BNPB Akhiri Pencarian Korban Longsor Banjarnegara, 17 Orang Meninggal Dunia
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akhirnya menghentikan operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Keputusan ini diambil setelah sepuluh hari upaya pencarian dan evaluasi menyeluruh semua pihak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa tim gabungan berhasil menemukan lima jenazah tambahan yang kini dibawa ke RSUD Banjarnegara untuk proses identifikasi. Dengan temuan ini, total korban meninggal dunia menjadi 17 orang, termasuk dua potongan tubuh manusia.
Meski seluruh metode pencarian telah diterapkan, sebanyak 11 korban lainnya tidak berhasil ditemukan. Bencana ini juga mengakibatkan empat warga luka-luka dan 1.019 jiwa dari 343 KK mengungsi di lima lokasi pengungsian dan rumah warga.
Kerugian material akibat bencana longsor tersebut mencakup 206 rumah roboh, termasuk dua unit masjid dan satu musala. Jalur antardesa sepanjang 800 meter tertutup material, saluran irigasi 670 meter terdampak, persawahan warga, lima ekor sapi dan 125 kambing, tiga warung sembako, 11 warung lainnya, serta 24 kolam ikan.
Meskipun operasi SAR telah ditutup, BNPB menyebut pendampingan psikososial, pemenuhan hak keluarga korban, serta bantuan administratif bagi keluarga korban yang belum ditemukan akan terus diberikan. Penutupan operasi SAR bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga menyentuh sisi emosional bagi masyarakat terdampak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akhirnya menghentikan operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Keputusan ini diambil setelah sepuluh hari upaya pencarian dan evaluasi menyeluruh semua pihak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa tim gabungan berhasil menemukan lima jenazah tambahan yang kini dibawa ke RSUD Banjarnegara untuk proses identifikasi. Dengan temuan ini, total korban meninggal dunia menjadi 17 orang, termasuk dua potongan tubuh manusia.
Meski seluruh metode pencarian telah diterapkan, sebanyak 11 korban lainnya tidak berhasil ditemukan. Bencana ini juga mengakibatkan empat warga luka-luka dan 1.019 jiwa dari 343 KK mengungsi di lima lokasi pengungsian dan rumah warga.
Kerugian material akibat bencana longsor tersebut mencakup 206 rumah roboh, termasuk dua unit masjid dan satu musala. Jalur antardesa sepanjang 800 meter tertutup material, saluran irigasi 670 meter terdampak, persawahan warga, lima ekor sapi dan 125 kambing, tiga warung sembako, 11 warung lainnya, serta 24 kolam ikan.
Meskipun operasi SAR telah ditutup, BNPB menyebut pendampingan psikososial, pemenuhan hak keluarga korban, serta bantuan administratif bagi keluarga korban yang belum ditemukan akan terus diberikan. Penutupan operasi SAR bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga menyentuh sisi emosional bagi masyarakat terdampak.