Bedah tulang belakang telah menjadi pilihan utama bagi pasien yang mengalami kondisi yang mempengaruhi struktur tulang belakang, seperti saraf terjepit atau instabilitas tulang belakang. Namun, proses bedah ini masih memiliki potensi risiko cedera dan keselamatan pasien.
Seiring kemajuan teknologi medis, akurasi dan keselamatan pasien menjadi prioritas utama dalam tindakan operasi. Salah satu teknologi baru yang membantu meningkatkan presisi dan minimisasi cedera pada kasus bedah saraf adalah Spinal Neuronavigation.
Teknologi ini bekerja seperti sistem GPS intraoperatif, memetakan anatomi pasien secara real-time dalam tiga dimensi (3D). Dengan bantuan teknologi ini, dokter dapat "melihat" struktur di balik tulang tanpa harus melakukan pembukaan otot yang lebar. Identifikasi batas tulang menjadi lebih jelas dan dapat menentukan seberapa banyak tulang lamina yang harus diangkat untuk membebaskan saraf tanpa mengganggu stabilitas tulang belakang.
Penurunan risiko cedera iatrogenic hingga pendarahan sangat signifikan dengan menggunakan teknologi neuronavigasi. Instrumen bedah dapat dilacak pergerakanannya di layar monitor dengan akurasi sub-milimeter, sehingga dapat menghindari terjadinya kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Seiring kemajuan teknologi medis, akurasi dan keselamatan pasien menjadi prioritas utama dalam tindakan operasi. Salah satu teknologi baru yang membantu meningkatkan presisi dan minimisasi cedera pada kasus bedah saraf adalah Spinal Neuronavigation.
Teknologi ini bekerja seperti sistem GPS intraoperatif, memetakan anatomi pasien secara real-time dalam tiga dimensi (3D). Dengan bantuan teknologi ini, dokter dapat "melihat" struktur di balik tulang tanpa harus melakukan pembukaan otot yang lebar. Identifikasi batas tulang menjadi lebih jelas dan dapat menentukan seberapa banyak tulang lamina yang harus diangkat untuk membebaskan saraf tanpa mengganggu stabilitas tulang belakang.
Penurunan risiko cedera iatrogenic hingga pendarahan sangat signifikan dengan menggunakan teknologi neuronavigasi. Instrumen bedah dapat dilacak pergerakanannya di layar monitor dengan akurasi sub-milimeter, sehingga dapat menghindari terjadinya kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.