BPS: Indonesia Masih Impor Beras 40,7 Ribu Ton per Oktober 2025

Jumat, 29 Nopember 2025
Pemerintah Indonesia Terus Mengimpor Beras Berkat Keterampilan Masyarakat Luar Negeri
Bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, permasalahan mengenai ketersediaan beras di pasar juga menjadi hal yang serius. Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, pada bulan Oktober 2025, impor beras Indonesia mencapai 40,7 ribu ton dengan nilai sebesar Rp317,93 miliar.

Kemarin, pemerintah juga mengumumkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk meningkatkan ketersediaan beras di pasar. Dengan adanya program ini, maka penjualan nafkah sosial yang masih berjalan akan segera berakhir pada bulan Desember 2025.
Tidak hanya itu, menurut data yang diberikan Pudji Ismartini, perusahaan swasta juga telah mengimpor beras sebanyak 364.3 ribu ton pada periode Januari-Oktober 2025 dengan nilai sebesar Rp178,5 miliar.

Selain impor, pemerintah juga menyatakan bahwa berdasarkan data dari BPS, penerimaan pajak dari pengelolaan beras di tingkat kabupaten dan kota pada bulan Oktober 2025 mencapai Rp2.3 triliun.
 
Gue pikir program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ini sebenarnya tidak salah. Tapi, gimana kalau impor beras sebanyak itu? Berdasarkan data yang diberikan, pemerintah hanya mengimpor 40,7 ribu ton beras, tapi perusahaan swasta sendiri sudah mengeksport sebanyak 364,3 ribu ton. Gimana caranya jadi satu? Ada kejanggalan ya...
 
aku pikir pemerintah harus fokus buat meningkatkan produksi beras sendiri, bukan terus mengimpor dari luar negeri. kalau gini, maka biaya impor nanti bakal naik lagi dan menambah beban pajak. aku rasa pemerintah harus cari solusi buat meningkatkan ketersediaan beras di pasar dengan cara lain, misalnya dengan mendukung petani dan pengusaha kecil yang produksi beras mereka bisa lebih banyak. lho kalau kita fokus pada pendidikan dan teknologi, kemungkinan besar kita bisa meningkatkan produksi beras sendiri dan menurunkan impor.
 
aku pikir pemerintah Indonesia harus lebih teliti dalam mengimpor beras nih 🤔. kalau impor terus berlanjut, maka harga beras di pasar akan semakin naik dan mempengaruhi kehidupan masyarakat, termasuk aku sendiri yang suka makan nasi goreng 😊. perlu diingat bahwa program SPHP itu sebenarnya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap impor beras dan meningkatkan penjualan nafkah sosial, tapi aku masih ragu apakah program ini efektif atau tidak 🤷‍♂️. sepertinya perlu diadakan survei lebih lanjut tentang dampak impor beras terhadap masyarakat, terutama kalangan petani dan pedagang yang terkena dampak dari penjualan nafkah sosial 😕.
 
Maaf kalo ngechat lemas... Jadi, ternyata impor beras semakin banyak deh... Sering banget dengerin kabar ini di Jakarta. Tapi siapa tahu, kalau impor bisa menyelesaikan masalah harga beras yang naik, tentu berita baik untuk masyarakat di sini! Aku rasa pemerintah sudah buat jalan keluar dengan program SPHP itu... Tapi, ayo ganti dulu minuman favorit aku, teh manis, dengan teh putih ya?
 
Kalau gini, impor beras jadi sumber utama nih, padahal kita seharusnya bisa menghasilkan beras sendiri dulu 😕. Aku rasa pemerintah harus cari cara lagi agar kita bisa menghasilkan beras yang cukup untuk pasar. Impor bukanlah solusi jangka panjang aja 🤔.
 
Maksudnye apa sih? Mereka terus import beras walaupun kita sudah ada masalah ketersediaan beras di pasar! 🤦‍♂️ Apa yang diimpormain ya, kualitasnya? Kita orang Indonesia nggak suka cari nafkah sosial karena ini bukan beras berkualitas. Program SPHP itu kayak apa? Tunggu sampai bulan desember aja sih, tapi bagaimana kalau pas kalua beras masih belum cukup? Mereka kira apa sih? Kita tidak bisa terus hidup dengan nafkah sosial ya! 🤔
 
Aku pikir kalau gini penting banget, impor beras Indonesia masih terus berlanjut meskipun sudah ada program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Aku rasa penting banget pemerintah untuk mencari alternatif, misalnya meningkatkan produksi beras di Indonesia. Nah tapi sekarang impor terus berjalan dan penjualan nafkah sosial akan berakhir pada Desember 2025. Itu juga membuat aku kagum dengan perusahaan swasta yang mengimpor beras sebanyak 364.3 ribu ton, tapi apa pun alasan, aku ingin melihat bagaimana pemerintah bisa meningkatkan produksi beras di Indonesia agar tidak terlalu bergantung pada impor lagi 🤔
 
Saya pikir ini buat kita orang Indonesia nggak sedih ya? Kita bisa nanggung lagi masalah nasi karena ada negara luar yang kasih bantuan 🤝. Tapi, apa karna itu kita harus serius dalam mengelola beras kita sendiri 😬. Kita harus makin cerdas dalam menyimpan dan mengalokasikan untuk kebutuhan sosial ya! 🤓
 
Eh kaya gini, impor beras naik banget, 40,7 ribu ton danRp317 miliar. Sama-sama ya, tapi kita harus nglihat apa yang terjadi dengan petani lokal. Kita sabar aja kan? Impor bukanlah solusi jangka panjang. Kita harus cari cara lagi untuk meningkatkan produksi beras di Indonesia. Mungkin ada cara bagus dari pemerintah, tapi kita harus tunggu sampai saatnya.
 
