Balenciaga Bikin Jaket Ruas dengan Harga Rp16 Juta, Ludes Terjual!
Rumah mode mewah Balenciaga memicu perdebatan di dunia fashion kembali. Merek asal Prancis ini merilis "Destroyed Jacket", jaket compang-camping seharga US$950 atau sekitar Rp16 juta. Jaket itu tampak seperti habis dipakai di tengah bencana, namun terjual habis hanya dalam 24 jam.
Ternyata, desainnya dianggap jenius oleh beberapa orang dan berani menantang konsep estetika tradisional. "Kemewahan dalam kekacauan" adalah filosofi Balenciaga yang ditampilkan dalam jaket ini. Namun, banyak juga yang menilainya sebagai bentuk sampah mewah alias garbage couture.
Balenciaga menjual kekacauan sebagai gaya hidup? Mencuri dari orang miskin lalu menjualnya seharga US$950 itu kapitalisme level dewa. Gelombang pro dan kontra jaket ini semakin populer, bahkan membuat beberapa komentar viral di X.
Meski banyak yang menertawakan, langkah Balenciaga dianggap menang secara pemasaran. Merek ini memanfaatkan kekacauan dan kemarahan publik sebagai bahan bakar eksposur. Di era di mana quiet luxury mulai tergeser oleh loud irony, merek ini memaksimalkan kekacauan itu untuk menarik perhatian.
Banyak pembeli yang tidak sekadar membeli pakaian, tapi membeli percakapan di dunia maya. Mereka membeli jaket demi sensasi internet, sebagai meme, karya performatif, atau investasi viral. "Mereka tidak sekedar membeli pakaian, tapi membeli kekacauan itu sendiri," kata pengamat mode.
Jaket ini menjadi representasi terbaru dari filosofi Balenciaga tentang kemewahan dalam kekacauan. Namun, apakah itu benar-benar "jajak" atau hanya sekedar main?
Rumah mode mewah Balenciaga memicu perdebatan di dunia fashion kembali. Merek asal Prancis ini merilis "Destroyed Jacket", jaket compang-camping seharga US$950 atau sekitar Rp16 juta. Jaket itu tampak seperti habis dipakai di tengah bencana, namun terjual habis hanya dalam 24 jam.
Ternyata, desainnya dianggap jenius oleh beberapa orang dan berani menantang konsep estetika tradisional. "Kemewahan dalam kekacauan" adalah filosofi Balenciaga yang ditampilkan dalam jaket ini. Namun, banyak juga yang menilainya sebagai bentuk sampah mewah alias garbage couture.
Balenciaga menjual kekacauan sebagai gaya hidup? Mencuri dari orang miskin lalu menjualnya seharga US$950 itu kapitalisme level dewa. Gelombang pro dan kontra jaket ini semakin populer, bahkan membuat beberapa komentar viral di X.
Meski banyak yang menertawakan, langkah Balenciaga dianggap menang secara pemasaran. Merek ini memanfaatkan kekacauan dan kemarahan publik sebagai bahan bakar eksposur. Di era di mana quiet luxury mulai tergeser oleh loud irony, merek ini memaksimalkan kekacauan itu untuk menarik perhatian.
Banyak pembeli yang tidak sekadar membeli pakaian, tapi membeli percakapan di dunia maya. Mereka membeli jaket demi sensasi internet, sebagai meme, karya performatif, atau investasi viral. "Mereka tidak sekedar membeli pakaian, tapi membeli kekacauan itu sendiri," kata pengamat mode.
Jaket ini menjadi representasi terbaru dari filosofi Balenciaga tentang kemewahan dalam kekacauan. Namun, apakah itu benar-benar "jajak" atau hanya sekedar main?