Banjir Kembali Rendam Jalan Pidie Jaya-Bireuen, Warga Diimbau Menunda Perjalanan
Dua kali saja banjir telah menghantam wilayah Kabupaten Pidie Jaya-Bireuen di Aceh. Hujan deras yang mengguyur daerah tersebut menyebabkan air keluar dari saluran pembuangan dan melanda kembali jalan-jalan di area itu.
Menurut Murthalamuddin, Jurubicara Posko Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Aceh, warga yang tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya menunda perjalanan mereka untuk sementara waktu. "Kami mohon masyarakat yang tidak memiliki keperluan mendesak agar menunda dulu perjalanannya," ujar Murthalamuddin.
Banjir ini telah menutupi badan jalan, terutama pada jalur utama yang menghubungkan Pidie Jaya dan Bireuen. Kondisi tersebut sangat berisiko bagi pengendara karena ketinggian air di beberapa titik rawan telah meningkat signifikan dengan arus yang cukup kuat.
Kekhawatiran Murthalamuddin terfokus pada kemungkinan terjadinya kemacetan parah atau insiden kecelakaan jika kendaraan tetap memaksakan diri melintasi genangan air, terutama pada malam hari atau dini hari. "Petugas kami terus bersiaga. Kami akan memberikan pembaruan situasi secepatnya. Untuk saat ini, prioritas adalah keselamatan, jadi jangan ambil risiko," tambah Murthalamuddin.
Koordinasi dengan instansi terkait terus dilakukan untuk memantau ketinggian air secara berkala dan memasang rambu peringatan di titik-titik yang paling parah terdampak.
Dua kali saja banjir telah menghantam wilayah Kabupaten Pidie Jaya-Bireuen di Aceh. Hujan deras yang mengguyur daerah tersebut menyebabkan air keluar dari saluran pembuangan dan melanda kembali jalan-jalan di area itu.
Menurut Murthalamuddin, Jurubicara Posko Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Aceh, warga yang tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya menunda perjalanan mereka untuk sementara waktu. "Kami mohon masyarakat yang tidak memiliki keperluan mendesak agar menunda dulu perjalanannya," ujar Murthalamuddin.
Banjir ini telah menutupi badan jalan, terutama pada jalur utama yang menghubungkan Pidie Jaya dan Bireuen. Kondisi tersebut sangat berisiko bagi pengendara karena ketinggian air di beberapa titik rawan telah meningkat signifikan dengan arus yang cukup kuat.
Kekhawatiran Murthalamuddin terfokus pada kemungkinan terjadinya kemacetan parah atau insiden kecelakaan jika kendaraan tetap memaksakan diri melintasi genangan air, terutama pada malam hari atau dini hari. "Petugas kami terus bersiaga. Kami akan memberikan pembaruan situasi secepatnya. Untuk saat ini, prioritas adalah keselamatan, jadi jangan ambil risiko," tambah Murthalamuddin.
Koordinasi dengan instansi terkait terus dilakukan untuk memantau ketinggian air secara berkala dan memasang rambu peringatan di titik-titik yang paling parah terdampak.