Hujan Tersusun dari Langsung ke Tanah, Cilacap Jadi Lahan Longsor. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa kondisi hujan intens berlangsung sejak awal pekan ini telah meningkat kadar air tanah di wilayah Kabupaten Cilacap, yang kemudian mengakibatkan terjadinya longsor di Kecamatan Majenang.
Pengamatan BMKG menunjukkan bahwa curah hujan di daerah tersebut mencapai 98,4 mm/hari dan 68 mm/hari pada Senin (10/11/2025) dan Selasa (11/11/2025). Hujan semakin berat membuat kondisi tanah menjadi semakin basah dan rentan terhadap pergerakan. Sehingga, BMKG memperingatkan bahwa wilayah Cilacap, termasuk Kecamatan Majenang, berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode 11–20 November 2025.
Penyebabnya ada beberapa faktor dari kondisi atmosfer. Pola cuaca beberapa hari terakhir yang mendukung terbentuknya awan hujan di wilayah Jawa Tengah, serta aktivitas fenomena MJO (Madden Jullian Oscillation) dan gelombang atmosfer lain yang memperkuat proses pembentukan awan. Sehingga, kondisi ini mendorong terbentuknya awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir serta angin kencang.
BMKG juga menyatakan bahwa kelembapan udara yang sangat tinggi pada beberapa lapisan, yakni 850 mb, 700 mb, dan 500 mb, dengan nilai mencapai 70–100 persen. Efeknya dapat meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang.
Pada rilis Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Ekstrem, BMKG menyampaikan bahwa wilayah Cilacap berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode 11–20 November 2025. Hujan sedang hingga lebat diperkirakan dapat terjadi kembali pada 19-22 November 2025.
Pengamatan BMKG menunjukkan bahwa curah hujan di daerah tersebut mencapai 98,4 mm/hari dan 68 mm/hari pada Senin (10/11/2025) dan Selasa (11/11/2025). Hujan semakin berat membuat kondisi tanah menjadi semakin basah dan rentan terhadap pergerakan. Sehingga, BMKG memperingatkan bahwa wilayah Cilacap, termasuk Kecamatan Majenang, berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode 11–20 November 2025.
Penyebabnya ada beberapa faktor dari kondisi atmosfer. Pola cuaca beberapa hari terakhir yang mendukung terbentuknya awan hujan di wilayah Jawa Tengah, serta aktivitas fenomena MJO (Madden Jullian Oscillation) dan gelombang atmosfer lain yang memperkuat proses pembentukan awan. Sehingga, kondisi ini mendorong terbentuknya awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir serta angin kencang.
BMKG juga menyatakan bahwa kelembapan udara yang sangat tinggi pada beberapa lapisan, yakni 850 mb, 700 mb, dan 500 mb, dengan nilai mencapai 70–100 persen. Efeknya dapat meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang.
Pada rilis Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Ekstrem, BMKG menyampaikan bahwa wilayah Cilacap berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode 11–20 November 2025. Hujan sedang hingga lebat diperkirakan dapat terjadi kembali pada 19-22 November 2025.