Bencana banjir dan longsor di Sumut masih semakin parah, korban meninggal dunia mencapai 62 orang. Menurut Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, total kejadian yang dipetakan adalah 214 untuk banjir, 135 untuk tanah longsor, 16 untuk pohon tumbang dan 2 untuk angin puting beliung.
Dari total korban, 62 orang meninggal dunia, luka berat 13 orang, luka ringan 82 orang, serta 65 orang masih belum ditemukan atau masih dalam pencarian. Sementara itu, sebanyak 9.845 orang terdampak masih mengungsi di lokasi yang telah disediakan.
Wilayah yang paling terdampak adalah Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Nias, Padangsidimpuan, Langkat, Nias Selatan, Serdangbedagai, Medan, Deliserdang, Tanah Karo, Tebingtinggi, Batubara, dan Binjai.
Polda Sumut bergerak cepat merespons tingginya intensitas curah hujan yang memicu banjir, tanah longsor, pohon tumbang hingga angin puting beliung di berbagai wilayah sejak 24 hingga 27 November lalu. Paling banyak korban tercatat di wilayah Polres Sibolga, Tapsel dan Humbahas.
Dari total korban, 62 orang meninggal dunia, luka berat 13 orang, luka ringan 82 orang, serta 65 orang masih belum ditemukan atau masih dalam pencarian. Sementara itu, sebanyak 9.845 orang terdampak masih mengungsi di lokasi yang telah disediakan.
Wilayah yang paling terdampak adalah Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Nias, Padangsidimpuan, Langkat, Nias Selatan, Serdangbedagai, Medan, Deliserdang, Tanah Karo, Tebingtinggi, Batubara, dan Binjai.
Polda Sumut bergerak cepat merespons tingginya intensitas curah hujan yang memicu banjir, tanah longsor, pohon tumbang hingga angin puting beliung di berbagai wilayah sejak 24 hingga 27 November lalu. Paling banyak korban tercatat di wilayah Polres Sibolga, Tapsel dan Humbahas.