Baru 24,9 Persen UMKM yang Go Digital, Pelatihan Konten Disebut Bisa Dongkrak Penjualan Berkali-kali Lipat

Maaf banget aja, kalau perlu lagi di diskusi tentang tingkat adopsi digital UMKM. Aku rasa pelatihan berbasis konten itu penting banget! Kalau aku sederhana, pelatihan yang bikin kita bisa membuat konten sesuai dengan kebutuhan pasar, itu akan membuat beda. Kita gak perlu ribet banget lagi mencari informasi tentang cara digital, karena ini kan udah ada di Indonesia, deh!

Aku pikir pemerintah harus fokus pada pelatihan yang bikin kita bisa menghasilkan konten yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Karena kalau kita punya konten yang bagus, maka pelanggan pasti akan datang banyak! Dan aku rasa ini juga bikin UMKM kita lebih kompetitif di pasar internasional.

Tapi, aku tahu ada kekurangan dalam hal ini, yaitu biaya pelatihan. Aku pikir pemerintah harus mencari cara untuk membuat biaya pelatihan menjadi lebih terjangkau bagi UMKM. Mungkin bisa dengan memberikan bantuan dana atau sumber daya lainnya untuk membantu mereka. Karena kalau kita tidak ada dukungan yang cukup, maka UMKM kita akan kesulitan dalam menanggapi kebutuhan pelatihan digital. πŸ€”πŸ’»
 
Gak terkejam, ya! Tingkat adopsi digital masih jauh di bawah kebutuhan. UMKM yang belum punya website atau media sosial sama sekali, ayo ikuti jaman ya! Tapi, kalau kita lihat keadaan pelatihan berbasis konten, aku rasa itu bikin perbedaan. Karena banyak pelatihan ini yang fokus pada bagaimana membuat konten yang menarik dan efektif di media sosial, sih.

Tapi, ada satu hal lagi, yaitu biaya pelatihan ini. Gak semua UMKM bisa mampi bayangkan biaya tersebut, loh! Jadi, gak jarang aku lihat UMKM yang belum punya website atau media sosial karena tidak mau berinvestasi pada dirinya sendiri. Aku rasa solusi di sini adalah jika pemerintah atau lembaga swatama bisa memberikan bantuan biaya atau s sponsor untuk UMKM yang ingin bergabung dengan digital. Dengan demikian, semua bisa ikuti jaman dan menikmati keuntungan yang ada di dunia digital ini πŸ“ˆπŸ’»
 
Gak sepenuhnya setuju dengan laporan ini 😐. Saya pikir pelatihan berbasis konten untuk meningkatkan adopsi digital UMKM itu gampang-gan. Karena banyak yang udah terlihat hasilnya di media sosial, jadi kenapa ga bisa diturunkan ke lapangan? πŸ€”

Tapi, aku rasa ada hal lain yang perlu diperhatikan. Ada kalanya pelatihan bikin UMKM semakin teka-teki gitu, dan itu bikin kita lebih malas ikut lakukan πŸ˜…. Kita udah sibuk banget dengan apa-apaan, jadi gini perlu ada sistem yang simpler, aja nanti kita bisa fokus ke aspek lain.

Dan yang bikinku frustrasi, adalah banyaknya yang mengatakan pelatihan itu bisa membuat UMKM "Digital" πŸ˜’. Aku rasa itu tidak wajar. Kita harus tetap jujur apa yang kita lakukan dan apa yang kita miliki. Jangan seperti kita terus berbohong kepada diri sendiri dan orang lain πŸ™ˆ.

Kita harus lebih fokus pada hal-hal yang sebenarnya penting, seperti bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas produk dan layanan kita, sehingga masyarakat bisa mempercayai kita lebih 😊.
 
Kalau mau ngadopsi digital UMKM kok masih banyak yang nggak ada konten apa-apa... keren banget itu pelatihan berbasis konten, bikin UMKMnya ngeliat dan serius. Tapi kalau punya ide dan konsep, tapi nggak tahu cara menunjukkannya, kayaknya perlu pelatihan yang lebih menyeluruh. Misalnya, ada yang paham apa itu SEO, bagaimana membuat konten yang menarik, dan bagaimana memasarkan diri di media sosial. Kalau UMKMnya sudah punya itu, tapi nggak tahu caranya, pelatihan berbasis konten kayaknya sangat bermanfaat...
 
ada yang pikir tingkat adopsi digital UMKM ini makin baik karena pelatihan berbasis konten bikin perbedaannya? tapi apa benar-bener ada perubahan? banyak sekali yang belajar online tapi masih gampang banget untuk diaplikasikan. aku yakin banyak UMKM yang belajar contoh-contoh online, tapi masih sulit untuk mencari orang yang mau membeli produknya. dan pelatihan berbasis konten itu nggak cukup untuk memahami bagaimana cara bisnis di dunia nyata. aku ragu-ragu apakah ini hanya permainan waktu atau sebenarnya ada keberhasilan?
 