Maksudnya, kenapa impor beras masih banyak? Saya pikir ini harus ada solusi yang lebih baik, tapi sampai sekarang impor beras tetap banyak. Kalau tidak ada konflik yang membuat produksi beras menurun, kita pasti bisa mengekspor juga. Tapi, apa yang bikin impor beras begitu banyak? Saya pikir ini perlu dilakukan analisis lebih lanjut.
 
aku pikir kalau gini sebenarnya tidak masuk akal, kalau negara kita bisa impor sendiri beras yang banyak banget, tapi apa lagi kalau impor itu dari luar negeri? aku rasa jadinya lebih baik jika kita fokus utama memproduksi sendiri beras di Indonesia, karenanya kita tidak bergantung pada impor dan juga mendapatkan untung dari pengelolaan beras. aku harap pemerintah bisa membuat kebijakan yang lebih tepat dan bijak, sehingga kita bisa mengatasi masalah ketersediaan beras di pasar 😒
 
Kalo gini, impor beras banyak banget sih! Maka dari itu, aku rasa penjualan nafkah sosial yang masih berjalan bisa dihentikan dulu sampai program SPHP ini sudah berfungsi dengan baik, kan? Aku harap pemerintah bisa mengatur pasar beras agar harga tidak terlalu tinggi lagi, biar masyarakat bisa memiliki akses ke beras dengan harga yang wajar. Dan, aku rasa perlu ada monitoring yang lebih ketat terhadap impor beras yang dilakukan oleh swasta, supaya tidak ada penyalahgunaan. 🤔
 
Gue pikir kalau go ngimpor beras itu, itu bukan hanya soal biaya saja, tapi juga tentang prioritas. Kita nggak bisa terus terjebak pada siklus yang sama, yaitu mengimpor beras dari luar negeri dan kemudian harus menangani ketersediaan pasarnya. Gue yakin kalau jika kita fokus pada menciptakan ekonomi lokal, kita bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Kita perlu belajar dari kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi dan tidak menyerah untuk mencari solusi baru. Jika kita mau bekerja sama dan kooperatif, mungkin kita bisa menciptakan ekonomi yang lebih merata dan tidak tergantung pada impor beras. 🤔💡
 
ya, kalau gini, impor beras tuh sering disebut sebagai solusi, tapi siapa yang bilang bahwa impor berarti kita tidak bisa memproduksi sendiri ya? kayaknya lebih baik kita fokus pada meningkatkan produksi beras kita sendiri biar tidak tergantung pada impor. dan kalau pemerintah ini benar-benar ingin membantu rakyat, mungkin harus ada program yang bisa membantu petani-petani kecil untuk memproduksi lebih banyak dan efisien biar kita bisa memiliki sumber daya yang cukup 🌾💪
 
Pernyataan ini memang bagus banget, tapi aku masih ragu-ragu. Impor beras banyak terjadi, tapi bukannya itu bikin harga beras naik? Aku paham kebutuhan akan beras di pasar, tapi cara yang diambil sama sekali tidak optimal. Kita harus melihat dari segi pendapatan negara, tapi apa yang dibawa pulang juga penting banget. Dan apa dengan program SPHP ini, nanti siapa yang bakal menanggung beban itu?
 
Biar gampangnya, import beras bule-bule makin banyak, tapi ari gini, apa lagi kebutuhan masyarakat kita? Pasar nasi urut-urutan, sih. Aku rasa pemerintah harus fokus banget ke pembangunan infrastruktur di daerah, supaya pasokan beras bisa lebih stabil dan tidak tergantung pada impor bule-bule yang mahal. Kalau gini, masyarakat kita pasti akan merasa lega dan tidak perlu khawatir tentang nasi, ari deh 🤔
 
Gue pikir kalau gini memang harusnya dilakukan, tapi kenapa perlu impor beras? Kalau kita punya sendiri di tanah air, biar lebih efisien dan tidak tergantung pada luar negeri, ya? Tapi mungkin kalau kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah dari luar negeri, maka itu menjadi pilihan. Yang jadi soal adalah, siapa yang akan mendapat manfaat dari impor beras ini? Apakah hanya perusahaan swasta saja yang mendapatkan profit, atau juga ada bagian bagi rakyat Indonesia?
 
ini nggak enak banget ya, pertumbuhan ekonomi naik tapi masih banyak yang kelaparan! misalnya, menurut data BPS, kekurangan pangan di Indonesia mencapai 12,8% pada bulan Oktober 2025 😬. tapi apa sih hasil impor beras itu? sebanyak 40,7 ribu ton dan nilai Rp317,93 miliar! nggak sebanding dengan jumlah kelaparan yang ada di negara ini. perusahaan swasta juga ikut ambil bagian dengan mengimpor beras sebanyak 364,3 ribu ton, tapi apa hasilnya? berapa lagi yang jadi buang-buang uang? 🤔
 
hehe, apa lagi yang bisa pemerintah lakukan? impor beras begitu banyak, gimana sih caranya masalah harga nasi tidak teratasi? 🤔 sementara penjualan nafkah sosial yang masih berjalan akan segera berakhir, apa kegiatan itu sih lagi? 🤷‍♀️ dan mana caranya pemerintah bisa mengatur harga nasi yang stabil di pasar, kan impor beras banyak banget! 💸
 
kembali
Top