Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, berjanji untuk melakukan evaluasi menyeluruh setelah insiden mobil Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menabrak puluhan siswa dan guru di SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Insiden tersebut terjadi saat kendaraan operasional BGN hendak melakukan distribusi makanan bergizi ke sekolah tersebut.
Pihak BGN akan mengkaji ulang mekanisme dan standar pengiriman makanan, termasuk kompetensi petugas yang bertugas di lapangan. "Ini adalah kejadian pertama dari operasi SPPG ini sudah sejak 24 Maret. Kita akan coba memperketat lagi terkait dengan pengiriman petugas ini," kata Dadan.
Dadan juga menjelaskan bahwa insiden tersebut memberikan dorongan bagi BGN untuk melengkapi juknis mereka agar lebih intens dalam perekrutten tenaga pengiriman makanan. "Jadi kejadian ini memberikan dorongan ke kami untuk melengkapi juknis kami agar lebih intens lagi dalam perekrutan tenaga pengiriman," terangnya.
Sementara itu, total ada 22 siswa yang terdampak, di mana tujuh di antaranya harus dirujuk ke Rumah Sakit Koja. "Ada total 22 korban, di mana ada tujuh yang dirujuk lebih lanjut ke Rumah Sakit Koja. Karena di Rumah Sakit Cilincing tidak ada dokter spesialis ortopedi," ungkap Dadan.
Kepala BGN juga menekankan pentingnya evaluasi untuk meningkatkan kualitas layanan yang disediakan oleh SPPG. "Ya itu setiap kali kejadian pasti akan ada evaluasi yang terkait dengan proses, prosedur di dalam juknis kami," lanjutnya.
Dengan demikian, BGN berjanji untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan memperbaiki pedoman teknis serta memperketat rekrutmen tenaga pengiriman makanan.
Pihak BGN akan mengkaji ulang mekanisme dan standar pengiriman makanan, termasuk kompetensi petugas yang bertugas di lapangan. "Ini adalah kejadian pertama dari operasi SPPG ini sudah sejak 24 Maret. Kita akan coba memperketat lagi terkait dengan pengiriman petugas ini," kata Dadan.
Dadan juga menjelaskan bahwa insiden tersebut memberikan dorongan bagi BGN untuk melengkapi juknis mereka agar lebih intens dalam perekrutten tenaga pengiriman makanan. "Jadi kejadian ini memberikan dorongan ke kami untuk melengkapi juknis kami agar lebih intens lagi dalam perekrutan tenaga pengiriman," terangnya.
Sementara itu, total ada 22 siswa yang terdampak, di mana tujuh di antaranya harus dirujuk ke Rumah Sakit Koja. "Ada total 22 korban, di mana ada tujuh yang dirujuk lebih lanjut ke Rumah Sakit Koja. Karena di Rumah Sakit Cilincing tidak ada dokter spesialis ortopedi," ungkap Dadan.
Kepala BGN juga menekankan pentingnya evaluasi untuk meningkatkan kualitas layanan yang disediakan oleh SPPG. "Ya itu setiap kali kejadian pasti akan ada evaluasi yang terkait dengan proses, prosedur di dalam juknis kami," lanjutnya.
Dengan demikian, BGN berjanji untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan memperbaiki pedoman teknis serta memperketat rekrutmen tenaga pengiriman makanan.