Gaya Kepemimpinan Prabowo Dikibarkan sebagai Model untuk Membantu Negeri Menghadapi Tantangan Global
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bergantilah ke dewan, kemudian muncul Prabowo Subianto yang sekarang menjadi Presiden baru ini. Berbagai analis politik memprediksi bahwa gaya kepemimpinan Prabowo akan berpengaruh dalam menentukan arah pemerintahan di masa depan.
Bamsoet, seorang tokoh politik yang sering memberikan pendapatnya tentang politik Indonesia, mengatakan bahwa gaya kepemimpinan Presiden Prabowo bisa menjadi model bagi Indonesia untuk hadapi tantangan global. "Gaya kepemimpinannya harus dinilai sebagai contoh bagaimana sebuah negara dapat beradaptasi dengan kondisi yang sangat sulit," katanya.
Menurut Bamsoet, gaya kepemimpinan Presiden Prabowo memiliki beberapa keunikan. Pada awalnya, dia bersikap ekstrem, bahkan mengatakan bahwa ia akan menyelesaikan masalah dengan 'darah'. Namun, setelah menjadi presiden, dia berubah menjadi pemimpin yang lebih sabar dan bijaksana.
"Gaya kepemimpinannya sebenarnya masih di bawah kontrol, ia belajar untuk mengelola perasaan dan pikirannya agar dapat membuat keputusan yang tepat," katanya.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bergantilah ke dewan, kemudian muncul Prabowo Subianto yang sekarang menjadi Presiden baru ini. Berbagai analis politik memprediksi bahwa gaya kepemimpinan Prabowo akan berpengaruh dalam menentukan arah pemerintahan di masa depan.
Bamsoet, seorang tokoh politik yang sering memberikan pendapatnya tentang politik Indonesia, mengatakan bahwa gaya kepemimpinan Presiden Prabowo bisa menjadi model bagi Indonesia untuk hadapi tantangan global. "Gaya kepemimpinannya harus dinilai sebagai contoh bagaimana sebuah negara dapat beradaptasi dengan kondisi yang sangat sulit," katanya.
Menurut Bamsoet, gaya kepemimpinan Presiden Prabowo memiliki beberapa keunikan. Pada awalnya, dia bersikap ekstrem, bahkan mengatakan bahwa ia akan menyelesaikan masalah dengan 'darah'. Namun, setelah menjadi presiden, dia berubah menjadi pemimpin yang lebih sabar dan bijaksana.
"Gaya kepemimpinannya sebenarnya masih di bawah kontrol, ia belajar untuk mengelola perasaan dan pikirannya agar dapat membuat keputusan yang tepat," katanya.