BMKG memprediksi bahwa ex-Siklon Tropis Senyar masih menyimpan dampak tidak langsung hingga Senin. Sebuah siklon tropis yang berasal dari Bibit Siklon 92W sedang melanda Laut China Selatan, tetapi belum menunjukkan tanda-tandanya akan peningkatan intensitas menjadi siklon tropis.
BMKG mengatakan bahwa ex-Siklon Tropis Senyar memiliki kecepatan mencapai 46 km/jam dan tekanan udara minimum 1006 hPa. Namun, meskipun demikian, dampak tidak langsung dari siklon ini masih dapat dirasakan di beberapa wilayah.
Salah satu dampaknya adalah hujan intensitas sedang hingga lebat di Kepulauan Riau, serta gelombang laut tinggi sekitar 1,25-2,5 meter. Masyarakat yang terdampak diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi cuaca terbaru.
Sementara itu, BMKG juga mengungkapkan bahwa Siklon Tropis Koto sedang berkembang dari Bibit Siklon 92W. Namun, meskipun demikian, siklon ini tidak memberikan dampak terhadap kondisi cuaca ekstrem dan perairan di wilayah Indonesia.
Bencana banjir bandang telah terjadi di beberapa wilayah di Sumatra, termasuk Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Kapusdatin BNPB), data terbaru korban tewas mencapai 441 jiwa, dengan jumlah korban tewas terbanyak di Sumatra Utara.
BMKG mengatakan bahwa ex-Siklon Tropis Senyar memiliki kecepatan mencapai 46 km/jam dan tekanan udara minimum 1006 hPa. Namun, meskipun demikian, dampak tidak langsung dari siklon ini masih dapat dirasakan di beberapa wilayah.
Salah satu dampaknya adalah hujan intensitas sedang hingga lebat di Kepulauan Riau, serta gelombang laut tinggi sekitar 1,25-2,5 meter. Masyarakat yang terdampak diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi cuaca terbaru.
Sementara itu, BMKG juga mengungkapkan bahwa Siklon Tropis Koto sedang berkembang dari Bibit Siklon 92W. Namun, meskipun demikian, siklon ini tidak memberikan dampak terhadap kondisi cuaca ekstrem dan perairan di wilayah Indonesia.
Bencana banjir bandang telah terjadi di beberapa wilayah di Sumatra, termasuk Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Kapusdatin BNPB), data terbaru korban tewas mencapai 441 jiwa, dengan jumlah korban tewas terbanyak di Sumatra Utara.