BPJPH: Kuliner Halal Representasi Kekuatan Budaya dan Regulasi

Kuliner Halal: Representasi Kekuatan Budaya dan Regulasi

Dalam acara Indonesia International Halal Chef Competition (IN2HCC) 2025 di Jakarta, Sekretaris Utama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI Muhammad Aqil Irham menegaskan bahwa kuliner halal tidak hanya mencerminkan kepatuhan terhadap regulasi Jaminan Produk Halal (JPH), tetapi juga merepresentasikan kekuatan budaya bangsa Indonesia.

Kuliner halal, kata Irham, memiliki dua aspek yang penting. Pertama, sebagai wujud kepatuhan atas kewajiban sertifikasi halal sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Jaminan Produk Halal. Kedua, sebagai representasi dari warisan kuliner yang kaya dan identitas bangsa Indonesia.

"Kuliner halal bukan hanya tentang kepatuhan formalitas, melainkan tentang kualitas dan integritas," Ungkap Irham. "Dengan demikian, kita dapat meningkatkan daya saing produk nasional dan menjadikan halal sebagai karakter budaya produksi bangsa."

Irham juga menyebutkan bahwa sektor kuliner halal memegang peran strategis dalam penguatan ekosistem halal nasional. Kehalalan produk makanan dan minuman bukan sekadar label formalitas, melainkan sebagai bentuk jaminan kualitas dan perlindungan konsumen.

"Semakin luas kesadaran pelaku usaha dan masyarakat akan pentingnya sertifikat halal, maka semakin kuat pula posisi Indonesia dalam rantai nilai halal global," Jelas Irham.

Dengan adanya implementasi Wajib Halal Oktober 2026, Irham diharapkan bahwa halal akan menjadi karakter dan budaya produksi bangsa. Kegiatan IN2HCC juga dianggap sebagai wadah edukasi dan promosi nilai halal yang terintegrasi dengan budaya bangsa.

"Kompetisi seperti IN2HCC bukan hanya ruang untuk menunjukkan keahlian, tetapi juga sarana edukasi dan promosi nilai halal," Tutup Irham.
 
Gue pikir kalau kuliner halal sebenarnya cuma sekedar label, tapi aku tahu lebih dari itu! Karena di baliknya ada budaya dan warisan yang kaya banget, seperti apa sih? Kalau kamu punya nasi goreng atau sate, rasanya sama-sama bisa jadi makanan halal kan? Tapi gue rasa perlu regulasi untuk membuat pihak swasta tidak bisa berbohong tentang kehalalan produknya. Nah, saya pikir dengan adanya kompetisi seperti IN2HCC, kita bisa melihat bagaimana kualitas dan integritas kuliner halal sebenarnya! ๐Ÿค”๐Ÿ‘จโ€๐Ÿณ
 
๐Ÿค” siapa tahu aja kuliner halal itu tidak hanya tentang kepatuhan formalitas tapi juga tentang kualitas dan integritas. sebenarnya ada banyak kuliner halal di Indonesia yang sudah memiliki reputasi yang baik dan dihargai oleh masyarakat. kayaknya perlu lebih banyak promosi dan edukasi tentang nilai-nilai halal agar produk nasional bisa meningkatkan daya saing di pasar internasional ๐ŸŒฎ
 
Gue penasaran sih apa yang bikin kualitas kuliner halal makin meningkat. Gue rasa sektor ini penting banget buat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Tapi, sepertinya masih banyak lagi yang perlu diperhatikan, seperti bagaimana memastikan kesetaraan antar produsen dan membuat sistem sertifikasi halal lebih transparan. Gue harap kompetisi IN2HCC ini bisa menjadi wadah yang baik buat melakonkan perubahan tersebut ๐Ÿ˜Š
 
Pengamat mahkamah itu ๐Ÿค”... Aku pikir kalau kuliner halal itu bukan cuma soal regulasi aja, tapi juga tentang warisan budaya kita Indonesia ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ. Kalau mau jadi kekuatan maka harus dipercayakan kepada pebisnis yang bersemangat dan memiliki visi panjang. Kita tidak boleh hanya fokus pada label formalitas, tapi juga kualitas dan integritasnya yang sebenarnya ๐Ÿค.
 