Gue pikir adegan ini agak mengecewakan ya, kalo aja pelatihan berbasis konten itu ada juga masih banyak yang nggak mau terhubung dengan teknologi. Tapi, gue juga paham kalau ada banyak hal yang perlu diperbaiki di sini. Pelatihan digital untuk UMKM sebenarnya sudah ada lama, tapi masih banyak yang belum bisa menggunakannya dengan baik.

Gue setuju bahwa pelatihan berbasis konten bisa membuat perbedaan, tapi gue ragu kalau ini tidak akan bisa mencapai tingkat adopsi yang diharapkan. Karena, kalo nggak ada contoh nyata dan bahan ajar yang lebih menarik, siapa lagi yang mau belajar? Gue harap pemerintah atau organisasi terkait bisa membuat pelatihan ini lebih hidup dan interactif, agar UMKM bisa langsung melihat keuntungan dari menggunakan teknologi digital.
 
Aku rasa masih banyak UMKM kecil yang belum bisa jaga kompetitifitas di pasar digital. Mereka harus lebih serius dalam mengadopsi teknologi dan membuat strategi marketing yang tepat. Pelatihan berbasis konten memang bisa membantu, tapi biar efisien, pelatihan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan UMKM secara spesifik. Jangan cuma-cuma memberi pelatihan aja, giliran juga UMKM harus mau belajar dan terbuka dengan teknologi baru. Aku melihat beberapa UMKM sudah berhasil mengubah diri menjadi lebih digital, tapi masih banyak yang belum. Biar mereka bisa maju, ada perlu usaha keras dari pihak UMKM sendiri, bukan hanya sekedar dipelatihan. πŸ˜ŠπŸ’»
 
OMG NGGA, PAKAI NEMU KALAU UMKM DI INDO SUDAH DAPAT Akses INTERNET ALA APA? MAU TINGKAT ADOPSION DIGITAL DEH, SUDAH BANYAK YANG MASUK KE BESAR TAPI MANGGA TIDAK PERLU BISI. SIKAT LAH PEMAKAI OTOMASISASI. UMKM PERLU MAKIN Cerdas DENGAN TEKNOLOGI NYA, JADI CALON PELESTRIAN. NEMU KALAU UMKM SUDAH BIKIN STRATEJI PELATIHAN BERBASIS KONTEN, NGGA ACHAR. SUDAH BANYAK YANG SUDAH TULIS BLOG NYA JUGA MAU MEMBuat VLOG. TAPI PAKE MAKIN SERIOS DENGAN TEKNOLOGI INI, UMKM MANGGA LEBUR KE HAMPTON KOT!
 
Gak jelas kenapa masih banyak kaya UMKM yang belum jaga presisi online. Kalau mau bersaing di era digital ini, harusnya bisa mengakui tingkat adopsi digital mereka. Yang bikin perbedaan adalah pelatihan berbasis konten yang serius dan tidak cuma sekedar seminar biasa aja. UMKM harus fokus pada meningkatkan kemampuan penggunaan teknologi, misalnya online marketing yang efektif, manajemen akun media sosial, hingga membuat konten yang menarik.

Tapi, kalau pelatihan hanya sekedar cerita tanpa praktek nyata, apa gunanya? UMKM harus merasa nyaman dan percaya diri saat menggunakan teknologi. Jangan cuma sekedar dipaksa atau diperbolehkan untuk mengikuti training aja. Dibutuhkan contoh yang bisa mereka lakukan sendiri. Misalnya, ada platform online yang bisa mereka gunakan untuk mempromosikan produknya sendiri. Kalau nggak ada, mungkin pelatihan itu tidak efektif.
 
Aku rasa pelatihan berbasis konten untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) digital masih jauh dari yang seharusnya. Aku lihat banyak UMKM yang sudah memiliki bisnis online, tapi mereka tidak tahu cara memasarkan diri mereka dengan baik. Mereka hanya fokus pada membuat produk atau jasa mereka saja, tanpa memperhatikan bagaimana cara mempromosikannya ke pasar.

