Jawabannya terletak pada penghentian kerja sama antara PSSI dengan Patrick Kluivert. Meskipun masih menyisakan pertanyaan apakah keputusan ini adalah hasil dari konflik dengan Erick Thohir, Ketua Umum PSSI atau dari kegagalan Kluivert sendiri dalam mengelola Timnas Indonesia.
Di bagian ini, Bung Kus menilai bahwa PSSI tidak memiliki visi yang jelas dan kurang memperhatikan kualitas kompetisi domestik serta pembinaan pemain lokal. Pemilihan pelatih berikutnya harus lebih bijak dan bertanggung jawab dengan mempertimbangkan kebutuhan timnas saat ini.
Di sisi lain, Rosnindar berpendapat bahwa penghentian kerja sama dengan Kluivert adalah langkah yang wajar. PSSI juga memiliki banyak waktu sebelum kualifikasi Piala Asia dan Piala Dunia untuk melakukan proses rekrutmen yang terbuka dan akuntabel.
Namun, Aun berpendapat bahwa penghentian ini lebih seperti "recovery" karena keputusan Kluivert tidak memberikan buah positif. Oleh karenanya, pemilihan pelatih berikutnya harus lebih hati-hati dan bijak dengan mempertimbangkan bagaimana pelatih baru dipilih.
Sementara itu, Bung Kus juga menekankan pentingnya PSSI untuk belajar dari pengalaman menunjukkan Kluivert di saat yang kurang tepat. Proses pemilihan harus lebih akuntabel dan tidak tergesa-gesa dalam menetapkan pelatih baru.
Dalam kesimpulan, keputusan penghentian kerja sama antara PSSI dengan Kluivert merupakan langkah penting dalam mencari solusi untuk meningkatkan kualitas Timnas Indonesia.
Di bagian ini, Bung Kus menilai bahwa PSSI tidak memiliki visi yang jelas dan kurang memperhatikan kualitas kompetisi domestik serta pembinaan pemain lokal. Pemilihan pelatih berikutnya harus lebih bijak dan bertanggung jawab dengan mempertimbangkan kebutuhan timnas saat ini.
Di sisi lain, Rosnindar berpendapat bahwa penghentian kerja sama dengan Kluivert adalah langkah yang wajar. PSSI juga memiliki banyak waktu sebelum kualifikasi Piala Asia dan Piala Dunia untuk melakukan proses rekrutmen yang terbuka dan akuntabel.
Namun, Aun berpendapat bahwa penghentian ini lebih seperti "recovery" karena keputusan Kluivert tidak memberikan buah positif. Oleh karenanya, pemilihan pelatih berikutnya harus lebih hati-hati dan bijak dengan mempertimbangkan bagaimana pelatih baru dipilih.
Sementara itu, Bung Kus juga menekankan pentingnya PSSI untuk belajar dari pengalaman menunjukkan Kluivert di saat yang kurang tepat. Proses pemilihan harus lebih akuntabel dan tidak tergesa-gesa dalam menetapkan pelatih baru.
Dalam kesimpulan, keputusan penghentian kerja sama antara PSSI dengan Kluivert merupakan langkah penting dalam mencari solusi untuk meningkatkan kualitas Timnas Indonesia.