Kolaborasi regional menjadi kunci dalam menjaga keberlangsungan dan ketahanan ekonomi Asia Pasifik. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa saat ini adalah waktunya negara-negara di sektor ini bertindak bersama untuk memperkuat ketahanan ekonomi.
Bank Indonesia telah mengambil lima langkah utama dalam merespons dinamika dan tantangan yang dihadapi kawasan. Pertama, perlu memperkuat kerangka bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran agar berjalan terpadu. Kedua, perlu memperkuat pengawasan sistemik, termasuk pendalaman pasar uang dan pengawasan terhadap lembaga keuangan non-bank.
Tiga, perlu mempercepat konektivitas pembayaran digital lintas negara, baik ritel maupun wholesale. Keempat, perlu memperkuat kapasitas kelembagaan guna menjaga independensi bank sentral dan memastikan sinergi dengan pemerintah dan sektor riil.
Kelima, perlu mengembangkan kapasitas sumber daya manusia agar siap menghadapi tantangan kebanksentralan di masa depan. Ini merupakan langkah-langkah penting yang harus diambil oleh negara-negara di Asia Pasifik untuk menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan ekonomi kawasan.
Dalam rangka ini, Bank Indonesia juga akan mengambil peran aktif dalam memberikan arah dan bimbingan kepada sektor keuangan di Asia Pasifik. Kepemimpinan Bank Indonesia di SEACEN pada tahun 2026 juga merupakan pengakuan terhadap peran aktif Indonesia dalam memperkuat kapasitas kebanksentralan di kawasan.
Kolaborasi ekonomi bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk membuka potensi pertumbuhan dan mendorong inovasi. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, penting bagi negara-negara di Asia Pasifik untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan ekonomi kawasan.
Bank Indonesia telah mengambil lima langkah utama dalam merespons dinamika dan tantangan yang dihadapi kawasan. Pertama, perlu memperkuat kerangka bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran agar berjalan terpadu. Kedua, perlu memperkuat pengawasan sistemik, termasuk pendalaman pasar uang dan pengawasan terhadap lembaga keuangan non-bank.
Tiga, perlu mempercepat konektivitas pembayaran digital lintas negara, baik ritel maupun wholesale. Keempat, perlu memperkuat kapasitas kelembagaan guna menjaga independensi bank sentral dan memastikan sinergi dengan pemerintah dan sektor riil.
Kelima, perlu mengembangkan kapasitas sumber daya manusia agar siap menghadapi tantangan kebanksentralan di masa depan. Ini merupakan langkah-langkah penting yang harus diambil oleh negara-negara di Asia Pasifik untuk menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan ekonomi kawasan.
Dalam rangka ini, Bank Indonesia juga akan mengambil peran aktif dalam memberikan arah dan bimbingan kepada sektor keuangan di Asia Pasifik. Kepemimpinan Bank Indonesia di SEACEN pada tahun 2026 juga merupakan pengakuan terhadap peran aktif Indonesia dalam memperkuat kapasitas kebanksentralan di kawasan.
Kolaborasi ekonomi bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk membuka potensi pertumbuhan dan mendorong inovasi. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, penting bagi negara-negara di Asia Pasifik untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan ekonomi kawasan.