Aku pikir pelatihan berbasis konten bisa membantu, tapi masih ada yang kurang. Pelatihan yang baik harus memberikan pengetahuan yang tepat, bukan hanya tentang cara mengoperasikan platform online. Mereka harus belajar bagaimana membuat konten yang menarik, bagaimana melakukan pemasaran efektif, dan bagaimana memahami data analitik untuk meningkatkan bisnis mereka.

Aku yakin jika UMKM-UMKM digital mendapatkan pelatihan yang lebih baik, mereka bisa meningkatkan penjualan dan bisnis mereka. Aku harap pemerintah dan lembaga yang terkait bisa membantu meningkatkan kualitas pelatihan ini, sehingga UMKM-UMKM digital bisa menjadi lebih kompetitif di pasar online.
 
I don’t usually comment but... aku pikir tingkat adopsi digital UMKM masih jauh dari idealnya. padahal banyak yang mengatakan bahwa teknologi semakin mudah akses dan murah sehingga bisa membantu UMKM meningkatkan bisnisnya.

tapi, aku punya kesan bahwa pelatihan berbasis konten yang di tawarkan oleh pemerintah masih kurang efektif. aku melihat banyak UMKM yang tidak mau mencoba digitalisasi karena khawatir akan kehilangan konsumen lama atau kesulitan memahami teknologi.

tapi, aku juga lihat ada beberapa contoh UMKM yang berhasil menggunakan digitalisasi dan meningkatkan bisnisnya. seperti UMKM kuliner yang menggunakan media sosial untuk menampilkan hidangannya dan bisa lebih banyak lagi pelanggan.

jadi, aku rasa pemerintah harus terus meningkatkan program pelatihan berbasis konten sehingga UMKM bisa lebih mudah dipahami dan diaplikasikan.
 
aku rasa tingkat adopsi digital UMKM di Indonesia masih terlalu rendah banget 🀯. kalau mau tahu sih banyak pelatihan dan workshop tentang digital marketing sudah ada sejak beberapa tahun ini, tapi sebagian besar UMKM ga punya kemampuan untuk mengikuti atau mengadaptasinya. contohnya aja kayaknya sih ada program digitalisasi bisnis yang goon di Jawa Barat, tapi banyak UMKM di kota kecil malah masih pakai metode lama dan tidak ada kemauan untuk berubah πŸ™…β€β™‚οΈ.

tapi apa yang bikin perbedaan ya? kayaknya sih ada pelatihan digital yang berkualitas, misalnya seperti pelatihan konten berbasis video atau podcast. kalau UMKM di kota kecil ga punya kemampuan untuk membuat konten seperti itu, tapi justru banyak pelatihan yang menekankan tentang bagaimana cara membuat konten viral πŸ“Ή. kayaknya sih perlu ada pelatihan yang lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan UMKM di kota kecil, bukan hanya sekedar "digitalisasi" aja πŸ’‘.
 
Makasih ya kabar ini... aku pikir ada yang salah sama gila di Indonesia banget. Apalagi kalau kita lihat tingkat adopsi digital UMKM masih kalah dengan negara-negara lain... seperti Cina atau Korea. Aku rasa pemerintah harus serius lagi dalam membuat strategi untuk meningkatkan adopsi digital di kalangan UMKM. Mereka harus memberikan bantuan yang lebih banyak dan pastikan pelatihan mereka itu tidak cuma ngasih teori aja, tapi juga praktis.

Aku ingat ketika aku masih belajar bisnis, aku tidak memiliki uang untuk membayar biaya pelatihan yang mahal. Jadi, aku pakai online tutorial dan sumber daya bebas. Tapi kalau UMKM di Indonesia harus membayar biaya pelatihan yang mahal itu? Aku rasa itu tidak adem. Mereka harus lebih fokus pada memberikan layanan yang tepat bagi mereka.
 
Saya pikir kayak gini, kalau kita punya banyak sumber daya tapi tetep ada masalah adopsi digital, itu artinya sistem tidak baik atau kurang fokus pada kebutuhan UMKM. Bayangkan aja, UMKM yang punya bisnis kecil-kecilan ini harus mengadopsi teknologi yang canggih tapi masih banyak yang gagal. Pelatihan berbasis konten kayaknya penting banget, tapi apa jadi sumber daya itu? Berapa biayanya? Bagaimana kualitasnya? Saya ragu-ragu kayak gini. Mungkin perlu ada peninjauan ulang dari pihak yang bertanggung jawab supaya tidak ada lagi masalah seperti ini.
 