aku rasa kompetisi ini sangat penting ya ๐Ÿค”, harusnya bisa meningkatkan kesadaran tentang kualitas dan integritas kuliner halal di indonesia. tapi masih banyak yang salah mengerti apa itu kehalalan produk makanan nih ๐Ÿ˜…, hanya fokus pada label formalitas saja. kalau mau benar-benar meningkatkan daya saing nasional, harus ada pendidikan dan promosi yang lebih baik lagi ๐Ÿ’ก
 
Aku pikir kalau kita harus memperhatikan aspek lainnya selain kepatuhan regulasi JPH saat ini. Mereka bilang bahwa kuliner halal merepresentasikan kekuatan budaya bangsa Indonesia, tapi apa sebenarnya itu? Aku ingin melihat bagaimana konten yang dihasilkan oleh kompetisi seperti IN2HCC itu benar-benar mewakili warisan kuliner kita. Apakah hanya sekedar tentang resep dan cara membuat makanan saja, atau apakah ada yang lebih dalam lagi?

Saya juga ingin tahu bagaimana implementasi Wajib Halal Oktober 2026 itu benar-benar berdampak pada masyarakat. Aku harap tidak hanya menjadi sekedar label formalitas, melainkan sebenarnya meningkatkan kualitas dan kejujuran dalam produksi makanan. Dan aku ingin lihat bagaimana edukasi dan promosi nilai halal itu dilakukan, apakah benar-benar terintegrasi dengan budaya kita?
 
๐Ÿค” oh iya kalau udah ada kompetisi kuliner halal di jakarta nih, itu artinya Indonesia sudah serius2 dengan regulasi JPH ya. tapi giliran kita sebagai konsumen yang harus mengikuti juga, jadi patutnya kita waspada banget terhadap label "halal" yang digunakan di makanan itu aja ๐Ÿด๐Ÿ‘€
 
ini kompetisi in 2hcc tahun ini agak kayak persib di piala dunia, siapa yang konsisten banget pasti bakal jadi juara ๐Ÿ† tapi kalau ada kekurangan di segi kualitas dan integritas, maka semua itu tidak akan berarti ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ. sepertinya irham sudah lihat hal ini dan ingin meningkatkan kesadaran halal di kalangan masyarakat dan usaha sehingga kita bisa menjadi lebih kompetitif di pasar global ๐ŸŒŽ
 
๐Ÿค” sih kalau kue adem itu harus dipakai sebagai contoh bagu kualitas produk nasional ya... tapi aku rasa sektor kuliner halal ini masih punya banyak kesempatan untuk berkembang, gini contohnya kalau ada promosi yang tepat dan strategis, nanti produksi halal bisa jadi lebih kompetitif di pasar global. ๐Ÿš€
 
ini penting banget kulinernya halal jadi karakter budaya kita ๐Ÿ™. jangan cuma sekedar label aja, tapi kualitasnya yang bagus dan integritasnya. kalau itu benar-benar tercapai maka Indonesia bisa menjadi kompetitor yang kuat di pasar global ๐ŸŒŽ. dan ini juga penting karena penguatan ekosistem halal nasional ya! kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk sertifikat halal agar semakin banyak pula penggunaan produk halal ๐Ÿ“ˆ.
 
๐Ÿค” Gue pikir kalau kuliner halal itu bukannya lebih tentang biaya produksi aja, gak? Kamu bisa membuatnya lebih enak dan beragam dengan cara lain juga, jadi nggak perlu harus sertifikasi halal aja. Tapi gue juga pengen banget sama warisan budaya Indonesia yang kaya banget, di mana kuliner halal itu menjadi bagian dari kebudayaan kita ๐ŸŽจ
 
aku senang lihat pemerintah bersemangat dalam meningkatkan representasi kuliner halal di negara kita ๐Ÿ™Œ. tapi aku pikir perlu diawasi agar tidak hanya tentang munculnya banyak peserta yang terdiri dari usaha kecil-kecilan dan tidak cukup profesional, padahal yang benar-benar baik adalah mereka yang memiliki kualitas produk dan kemampuan yang sebenarnya. ๐Ÿค”
 
kembali
Top