IHSG Merah, Investor Panik! Muncul Isu Perubahan Pajak MSCI
Hari ini, Senin (27/10/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjepit dalam rentang 7.959,17-8.354,67 hingga pukul 11.30 WIB. Lebih dari 500 saham turun, dan pasar kehilangan kapitalisasi Rp 639 triliun dalam hitungan menit.
Mengutip Refinitiv, semua sektor berada di zona merah, dengan indeks ambruk ditarik oleh beberapa saham konglomerat. Emiten Sinar Mas, Dian Swastatika Sentosa (DSSA) kontribusi -30,12 indeks poin. Sedangkan Prajogo Pangestu menyeret indeks sebesar -61,78 indeks poin.
Investor dan Analis menilai bahwa munculnya isu perubahan pajak MSCI sebagai penyebab dari kejadian ini. Namun, yang menjadi pertanyaan apakah investor benar-benar kaget oleh informasi tersebut atau hanya memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh margin.
Analisis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan bahwa saham konglomerat semakin ditinggalkan, sedangkan yang lain hanya ikut terseret. Penurunan ini sangat besar dan cepat, mengejutkan karena baru ATH dan sentimen risk on yang kuat di regional maupun global.
Lukman memperkirakan ada kemungkinan besar investor shifting ke indeks regional lainnya, bukan lari dari saham konglomerat. Ia menyebutkan bahwa ekspektasi meredam tensi dagang China-AS bisa meredam saham spekulatif dan mendukung saham-saham bluechip yang memiliki fundamental yang jauh lebih baik.
Sementara itu, bursa di Asia-Pasifik menunjukkan tanda-tanda positif. Indeks Nikkei 225 berhasil menembus level 50.000 untuk pertama kalinya pada hari Senin (27/10/2025), setelah pelaku pasar menyambut baik kemajuan perundingan dagang AS-Tiongkok dan momentum kuat dari Wall Street.
Kospi di Korea Selatan naik 1,72%, Shanghai naik 1,04%, dan Hang Seng di Hong Kong meleset lebih dari 1% atau tepatnya 1,02% ke level 26.427,34.
Hari ini, Senin (27/10/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjepit dalam rentang 7.959,17-8.354,67 hingga pukul 11.30 WIB. Lebih dari 500 saham turun, dan pasar kehilangan kapitalisasi Rp 639 triliun dalam hitungan menit.
Mengutip Refinitiv, semua sektor berada di zona merah, dengan indeks ambruk ditarik oleh beberapa saham konglomerat. Emiten Sinar Mas, Dian Swastatika Sentosa (DSSA) kontribusi -30,12 indeks poin. Sedangkan Prajogo Pangestu menyeret indeks sebesar -61,78 indeks poin.
Investor dan Analis menilai bahwa munculnya isu perubahan pajak MSCI sebagai penyebab dari kejadian ini. Namun, yang menjadi pertanyaan apakah investor benar-benar kaget oleh informasi tersebut atau hanya memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh margin.
Analisis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan bahwa saham konglomerat semakin ditinggalkan, sedangkan yang lain hanya ikut terseret. Penurunan ini sangat besar dan cepat, mengejutkan karena baru ATH dan sentimen risk on yang kuat di regional maupun global.
Lukman memperkirakan ada kemungkinan besar investor shifting ke indeks regional lainnya, bukan lari dari saham konglomerat. Ia menyebutkan bahwa ekspektasi meredam tensi dagang China-AS bisa meredam saham spekulatif dan mendukung saham-saham bluechip yang memiliki fundamental yang jauh lebih baik.
Sementara itu, bursa di Asia-Pasifik menunjukkan tanda-tanda positif. Indeks Nikkei 225 berhasil menembus level 50.000 untuk pertama kalinya pada hari Senin (27/10/2025), setelah pelaku pasar menyambut baik kemajuan perundingan dagang AS-Tiongkok dan momentum kuat dari Wall Street.
Kospi di Korea Selatan naik 1,72%, Shanghai naik 1,04%, dan Hang Seng di Hong Kong meleset lebih dari 1% atau tepatnya 1,02% ke level 26.427,34.