Bencana banjir dan longsor di beberapa provinsi Sumatera merupakan bencana yang akan memperkuat kecemasan masyarakat. Menurut hasil riset dari Center of Economic and Law Studies (Celios), dampak kerugian ekonomi akibat banjir dan longsor di Sumatera pada bulan November tahun ini diperkirakan mencapai Rp68,67 triliun. Kerugian ini meliputi kerusakan rumah penduduk, kehilangan pendapatan keluarga, rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan serta gangguan produksi pertanian.
Provinsi yang paling terdampak adalah Aceh dengan kerugian Rp2,2 triliun, Sumatera Utara menderita kehilangan Rp2,07 triliun dan Sumatera Barat dipengaruhi oleh kerugian Rp2,01 triliun. Bencana ini juga menambah beban pajak bagi negara yang telah mengalami berbagai bencana dalam 15 tahun terakhir, termasuk gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, kebakaran dan banjir.
Pengalaman terbaik dari bencana penyumbang kerugian terbesar adalah tsunami di Aceh pada tahun 2004 dengan nilai kerugian Rp51,4 triliun. Bencana yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, kebakaran dan banjir.
Dalam rangka menghadapi risiko bencana alam, pemerintah telah menyediakan dana cadangan penanggulangan bencana di APBN. Rata-rata realisasi dana tersebut adalah sekitar Rp4,29 triliun per tahun.
Provinsi yang paling terdampak adalah Aceh dengan kerugian Rp2,2 triliun, Sumatera Utara menderita kehilangan Rp2,07 triliun dan Sumatera Barat dipengaruhi oleh kerugian Rp2,01 triliun. Bencana ini juga menambah beban pajak bagi negara yang telah mengalami berbagai bencana dalam 15 tahun terakhir, termasuk gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, kebakaran dan banjir.
Pengalaman terbaik dari bencana penyumbang kerugian terbesar adalah tsunami di Aceh pada tahun 2004 dengan nilai kerugian Rp51,4 triliun. Bencana yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, kebakaran dan banjir.
Dalam rangka menghadapi risiko bencana alam, pemerintah telah menyediakan dana cadangan penanggulangan bencana di APBN. Rata-rata realisasi dana tersebut adalah sekitar Rp4,29 triliun per tahun.