Punggungan Pasir di Selatan Jawa Kian Terkikis, Apa yang Maksudnya?
Dalam beberapa tahun terakhir, penambangan pasir di pesisir selatan Jawa makin berat, menyebabkan kerusakan pada benteng alami penahan tsunami yang membentang di wilayah tersebut. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan bahwa struktur ini sangat penting dalam menahan kekuatan tsunami sebelum mencapai kawasan penduduk.
Punggungan pasir ini terbentuk ribuan tahun lalu dan berfungsi sebagai pelindung utama dari terjangan tsunami. Namun, karena penambangan yang tidak terkendali, struktur ini makin terkikis. Kerusakan ini bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi menyangkut keselamatan jutaan warga di sepanjang pesisir selatan Jawa.
Menurut Periset Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Eko Yulianto, kerusakan benteng alam ini sangat penting untuk menahan kekuatan tsunami sebelum mencapai kawasan penduduk. Dia juga menyebut bahwa struktur ini adalah ironi besar bagi Indonesia, karena negara lain harus mengeluarkan biaya fantastis untuk membangun pelindung buatan.
Jika Indonesia harus membuat struktur serupa, minimal Rp 14 triliun, setara 14 kali lipat anggaran BNPB 2025. Eko menegaskan bahwa menyelamatkan benteng alam tsunami bukan hanya soal menjaga lingkungan, tapi soal memastikan masa depan anak cucu kita tetap terjaga.
Punggungan pasir ini membentang sekitar 40 kilometer dan terletak di pesisir selatan Jawa, dari Kebumen hingga Cilacap. Permukiman di Kebumen dan Purworejo yang berada di atas punggungan dengan ketinggian lebih dari sembilan meter di atas permukaan laut relatif lebih aman dari tsunami berskala menengah.
Sementara itu, wilayah Cilacap yang hanya berada di ketinggian nol hingga empat meter lebih rentan karena berada langsung di dataran pantai modern. Kajian BRIN menunjukkan bahwa zona megathrust di selatan Jawa-Nusa Tenggara berpotensi memicu gempa besar hingga magnitudo 9,6 dengan siklus sekitar 675 tahun.
Dalam skenario tersebut, punggungan pasir menjadi penghalang pertama yang memperlambat dan mengurangi energi gelombang. Oleh karena itu, peringatan BRIN ini sangat penting untuk diambil serius oleh pemerintah dan masyarakat setempat.
Dalam beberapa tahun terakhir, penambangan pasir di pesisir selatan Jawa makin berat, menyebabkan kerusakan pada benteng alami penahan tsunami yang membentang di wilayah tersebut. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan bahwa struktur ini sangat penting dalam menahan kekuatan tsunami sebelum mencapai kawasan penduduk.
Punggungan pasir ini terbentuk ribuan tahun lalu dan berfungsi sebagai pelindung utama dari terjangan tsunami. Namun, karena penambangan yang tidak terkendali, struktur ini makin terkikis. Kerusakan ini bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi menyangkut keselamatan jutaan warga di sepanjang pesisir selatan Jawa.
Menurut Periset Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Eko Yulianto, kerusakan benteng alam ini sangat penting untuk menahan kekuatan tsunami sebelum mencapai kawasan penduduk. Dia juga menyebut bahwa struktur ini adalah ironi besar bagi Indonesia, karena negara lain harus mengeluarkan biaya fantastis untuk membangun pelindung buatan.
Jika Indonesia harus membuat struktur serupa, minimal Rp 14 triliun, setara 14 kali lipat anggaran BNPB 2025. Eko menegaskan bahwa menyelamatkan benteng alam tsunami bukan hanya soal menjaga lingkungan, tapi soal memastikan masa depan anak cucu kita tetap terjaga.
Punggungan pasir ini membentang sekitar 40 kilometer dan terletak di pesisir selatan Jawa, dari Kebumen hingga Cilacap. Permukiman di Kebumen dan Purworejo yang berada di atas punggungan dengan ketinggian lebih dari sembilan meter di atas permukaan laut relatif lebih aman dari tsunami berskala menengah.
Sementara itu, wilayah Cilacap yang hanya berada di ketinggian nol hingga empat meter lebih rentan karena berada langsung di dataran pantai modern. Kajian BRIN menunjukkan bahwa zona megathrust di selatan Jawa-Nusa Tenggara berpotensi memicu gempa besar hingga magnitudo 9,6 dengan siklus sekitar 675 tahun.
Dalam skenario tersebut, punggungan pasir menjadi penghalang pertama yang memperlambat dan mengurangi energi gelombang. Oleh karena itu, peringatan BRIN ini sangat penting untuk diambil serius oleh pemerintah dan masyarakat setempat.