Presiden Prabowo Subianto Tegaskan Ambisi untuk Mengurangi Ketergantungan pada BBAS
Jakarta, 20 Februari 2025 - Dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sumber daya energi di Indonesia, Presiden Joko Widodo melanjutkan ambisinya untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil. Hal ini dituangkan dalam kebijakan baru yang menargetkan peningkatan penggunaan batu bara sebagai alternatif pengganti LPG (Liquefied Petroleum Gas) di berbagai sektor.
Menurut informasi yang diterimanya, Presiden Prabowo Subianto secara resmi meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengembangkan strategi pengelolaan batu bara menjadi andalan di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia berharap dapat meningkatkan pendapatan dari ekspor batu bara hingga mencapai 50 juta ton per tahun.
Sementara itu, Menteri ESDM, Ignatius Malaulu, menekankan bahwa pemerintah telah mempersiapkan layanan dan infrastruktur yang optimal untuk mendukung peningkatan penggunaan batu bara. "Kita tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga on boarding konsumen dalam mengelola penggunaan batu bara lebih efisien," katanya.
Bahkan, perusahaan-perusahaan besar seperti Adaro Energy dan Bumi Resources dipercaya akan menjadi pemain utama dalam implementasi kebijakan baru ini. Mereka diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan batu bara untuk mencapai target pemerintah.
Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan harga komoditas internasional dan semakin kuatnya perubahan iklim telah membuat pemerintah Indonesia menegaskan kepentingannya dalam mengelola sumber daya energi secara berkelanjutan.
Jakarta, 20 Februari 2025 - Dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sumber daya energi di Indonesia, Presiden Joko Widodo melanjutkan ambisinya untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil. Hal ini dituangkan dalam kebijakan baru yang menargetkan peningkatan penggunaan batu bara sebagai alternatif pengganti LPG (Liquefied Petroleum Gas) di berbagai sektor.
Menurut informasi yang diterimanya, Presiden Prabowo Subianto secara resmi meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengembangkan strategi pengelolaan batu bara menjadi andalan di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia berharap dapat meningkatkan pendapatan dari ekspor batu bara hingga mencapai 50 juta ton per tahun.
Sementara itu, Menteri ESDM, Ignatius Malaulu, menekankan bahwa pemerintah telah mempersiapkan layanan dan infrastruktur yang optimal untuk mendukung peningkatan penggunaan batu bara. "Kita tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga on boarding konsumen dalam mengelola penggunaan batu bara lebih efisien," katanya.
Bahkan, perusahaan-perusahaan besar seperti Adaro Energy dan Bumi Resources dipercaya akan menjadi pemain utama dalam implementasi kebijakan baru ini. Mereka diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan batu bara untuk mencapai target pemerintah.
Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan harga komoditas internasional dan semakin kuatnya perubahan iklim telah membuat pemerintah Indonesia menegaskan kepentingannya dalam mengelola sumber daya energi secara berkelanjutan.