Banyak warga di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat terkena dampak banjir yang melanda daerah tersebut beberapa hari ini. Menurut data yang diberikan oleh Pemkab Padang Pariaman, total 10.575 warga dari 3.450 rumah terdampak banjir. Satu dari mereka tidak diketahui apakah masih hidup atau tidak.
Bupati Padang Pariaman mengatakan bahwa sekitar 2.968 korban dipaksa dievakuasi ke tempat yang telah disediakan oleh pemerintah setempat. Selain itu, Pemkab juga mendirikan dapur umum dan membuka layanan kesehatan di daerah terdampak.
Banjir ini mempengaruhi 11 dari 17 kecamatan di Padang Pariaman, dengan Kecamatan Ulakan Tapakis menjadi yang terparah. Banjir disebabkan oleh meluapnya sungai-sungai seperti Batang Anai, Batang Tapakih, dan Sungai Batang Ulakan akibat tingginya curah hujan.
Selain kerugian jiwa, banjir juga merusak infrastruktur. Enam unit fasilitas ibadah dan satu unit fasilitas pendidikan terendam, sementara 17 rumah rusak, 13 rumah hanyut, dan tiga fasilitas pendidikan mengalami kerusakan. Ladang dan sawah petani juga turut terdampak.
Pemkab Padang Pariaman mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan sebab cuaca ekstrem masih melanda wilayah tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau memperingatkan potensi cuaca ekstrem hingga 29 November 2025, terkait bibit siklon tropis 95B di Selat Malaka yang mempengaruhi Sumbar.
Bupati Padang Pariaman mengatakan bahwa sekitar 2.968 korban dipaksa dievakuasi ke tempat yang telah disediakan oleh pemerintah setempat. Selain itu, Pemkab juga mendirikan dapur umum dan membuka layanan kesehatan di daerah terdampak.
Banjir ini mempengaruhi 11 dari 17 kecamatan di Padang Pariaman, dengan Kecamatan Ulakan Tapakis menjadi yang terparah. Banjir disebabkan oleh meluapnya sungai-sungai seperti Batang Anai, Batang Tapakih, dan Sungai Batang Ulakan akibat tingginya curah hujan.
Selain kerugian jiwa, banjir juga merusak infrastruktur. Enam unit fasilitas ibadah dan satu unit fasilitas pendidikan terendam, sementara 17 rumah rusak, 13 rumah hanyut, dan tiga fasilitas pendidikan mengalami kerusakan. Ladang dan sawah petani juga turut terdampak.
Pemkab Padang Pariaman mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan sebab cuaca ekstrem masih melanda wilayah tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau memperingatkan potensi cuaca ekstrem hingga 29 November 2025, terkait bibit siklon tropis 95B di Selat Malaka yang mempengaruhi Sumbar.