Bursa Efek Indonesia (BEI) meraih kesempatan untuk mendorong perusahaan-perusahaan BUMN melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia. Dalam upaya ini, BEI bekerja sama dengan Danantara Indonesia. Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, perusahaan-perusahaan tersebut diperlukan untuk membantu mendalami pasar di bursa.
Sayangnya, sampai saat ini belum ada perusahaan BUMN yang berada dalam pipeline IPO. "Saat ini, kalau teman-teman bertanya, belum ada," ujar Nyoman. Oleh karena itu, perlu dilakukan strategi untuk mempersiapkan diri dan mengantisipasi kebutuhan pasar di bursa.
IPO lighthouse company merupakan aksi IPO dengan kriteria kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun serta free float sebesar 15 persen. BEI telah menyatakan ada tiga perusahaan BUMN yang berada dalam pipeline akan menggelar IPO, terdiri dari dua perusahaan skala kecil dan lima perusahaan aset besar.
Menurut proyeksi Nyoman, mayoritas perusahaan tersebut akan melaksanakan IPO pada 2025. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mempersiapkan diri dan mengantisipasi kebutuhan pasar di bursa.
Sayangnya, sampai saat ini belum ada perusahaan BUMN yang berada dalam pipeline IPO. "Saat ini, kalau teman-teman bertanya, belum ada," ujar Nyoman. Oleh karena itu, perlu dilakukan strategi untuk mempersiapkan diri dan mengantisipasi kebutuhan pasar di bursa.
IPO lighthouse company merupakan aksi IPO dengan kriteria kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun serta free float sebesar 15 persen. BEI telah menyatakan ada tiga perusahaan BUMN yang berada dalam pipeline akan menggelar IPO, terdiri dari dua perusahaan skala kecil dan lima perusahaan aset besar.
Menurut proyeksi Nyoman, mayoritas perusahaan tersebut akan melaksanakan IPO pada 2025. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mempersiapkan diri dan mengantisipasi kebutuhan pasar di bursa.