Pemerintah Indonesia harus mengubah perspektif dan menempatkan sport tourism sebagai kebijakan negara, bukan lagi kegiatan swasta semata. Menurut COO Danantara, Dony Oskaria, sport tourism telah menjadi magnet yang luar biasa bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
"Major marathon itu memberikan dampak ekonomi yang luar biasa terhadap suatu negara," kata Dony dalam acara Indonesia Sportd Summit 2025. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sport tourism sebagai country policy karena terbukti memberi dampak ekonomi signifikan, baik dari kunjungan wisatawan, perputaran uang, hingga peningkatan pendapatan UMKM.
Namun, Indonesia masih belum mengambil langkah-langkah yang cukup untuk mengembangkan sport tourism. Dony mengakui bahwa sport tourism ini bukan lagi menjadi sebuah event swasta atau private yang hanya memiliki tujuan ekonomi kecil, tetapi telah menjadi kebijakan negara yang harus didukung dengan semaksimal mungkin.
Contohnya adalah F1 Singapura, yang terbukti memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi negara tersebut. Dengan event besar seperti F1, jumlah penerbangan meningkat 63%, international tourist arrivalnya meningkat 20% dan pendapatan dari SME mereka 20%.
Indonesia tidak boleh tertinggal dalam mengembangkan sport tourism. MotoGP Mandalika telah memberikan dampak positif, terutama pada branding nasional, namun keberlanjutan event masih perlu diperkuat.
"Kalau kita mengkaji sustainability daripada event ini, itu tentu kita sedikit mempertanyakan kalau event ini dijalankan secara model bisnis yang existing. Karena yang namanya korporasi (pihak swasta) tentu mereka mengharapkan ada impact ekonomi secara direct kepada korporasinya," terang Dony.
Ke depan, sport tourism harus ditempatkan sebagai bagian penting dari strategi pertumbuhan ekonomi nasional. "Kita tidak boleh kalah dengan Singapura misalnya, dan menjadikan sport tourism sebagai enabler bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," pungkasnya.
"Major marathon itu memberikan dampak ekonomi yang luar biasa terhadap suatu negara," kata Dony dalam acara Indonesia Sportd Summit 2025. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sport tourism sebagai country policy karena terbukti memberi dampak ekonomi signifikan, baik dari kunjungan wisatawan, perputaran uang, hingga peningkatan pendapatan UMKM.
Namun, Indonesia masih belum mengambil langkah-langkah yang cukup untuk mengembangkan sport tourism. Dony mengakui bahwa sport tourism ini bukan lagi menjadi sebuah event swasta atau private yang hanya memiliki tujuan ekonomi kecil, tetapi telah menjadi kebijakan negara yang harus didukung dengan semaksimal mungkin.
Contohnya adalah F1 Singapura, yang terbukti memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi negara tersebut. Dengan event besar seperti F1, jumlah penerbangan meningkat 63%, international tourist arrivalnya meningkat 20% dan pendapatan dari SME mereka 20%.
Indonesia tidak boleh tertinggal dalam mengembangkan sport tourism. MotoGP Mandalika telah memberikan dampak positif, terutama pada branding nasional, namun keberlanjutan event masih perlu diperkuat.
"Kalau kita mengkaji sustainability daripada event ini, itu tentu kita sedikit mempertanyakan kalau event ini dijalankan secara model bisnis yang existing. Karena yang namanya korporasi (pihak swasta) tentu mereka mengharapkan ada impact ekonomi secara direct kepada korporasinya," terang Dony.
Ke depan, sport tourism harus ditempatkan sebagai bagian penting dari strategi pertumbuhan ekonomi nasional. "Kita tidak boleh kalah dengan Singapura misalnya, dan menjadikan sport tourism sebagai enabler bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," pungkasnya.