Pemerintah Indonesia diperkirakan dapat meraih pertumbuhan ekonomi 5,28 persen pada tahun 2026. Menurut Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, kepercayaan ini didukung oleh beberapa faktor kunci seperti konsumsi rumah tangga yang solid, peningkatan investasi, serta belanja fiskal pemerintah.
Konsumsi rumah tangga diharapkan menjadi pendukung utama ketangguhan ekonomi tahun depan. Sementara itu, program-program pemerintah seperti program makan bergizi gratis, penguatan kesehatan dan pendidikan, serta dukungan UMKM diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik dan investasi di sektor-sektor terkait.
Banjaran juga berharap dengan adanya kebijakan yang lebih proinvestasi, arus penanaman modal asing (PMA) dapat meningkat dan menantang peran penanaman modal dalam negeri. "Harapannya nanti pada 2026 dengan adanya kebijakan, ada shifting yang lebih pro kepada investasi, akan mendorong lebih banyak asing untuk lebih masuk menanamkan modal di Indonesia," ujarnya.
Dalam hal indikator moneter, Banjaran memperkirakan inflasi pada 2026 akan berada di kisaran 2,94 persen, tetap dalam rentang target Bank Indonesia (BI). Risiko utama inflasi diprediksi berasal dari harga pangan yang rentan fluktuasi akibat kondisi iklim.
Konsumsi rumah tangga diharapkan menjadi pendukung utama ketangguhan ekonomi tahun depan. Sementara itu, program-program pemerintah seperti program makan bergizi gratis, penguatan kesehatan dan pendidikan, serta dukungan UMKM diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik dan investasi di sektor-sektor terkait.
Banjaran juga berharap dengan adanya kebijakan yang lebih proinvestasi, arus penanaman modal asing (PMA) dapat meningkat dan menantang peran penanaman modal dalam negeri. "Harapannya nanti pada 2026 dengan adanya kebijakan, ada shifting yang lebih pro kepada investasi, akan mendorong lebih banyak asing untuk lebih masuk menanamkan modal di Indonesia," ujarnya.
Dalam hal indikator moneter, Banjaran memperkirakan inflasi pada 2026 akan berada di kisaran 2,94 persen, tetap dalam rentang target Bank Indonesia (BI). Risiko utama inflasi diprediksi berasal dari harga pangan yang rentan fluktuasi akibat kondisi iklim.