πŸ€” Udah kebetulan nggak sih apa ada yang terus bingung dengan permasalahan adopsi digital di kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)? πŸ™„ Nah, ternyata masih banyak masalah. Sekarang udah ada pelatihan berbasis konten, tapi masih banyak yang kalah. πŸ€• Maksudnya, pelatihan itu bagus sekali, tapi apa sih kalau tidak semua orang bisa menggunakannya? πŸ€”

Aku pikir perlu ada solusi yang lebih baik lagi, tapi aku nggak punya ide sama sekali πŸ˜…. Tapi aku pikir pasti salah satu jalan adalah kita harus lebih banyak berbagi pengalaman dan kejadian di kalangan UMKM itu sendiri. Karena apa sih kalau kita tidak bisa belajar dari kesalahan yang sudah ada? πŸ€·β€β™‚οΈ Kita harus saling bantu, saling berbagi cerita, nggak? 😊
 
Kurangnya adopsi digital UMKM ini bikin kita penasaran. Mungkin kalau ada pelatihan yang lebih seru dan bermanfaat, lebih banyak UMKM yang mau mencoba. Tapi, aku rasa masih ada kekurangan di dalam pelatihan itu juga. Contohnya, siapa nanti aja yang bikin konten? Apa saja yang harus dibahas? Kalau tidak ada orang yang sudah berpengalaman, gampang saja kontennya jadi cerita-cerita yang sama dan kalah menarik dengan pesaing.

Aku pikir lebih baik kalau ada program yang membantu UMKM membuat konten sendiri, kayaknya lebih konsisten dan efektif. Tapi, aku juga tahu kalau banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum program itu bisa diluncurkan, seperti biaya, waktu, dan sumber daya. Mungkin kalau ada kerjasama antara pemerintah dan lembaga-lembaga teknologi, bisa bikin semua hal ini jadi lebih mudah dan efisien.
 
Aku pikir tingkat adopsi digital di kalangan UMKM masih punya banyak kekurangan. Kalau mau punya perusahaan yang sukses, mereka harus mau belajar dan beradaptasi dengan teknologi. Tapi ternyata masih banyak yang belum bisa menggunakan platform digital dengan baik πŸ€”.

Saya pikir pelatihan berbasis konten memang perlu dilakukan untuk membantu UMKM meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi. Tapi, aku rasa ini harus dilakukan secara lebih menyeluruh, bukan hanya beberapa orang yang berpengaruh. Kita perlu membuat sistem pelatihan yang lebih mudah diakses dan tidak terlalu mahal πŸ€‘.

Selain itu, juga perlu ada standar yang jelas tentang bagaimana cara menggunakan teknologi digital dengan baik. Jadi, UMKM bisa lebih mudah menemukan sumber daya yang tepat dan tidak salah informasi 😊. Kita harus bekerja sama untuk membantu UMKM meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi, sehingga mereka bisa bersaing di pasar global 🌎.
 
Maksudnya tingkat adopsi digital UMKM masih nggak optimis kan? Saya rasa perlu ada upaya yang lebih serius lagi untuk mendukung mereka. Sudah lama kami di sini, tapi masih banyak yang nggak bisa menggunakan teknologi dengan baik. Pelatihan berbasis konten itu agak penting ya, tapi perlu juga ada fasilitas yang lebih fleksibel dan terjangkau, ya? Kalau tidak maka akan sulit untuk mereka ikuti.

Saya pikir pemerintah sudah lama berbicara tentang hal ini, tapi masih belum ada hasil yang signifikan. Mungkin perlu ada kerja sama antar stakeholders, seperti DUKMUL dan Kementerian Komunikasi, supaya bisa membuat program yang lebih efektif lagi. Saya harap bisa melihat perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan, ya?
 
Hehe, aku rasa nggak masuk akal sih... masih banyak UMKM yang belum bisa menerapkan teknologi digital dengan baik. Mereka harus lebih serius dalam belajar cara menggunakan internet, buat website, dan media sosial. Kalau gini, mereka aja bakal jadi korban dari kompetitor lain yang sudah modern.

Tapi, aku setuju banget dengar kalau pelatihan berbasis konten bisa membuat perbedaan. Karena, banyak UMKM yang hanya memilih untuk belajar cara menerapkan teknologi digital tanpa memberikan waktu dan usaha yang cukup. Mereka harus lebih fokus dalam belajar cara membuat konten yang bagus, seperti video, foto, dan artikel, agar bisa menarik perhatian pelanggan.

Aku harap giliran UMKM kecil-kecilan untuk mendapatkan peluang dalam teknologi digital ini. Karena, itu akan membuat mereka lebih kompetitif di pasar. Hehe, kalau nggak, aku rasa nanti semua yang masih sibuk dengan cara lama akan tertinggal.
 
kembali
Top