Pertumbuhan kredit perbankan masih lemah di tengah pertumbuhan ekonomi yang tidak kuat. Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, terdapat masih lesunya pertumbuhan kredit, yakni 7,70% (yoy) pada September 2025, meskipun sedikit meningkat dari bulan sebelumnya.
Namun, pelaku usaha masih cenderung "wait and see" dan tidak banyak yang meminta kredit. Selain itu, optimasi pembiayaan internal oleh korporasi juga menjadi penyebab permasalahan. Suku bunga kredit yang masih relatif tinggi juga menjadi faktor yang membuat pelaku usaha ragu untuk meminjam.
Fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada September 2025 mencapai Rp2.374,8 triliun atau 22,54% dari plafon kredit yang tersedia. Peningkatan ini terjadi pada segmen korporasi dengan kontribusi utama dari sektor perdagangan, industri, dan pertambangan.
Selain itu, jenis kredit modal kerja juga menjadi penyumbang utama terhadap peningkatan undisbursed loan. Meskipun demikian, Perry Warjiyo tetap menegaskan pentingnya meningkatkan pertumbuhan kredit perbankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Menurut Perry, perlu ada upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha dan mengurangi suku bunga kredit. Dengan demikian, dapat meningkatkan kepercayaan pelaku usaha terhadap sistem perbankan dan memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Namun, pelaku usaha masih cenderung "wait and see" dan tidak banyak yang meminta kredit. Selain itu, optimasi pembiayaan internal oleh korporasi juga menjadi penyebab permasalahan. Suku bunga kredit yang masih relatif tinggi juga menjadi faktor yang membuat pelaku usaha ragu untuk meminjam.
Fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada September 2025 mencapai Rp2.374,8 triliun atau 22,54% dari plafon kredit yang tersedia. Peningkatan ini terjadi pada segmen korporasi dengan kontribusi utama dari sektor perdagangan, industri, dan pertambangan.
Selain itu, jenis kredit modal kerja juga menjadi penyumbang utama terhadap peningkatan undisbursed loan. Meskipun demikian, Perry Warjiyo tetap menegaskan pentingnya meningkatkan pertumbuhan kredit perbankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Menurut Perry, perlu ada upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha dan mengurangi suku bunga kredit. Dengan demikian, dapat meningkatkan kepercayaan pelaku usaha terhadap sistem perbankan dan memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.