Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, menjelaskan bahwa proyek gas Blok Masela di Tanimbar, Maluku, akan memasuki tahap lelang EPC (Engineering, Procurement and Construction) yang ditargetkan pada tahun 2026. Proyek ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang berlokasi di wilayah timur Indonesia.
Dikutip dari keterangan pers yang diberikan Bahlil, lelang EPC akan dimulai setelah pengerjaan tahap front-end engineering and design (FEED) atau desain rekayasa teknis selesai. Inpex Masela, operator proyek, telah mengumumkan pengerjaan FEED pada Agustus 2025.
Bahlil menuturkan bahwa lifting dari proyek gas raksasa ini diharapkan bisa berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto. "Kalau EPC ini sudah selesai, maka insyaAllah lifting kita akan bisa kita kejar sesuai dengan target apa yang menjadi harapan Bapak Presiden," kata Bahlil.
Proyek Abadi Blok Masela diperkirakan mencapai volume produksi tahunan 10,5 juta ton setara LNG, serta memproduksi sekitar 35 ribu barel kondensat per hari. Proyek ini berharap memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi di wilayah timur Indonesia dan mendukung pencapaian target nasional untuk mencapai net zero emisi CO2 pada tahun 2060.
Sementara itu, proyek ini juga ditetapkan hingga 15 November 2055 dengan jangka waktu PSC (Production Sharing Contract) yang berlangsung selama 28 tahun. Blok Masela berlokasi sekitar 170-180 km di sebelah barat daya Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Dikutip dari keterangan pers yang diberikan Bahlil, lelang EPC akan dimulai setelah pengerjaan tahap front-end engineering and design (FEED) atau desain rekayasa teknis selesai. Inpex Masela, operator proyek, telah mengumumkan pengerjaan FEED pada Agustus 2025.
Bahlil menuturkan bahwa lifting dari proyek gas raksasa ini diharapkan bisa berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto. "Kalau EPC ini sudah selesai, maka insyaAllah lifting kita akan bisa kita kejar sesuai dengan target apa yang menjadi harapan Bapak Presiden," kata Bahlil.
Proyek Abadi Blok Masela diperkirakan mencapai volume produksi tahunan 10,5 juta ton setara LNG, serta memproduksi sekitar 35 ribu barel kondensat per hari. Proyek ini berharap memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi di wilayah timur Indonesia dan mendukung pencapaian target nasional untuk mencapai net zero emisi CO2 pada tahun 2060.
Sementara itu, proyek ini juga ditetapkan hingga 15 November 2055 dengan jangka waktu PSC (Production Sharing Contract) yang berlangsung selama 28 tahun. Blok Masela berlokasi sekitar 170-180 km di sebelah barat daya Kabupaten Kepulauan Tanimbar.