BMKG mengakui bahwa masih ada 44 daerah di Indonesia yang tidak dilengkapi dengan radar cuaca. Hal ini menyebabkan penghambatan dalam merilis peringatan dini bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Menurut Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, siklon senyar bukan hanya penyebab dari masalah tersebut, tetapi juga ada masalah kekurangan radar cuaca.
Faisal mengungkapkan bahwa BMKG hanya memiliki 44 radar cuaca yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, dia menyebut bahwa wilayah Aceh Tengah belum terakomodasi dengan radar cuaca. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam merilis peringatan dini bencana alam bagi masyarakat di daerah tersebut.
Pada tanggal 25-27 November 2025, Aceh memasuki cuaca ekstrem yang sangat deras dan menyebabkan hujan yang mengalir dengan intensitas tinggi. Jumlah curah hujan pada masa itu mencapai 411 mm per hari di Kabupaten Bireuen.
Dengan demikian, Faisal berharap agar BMKG dapat meningkatkan jumlah radar cuaca menjadi 75, seperti yang dibutuhkan untuk kepentingan nasional.
Faisal mengungkapkan bahwa BMKG hanya memiliki 44 radar cuaca yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, dia menyebut bahwa wilayah Aceh Tengah belum terakomodasi dengan radar cuaca. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam merilis peringatan dini bencana alam bagi masyarakat di daerah tersebut.
Pada tanggal 25-27 November 2025, Aceh memasuki cuaca ekstrem yang sangat deras dan menyebabkan hujan yang mengalir dengan intensitas tinggi. Jumlah curah hujan pada masa itu mencapai 411 mm per hari di Kabupaten Bireuen.
Dengan demikian, Faisal berharap agar BMKG dapat meningkatkan jumlah radar cuaca menjadi 75, seperti yang dibutuhkan untuk kepentingan nasional.