BNPB Akhiri Pencarian Korban Longsor Banjarnegara, 17 Orang Meninggal Dunia
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, secara resmi dihentikan pada Selasa (25/11) kemarin. Keputusan ini diambil setelah sepuluh hari upaya pencarian dan evaluasi menyeluruh semua pihak.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, total korban meninggal dunia menjadi 17 orang, termasuk dua potongan tubuh manusia. Meski seluruh metode pencarian telah diterapkan, sebanyak 11 korban lainnya tidak berhasil ditemukan.
Selain korban jiwa, bencana ini juga mengakibatkan empat warga luka-luka, 1.019 jiwa dari 343 KK mengungsi di lima lokasi pengungsian dan rumah warga. Kerugian material akibat bencana longsor tersebut di antaranya mencakup 206 rumah roboh, termasuk dua unit masjid dan satu musala.
Meskipun operasi SAR telah ditutup, BNPB menyebut pendampingan psikososial, pemenuhan hak keluarga korban, serta bantuan administratif bagi keluarga korban yang belum ditemukan akan terus diberikan. Pertimbangan ini menjadi dasar bahwa operasi SAR tidak dapat dilanjutkan tanpa mengorbankan keselamatan lebih banyak pihak.
Penyaluran santunan bagi keluarga korban sesuai ketentuan pemerintah juga akan segera dilaksanakan oleh Dinas Sosial. BNPB juga tengah melakukan pemulihan layanan publik, termasuk kegiatan belajar mengajar dan aktivitas ekonomi masyarakat, serta pendampingan psikososial berkelanjutan, terutama bagi keluarga yang kehilangan anggota keluarga dan warga yang mengalami trauma.
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, secara resmi dihentikan pada Selasa (25/11) kemarin. Keputusan ini diambil setelah sepuluh hari upaya pencarian dan evaluasi menyeluruh semua pihak.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, total korban meninggal dunia menjadi 17 orang, termasuk dua potongan tubuh manusia. Meski seluruh metode pencarian telah diterapkan, sebanyak 11 korban lainnya tidak berhasil ditemukan.
Selain korban jiwa, bencana ini juga mengakibatkan empat warga luka-luka, 1.019 jiwa dari 343 KK mengungsi di lima lokasi pengungsian dan rumah warga. Kerugian material akibat bencana longsor tersebut di antaranya mencakup 206 rumah roboh, termasuk dua unit masjid dan satu musala.
Meskipun operasi SAR telah ditutup, BNPB menyebut pendampingan psikososial, pemenuhan hak keluarga korban, serta bantuan administratif bagi keluarga korban yang belum ditemukan akan terus diberikan. Pertimbangan ini menjadi dasar bahwa operasi SAR tidak dapat dilanjutkan tanpa mengorbankan keselamatan lebih banyak pihak.
Penyaluran santunan bagi keluarga korban sesuai ketentuan pemerintah juga akan segera dilaksanakan oleh Dinas Sosial. BNPB juga tengah melakukan pemulihan layanan publik, termasuk kegiatan belajar mengajar dan aktivitas ekonomi masyarakat, serta pendampingan psikososial berkelanjutan, terutama bagi keluarga yang kehilangan anggota keluarga dan warga yang mengalami trauma.