BGN Kembalikan Dana Rp70 Triliun ke Presiden karena Tak Terserap
Badan Gizi Nasional (BGN) telah mengembalikan dana Rp70 triliun kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, karena kemungkinan tidak terserap dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keputusan ini diambil oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana, setelah menilai bahwa hanya Rp99 triliun dari total anggaran sebesar Rp71 triliun dan dana standby Rp100 triliun telah terserap.
Dadan menjelaskan bahwa total anggaran yang dialokasikan untuk BGN adalah senilai Rp268 triliun, yang merupakan anggaran terbesar di kabinet. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan dana cadangan sebesar Rp67 triliun, sehingga total dukungan dalam APBN mencapai Rp335 triliun.
Dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang, setiap hari BGN akan menyalurkan dana sekitar Rp1,2 triliun. Namun, Dadan mengatakan bahwa angka ini mungkin setara dengan anggaran satu tahun penuh bagi kementerian lain, tetapi bagi BGN, itu adalah kebutuhan satu hari.
BGN juga menunjukkan kemajuan dalam pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang merupakan unit-unit penyedia layanan gizi bagi program MBG. Menurut Dadan, semua pelaksana lapangan adalah lulusan perguruan tinggi bergelar Sarjana Penggerak Pemuda Indonesia (SPPI).
Namun, proses pembangunan melalui mekanisme tender pemerintah kerap mengalami kendala, sehingga hanya 11.504 SPPG aktif di seluruh Indonesia, yang merupakan hasil kolaborasi dengan mitra-mitram.
Dalam kesimpulan, BGN berkomitmen untuk menyelesaikan program MBG dan meningkatkan dukungan pemerintah pada tahun depan.
Badan Gizi Nasional (BGN) telah mengembalikan dana Rp70 triliun kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, karena kemungkinan tidak terserap dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keputusan ini diambil oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana, setelah menilai bahwa hanya Rp99 triliun dari total anggaran sebesar Rp71 triliun dan dana standby Rp100 triliun telah terserap.
Dadan menjelaskan bahwa total anggaran yang dialokasikan untuk BGN adalah senilai Rp268 triliun, yang merupakan anggaran terbesar di kabinet. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan dana cadangan sebesar Rp67 triliun, sehingga total dukungan dalam APBN mencapai Rp335 triliun.
Dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang, setiap hari BGN akan menyalurkan dana sekitar Rp1,2 triliun. Namun, Dadan mengatakan bahwa angka ini mungkin setara dengan anggaran satu tahun penuh bagi kementerian lain, tetapi bagi BGN, itu adalah kebutuhan satu hari.
BGN juga menunjukkan kemajuan dalam pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang merupakan unit-unit penyedia layanan gizi bagi program MBG. Menurut Dadan, semua pelaksana lapangan adalah lulusan perguruan tinggi bergelar Sarjana Penggerak Pemuda Indonesia (SPPI).
Namun, proses pembangunan melalui mekanisme tender pemerintah kerap mengalami kendala, sehingga hanya 11.504 SPPG aktif di seluruh Indonesia, yang merupakan hasil kolaborasi dengan mitra-mitram.
Dalam kesimpulan, BGN berkomitmen untuk menyelesaikan program MBG dan meningkatkan dukungan pemerintah pada tahun depan.