pixeltembok
New member
Gelombang Aksi "Piknik" di DPR RI: Masyarakat Menuntut Kebenaran dan Keadilan
Hari ini, beberapa ribu massa menggelar aksi demonstrasi unjuk rasa bertajuk "piknik" di depan gedung MPR/DPR Republik Indonesia. Aksi yang digelar sore tadi dengan nuansa santai dan menyenangkan itu ternyata tidak seperti apa yang tampak pada permukaannya. Di balik suasana yang damai, massa mengekspresikan ketidakpuasan dan kekecewaan mereka terhadap pemerintah dan aparat penegak hukum.
Ketua BEM UI, Atan Zayyid Sulthan Rahman, menyatakan bahwa aksi ini bukan sekedar "piknik" biasa. Mereka membawa tiga tuntutan utama yang ingin mereka sampaikan kepada pemerintah dan masyarakat luas.
Pertama, massa mengecam segala tindakan represifitas yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Mereka mengkritik bahwa polisi telah melanggar hak asasi manusia dengan melakukan penegakan hukum yang tidak adil dan tidak proporsional. "Hari ini kami masih melihat represifitas-represifitas dan juga upaya-upaya kriminalisasi yang masih terus berkembang," kata Atan.
Kedua, massa meminta tahanan terkait kericuhan yang terjadi beberapa waktu lalu agar dibebaskan. Mereka yakin bahwa penahanan ini adalah hasil dari pemerintah yang takut dengan kebebasan berpendapat dan keadilan.
Ketiga, massa menuntut pemerintah untuk mendengarkan aspirasi dan tuntutan mereka. "Kami ingin menekankan kepada pemerintah, kepada seluruh stakeholders yang hari ini kami undang juga dalam rapat pendapat warga untuk mendengarkan aspirasi dan tuntutan," kata Atan.
Massa juga menyoroti penangkapan beberapa aktivis yang mereka anggap tidak adil. "Itu bagi kami adalah suatu bentuk upaya pelemahan demokrasi di Indonesia," ungkapnya.
Dalam aksi ini, massa tidak hanya mengungkapkan tuntutan dan aspirasinya tetapi juga menunjukkan kepeduliannya terhadap demokrasi dan keadilan. Mereka berharap bahwa pemerintah akan mendengarkan dan memperhatikan aspirasi mereka sehingga dapat menciptakan suasana demokratis yang sebenarnya di Indonesia.
Pantauan detikcom menunjukkan bahwa aksi ini sangat sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat dalam. Massa yang hadir tampak mengikuti setiap wahana yang disediakan dengan antusias. Wahana seperti kolam pemancingan ikan mainan dan memasang kutek gratis menjadi salah satu cara untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap demokrasi.
Dalam kesimpulan, aksi "piknik" di DPR RI hari ini tidak sekedar sebagai aksi demonstrasi biasa. Mereka membawa tuntutan dan aspirasi yang ingin disampaikan kepada pemerintah dan masyarakat luas untuk menciptakan suasana demokratis yang sebenarnya di Indonesia.
Hari ini, beberapa ribu massa menggelar aksi demonstrasi unjuk rasa bertajuk "piknik" di depan gedung MPR/DPR Republik Indonesia. Aksi yang digelar sore tadi dengan nuansa santai dan menyenangkan itu ternyata tidak seperti apa yang tampak pada permukaannya. Di balik suasana yang damai, massa mengekspresikan ketidakpuasan dan kekecewaan mereka terhadap pemerintah dan aparat penegak hukum.
Ketua BEM UI, Atan Zayyid Sulthan Rahman, menyatakan bahwa aksi ini bukan sekedar "piknik" biasa. Mereka membawa tiga tuntutan utama yang ingin mereka sampaikan kepada pemerintah dan masyarakat luas.
Pertama, massa mengecam segala tindakan represifitas yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Mereka mengkritik bahwa polisi telah melanggar hak asasi manusia dengan melakukan penegakan hukum yang tidak adil dan tidak proporsional. "Hari ini kami masih melihat represifitas-represifitas dan juga upaya-upaya kriminalisasi yang masih terus berkembang," kata Atan.
Kedua, massa meminta tahanan terkait kericuhan yang terjadi beberapa waktu lalu agar dibebaskan. Mereka yakin bahwa penahanan ini adalah hasil dari pemerintah yang takut dengan kebebasan berpendapat dan keadilan.
Ketiga, massa menuntut pemerintah untuk mendengarkan aspirasi dan tuntutan mereka. "Kami ingin menekankan kepada pemerintah, kepada seluruh stakeholders yang hari ini kami undang juga dalam rapat pendapat warga untuk mendengarkan aspirasi dan tuntutan," kata Atan.
Massa juga menyoroti penangkapan beberapa aktivis yang mereka anggap tidak adil. "Itu bagi kami adalah suatu bentuk upaya pelemahan demokrasi di Indonesia," ungkapnya.
Dalam aksi ini, massa tidak hanya mengungkapkan tuntutan dan aspirasinya tetapi juga menunjukkan kepeduliannya terhadap demokrasi dan keadilan. Mereka berharap bahwa pemerintah akan mendengarkan dan memperhatikan aspirasi mereka sehingga dapat menciptakan suasana demokratis yang sebenarnya di Indonesia.
Pantauan detikcom menunjukkan bahwa aksi ini sangat sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat dalam. Massa yang hadir tampak mengikuti setiap wahana yang disediakan dengan antusias. Wahana seperti kolam pemancingan ikan mainan dan memasang kutek gratis menjadi salah satu cara untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap demokrasi.
Dalam kesimpulan, aksi "piknik" di DPR RI hari ini tidak sekedar sebagai aksi demonstrasi biasa. Mereka membawa tuntutan dan aspirasi yang ingin disampaikan kepada pemerintah dan masyarakat luas untuk menciptakan suasana demokratis yang sebenarnya di Indonesia.