Sulawesi Utara Siap Mencuri Papan Ekonomi, BI Dorong Kompetisi Melalui Patua-Wanua 2025
Joko Supratikto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) di Sulawesi Utara, menegaskan bahwa program Petani Unggulan Sulawesi Utara (Patua) dan Wirausaha Unggulan Sulawesi Utara (Wanua) memiliki tujuan meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Potensi yang dimiliki Sulut, seperti hasil laut kaya dan masyarakat yang bersemangat, harus didukung dengan penguatan kapasitas, kompetensi, dan inovasi untuk mencapai kemajuan ekonomi.
Sejak tahun 2020, program Patua dan Wanua bertujuan memberikan nilai tambah agar petani dan pelaku usaha tidak hanya produktif, tetapi juga kompetitif. BI menerapkan tiga strategi pengembangan UMKM, yaitu penguatan kelembagaan melalui sosialisasi sertifikasi halal dan koperasi, penguatan daya saing dengan pelatihan dan promosi perdagangan, serta peningkatan akses keuangan melalui "business matching" dengan perbankan.
Pada tahun 2025, peserta Patua-Wanua menjalani berbagai tahapan pengembangan, mulai dari open recruitment, assessment dan wawancara, bootcamp, kunjungan perusahaan, hingga pelatihan intensif dalam tiga tahap. Pelatihan mencakup praktik dan teori budidaya pertanian untuk Patua serta pembelajaran bisnis untuk Wanua.
Promosi produk UMKM dan hasil pertanian dilakukan melalui pameran seperti Road To Fesyar, Urban Economy Digifest di Manado, NSIF TIFF di Tomohon, Karya Kreatif Indonesia di Jakarta, Fesyar Kawasan Timur Indonesia di Pontianak, serta ISEF di Jakarta. Pameran pertanian GNPIP di Manado juga menjadi bagian dari upaya memperluas akses pasar dan mendorong kolaborasi serta inovasi.
Dengan demikian, Sulawesi Utara siap mencuri papan ekonomi, dengan program Patua-Wanua 2025 sebagai sarana untuk meningkatkan kemajuan daerah tersebut.
Joko Supratikto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) di Sulawesi Utara, menegaskan bahwa program Petani Unggulan Sulawesi Utara (Patua) dan Wirausaha Unggulan Sulawesi Utara (Wanua) memiliki tujuan meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Potensi yang dimiliki Sulut, seperti hasil laut kaya dan masyarakat yang bersemangat, harus didukung dengan penguatan kapasitas, kompetensi, dan inovasi untuk mencapai kemajuan ekonomi.
Sejak tahun 2020, program Patua dan Wanua bertujuan memberikan nilai tambah agar petani dan pelaku usaha tidak hanya produktif, tetapi juga kompetitif. BI menerapkan tiga strategi pengembangan UMKM, yaitu penguatan kelembagaan melalui sosialisasi sertifikasi halal dan koperasi, penguatan daya saing dengan pelatihan dan promosi perdagangan, serta peningkatan akses keuangan melalui "business matching" dengan perbankan.
Pada tahun 2025, peserta Patua-Wanua menjalani berbagai tahapan pengembangan, mulai dari open recruitment, assessment dan wawancara, bootcamp, kunjungan perusahaan, hingga pelatihan intensif dalam tiga tahap. Pelatihan mencakup praktik dan teori budidaya pertanian untuk Patua serta pembelajaran bisnis untuk Wanua.
Promosi produk UMKM dan hasil pertanian dilakukan melalui pameran seperti Road To Fesyar, Urban Economy Digifest di Manado, NSIF TIFF di Tomohon, Karya Kreatif Indonesia di Jakarta, Fesyar Kawasan Timur Indonesia di Pontianak, serta ISEF di Jakarta. Pameran pertanian GNPIP di Manado juga menjadi bagian dari upaya memperluas akses pasar dan mendorong kolaborasi serta inovasi.
Dengan demikian, Sulawesi Utara siap mencuri papan ekonomi, dengan program Patua-Wanua 2025 sebagai sarana untuk meningkatkan kemajuan daerah tersebut.