Mandiri Terus Menunjukkan Optimisme Bisnis Lewat Pembelian Saham Sendiri, Dukung Kinerja Tangguh.
Dalam laporan keuangan terbaru, Bank Mandiri menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang kuat. Perusahaan ini berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan kinerja selama 9 bulan pertama tahun 2025 dengan meningkatnya pendapatan non-bunga yang lebih stabil dan solid.
Novita Widya Anggraini, Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, menjelaskan bahwa pertumbuhan laba tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan non-bunga (fee-based income) yang terus menguat hingga menjadi kontribusi utama terhadap total pendapatan.
Dalam strategi untuk memperkuat fundamental keuangan, Bank Mandiri berfokus pada diversifikasi sumber pendapatan dan efisiensi biaya. Penguasaan digital banking juga menjadi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan. Super app Livin' dan super platform KOPRA dikenal sebagai pendorong utama peningkatan fee-based income secara konsisten.
Selain itu, bank ini juga memperluas sumber pendapatan yang bersifat berulang untuk memastikan kesambungan profitabilitas di tengah perubahan dinamika ekonomi. Fungsi intermediasi Bank Mandiri tetap solid dengan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat hingga Rp 1,764 triliun dan Rp 1,884 triliun masing-masing.
Dalam mengekspresikan kemampuan perseroan menjaga kesimbangan antara ekspansi bisnis dan prinsip kehati-hatian, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Mandiri diperkirakan berada di level 1,03% di September 2025.
Dukungan ini kemudian menjadi landasan bagi pelaksanaan program pembelian kembali saham atau buyback yang telah disetujui dalam RUPS Maret 2025. Aksi korporasi ini menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap fundamental perusahaan dan prospek jangka panjang industri perbankan nasional.
Selain itu, program pembelian kembali saham juga dimaksudkan untuk memperkuat nilai pemegang saham serta menjadi langkah konsistensi dalam menjaga keseimbangan tata kelola dan keberlanjutan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.
Dalam laporan keuangan terbaru, Bank Mandiri menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang kuat. Perusahaan ini berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan kinerja selama 9 bulan pertama tahun 2025 dengan meningkatnya pendapatan non-bunga yang lebih stabil dan solid.
Novita Widya Anggraini, Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, menjelaskan bahwa pertumbuhan laba tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan non-bunga (fee-based income) yang terus menguat hingga menjadi kontribusi utama terhadap total pendapatan.
Dalam strategi untuk memperkuat fundamental keuangan, Bank Mandiri berfokus pada diversifikasi sumber pendapatan dan efisiensi biaya. Penguasaan digital banking juga menjadi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan. Super app Livin' dan super platform KOPRA dikenal sebagai pendorong utama peningkatan fee-based income secara konsisten.
Selain itu, bank ini juga memperluas sumber pendapatan yang bersifat berulang untuk memastikan kesambungan profitabilitas di tengah perubahan dinamika ekonomi. Fungsi intermediasi Bank Mandiri tetap solid dengan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat hingga Rp 1,764 triliun dan Rp 1,884 triliun masing-masing.
Dalam mengekspresikan kemampuan perseroan menjaga kesimbangan antara ekspansi bisnis dan prinsip kehati-hatian, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Mandiri diperkirakan berada di level 1,03% di September 2025.
Dukungan ini kemudian menjadi landasan bagi pelaksanaan program pembelian kembali saham atau buyback yang telah disetujui dalam RUPS Maret 2025. Aksi korporasi ini menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap fundamental perusahaan dan prospek jangka panjang industri perbankan nasional.
Selain itu, program pembelian kembali saham juga dimaksudkan untuk memperkuat nilai pemegang saham serta menjadi langkah konsistensi dalam menjaga keseimbangan tata kelola dan keberlanjutan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.