adanya akumulasi likuiditas dari masyarakat yang menerima gaji dan tunjangan hari raya (THR).
Dengan demikian, menurut Banjaran, perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan menggenjot produksi. Hal ini akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan kredit ke depan. Ia yakin, jika pelaku usaha dapat merespons cepat, penyaluran kredit bisa mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik dibanding kuartal satu biasanya.
Pergeseran belanja pemerintah diperkirakan akan mendorong permintaan kredit di sektor-sektor spesifik seperti pendidikan dan kesehatan. Sementara sektor konstruksi diperkirakan akan terdampak, meski masih akan tersokong oleh program-program terkait penguatan ekosistem pangan pemerintah.
Secara keseluruhan, BSI memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada 2026 akan mencapai 11,89 persen, meningkat dari proyeksi akhir 2025 sebesar 10,27 persen.
Menurut Banjaran Surya Indrastomo, eksekutif BSI, kuartal pertama tahun depan memiliki beberapa faktor pendorong likuiditas. Pertama, pola siklus keuangan pemerintahan yang baru mulai sejak Januari. Kedua, adanya akumulasi likuiditas dari masyarakat yang menerima gaji dan tunjangan hari raya (THR).
Dengan demikian, menurut Banjaran, perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan menggenjot produksi. Hal ini akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan kredit ke depan. Ia yakin, jika pelaku usaha dapat merespons cepat, penyaluran kredit bisa mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik dibanding kuartal satu biasanya.
Pergeseran belanja pemerintah diperkirakan akan mendorong permintaan kredit di sektor-sektor spesifik seperti pendidikan dan kesehatan. Sementara sektor konstruksi diperkirakan akan terdampak, meski masih akan tersokong oleh program-program terkait penguatan ekosistem pangan pemerintah.
Secara keseluruhan, BSI memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada 2026 akan mencapai 11,89 persen, meningkat dari proyeksi akhir 2025 sebesar 10,27 persen.